Contoh Cerpen Horor Pendek dan Analisis Unsur Intrinsik

Contoh cerita cerpen horor pendek berikut sudah dilengkapi dengan analisis. Meski tidak panjang tapi lumayan sekedar untuk bahan belajar kita dalam menganalisa sebuah karya sastra khususnya cerpen. 


Contoh Cerpen Horor Pendek dan Analisis Unsur Intrinsik
Contoh Analisis Cerpen Singkat Bertema Horor
Paling tidak dengan tambahan pembahasan khusus tersebut kita bisa melihat lebih jauh tentang karya yang dimaksud. 

Jadi kita bisa menangkap lebih rinci mengenai pesan dan juga keindahan dari cerpen ini. Yang ini termasuk dalam kategori cerpen horor singkat dimana ceritanya tidak lebih dari dua lembar kertas folio. 

Dijamin anda tidak akan letih membaca karya tersebut dan lagi cerita yang disuguhkan juga cukup bagus kok. 

Judulnya “si penjaga kubur”, jadi mungkin ceritanya tentang kejadian mistis yang dialami oleh penjaga kuburan tersebut, siapa yang tahu coba?

Penasaran deh pokoknya kalau tidak baca sendiri. Kalau anda sangat suka membaca kisah-kisah misteri maka cerpen ini sangat cocok. Menakutkan, menegangkan, pokoknya semua rasa campur menjadi satu seperti gado-gado, mulai lebai deh.

Sekedar bocoran saja, cerpen lengkap dengan tema ini mengisahkan kejadian yang dialami oleh seseorang yang sedang dalam perjalanan untuk liburan yaitu bernama pak Hartono. 

Pak Hartono inilah yang mengalami kejadian yang menakutkan dan menegangkan, seperti apa lebih baik dibaca saja kisah selengkapnya berikut.

Si Penjaga Kubur
Cerpen Horor Pendek

Pada suatu ketika aku dan keluarga hendak berlibur ke Bali, namun nasib buruk menimpa kami, karena di tengah perjalanan ban mobil kami kempes. 

Dan yang lebih apes lagi, kempes diwaktu malam hari sekitar jam 03:00 dini hari.Aku pun menghubungi salah seorang pembantuku untuk mengirimkan sebuah ban serep yang ada di rumah. 

Namun pembantuku tidak bisa mengantarkan malam ini karena tidak ada kendaraan. Dan dia pun berkata bahwa pagi hari baru bisa ban tersebut diantarkan.

Kami pun tidak tahu harus berbuat apalagi karena kami berada di tengah perkebunan dan jauh dari permukiman. Aku pun berjalan ke depan dan berharap ada permukiman warga. 

Namun sudah 300 meter aku berjalan belum juga ku dapati pemukiman warga satu pun. Setelah aku berjalan lagi sekitar 100 meter, sampailah aku di makam umum.

Bulu kudukku terasa sedikit merinding tertiup angin yang begitu menusuk tulang. Sementara di depan makam aku melihat sesosok pria tua memakai peci dan batik, lengkap dengan sarung yang membungkus kakinya. Dia sedang duduk tanpa sebuah penerangan sedikitpun.

Aku pun mendekatinya dan bertanya kepadanya,”Maaf pak sedang apa bapak disini?”. Pria tua tersebut berkata,”Aku adalah penjaga kuburan ini”. Aku,”Hah!!!!!! Penjaga kubur, juru kunci kali ya?,” ungkapku sambil sedikit gugub.

Pria tua tersebut tidak berkata apa-apa dan hanya menganggukan kepala. Aku pun kembali bertanya,”Pak kira-kira permukiman warga masih jauh enggak ya?”. Pria tua tersebut berkata,”Itu permukiman”, ucapnya sambil menunjuk ke arah depan.

Aku pun terkaget-kaget setelah pria tersebut menunjuk ke arah depan, karena sebelum aku menghampiri pria tersebut tidak ada satu pun permukiman di dekat kuburan ini. 

Namun setelah pria tua tersebut menunjuk kearah depan kenapa ada permukiman dan sebuah pasar lengkap dengan orang yang berjualan.

Namun aku tidak menghiraukan hal tersebut aku pun hanya berkata dalam hati,”Mungkin aku yang kurang memperhatikan dan sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal tersebut." 

"Ada baiknya sekarang aku beli minuman dan makanan untuk mengganjal perutku yang sudah kelaparan, sembari menunggu bantuan di pagi hari datang”.

Aku pun bergegas menuju pasar malam tersebut. Suasana begitu ramai dan meriah para pedagang yang menjajakan barang dagangannya. 

Akhirnya setelah sekejab aku berkeliling untuk memilih makanan, akhirnya pilihanku jatuh untuk membeli sebuah pecel, makanan khas Jawa.

Aku,”Ibu beli pecelnya 3 bungkus ya buk”. Ibu tersebut menjawab,”Iya”,sembari menyiapkan pecel tersebut.

Setelah pecel tersebut selesai dibuat, sang penjual pun memberikan pecel tersebut kepadaku. Aku pun mencari gorengan sebagai lauk serta air untuk mengobati rasa hausku. 

Setelah berbelanja di pasar malam tersebut, aku pun kembali kepada keluargaku yang sudah tertidur di mobil kempes.

Sesampainya aku di mobil aku membangunkan anak dan istriku. Aku,”Hey bangun, ini ayah bawa makanan”. Istriku terbangun dan berkata,”Ayah dari mana saja si dari tadi ?”.

Aku,”Ayah dari pasar, beli makanan”. Istriku,”Emang ada pasar di tengah kebun seperti ini”, merasa tidak percaya. Aku,”Ada kira-kira 400 meter dari sini”.

Istriku terdiam dengan sedikit tidak percaya. Aku,”Udah enggak usah dipikirin, sekarang mending mama makan bareng-bareng”.

Aku dan anakku pun mengambil bungkusan pecel tersebut, sementara istriku masih tidak percaya ada sebuah pasar di tempat seperti ini. 

Aku pun menyuruhnya untuk segera mengambil bungkusan pecel tersebut. Dan akhirnya dia pun mengambilnya.

Kami pun mulai melepas karet yang terikat dalam bungusan pecel tersebut, dan kami pun membukanya. 

Setelah kami membuka bungkusan pecel kami dikagetkan oleh isi bungkusan pecel tersebut, pasalnya karena isi bungkusan tersebut bukan pecel lagi tetapi belatung, kalajengking, dan ular. Kami pun langsung membuang bungkusan tersebut keluar.

Sementara itu aku mengecek gorangan dan air mineral yang aku beli di pasar tersebut. Ternyata gorengan yang aku beli pun berubah menjadi ulat dan kalajengking. 

Sementara airnya berubah warna menjadi sedikit kekuningan dan berbau seperti bau kencing manusia. Aku pun langsung membuangnya.

Di tengah ketegangan kami, pagi pun menjelang, sementara aku masih tidak habis pikir tentang kejadian tadi malam. 

Aku pun memutuskan untuk mendatangi pasar tersebut dengan ditemani istri dan anakku. Setelah aku sampai di lokasi tersebut yang ku lihat hanya sebuah makan yang tadi malam ku jumpai.

Sementara itu aku tidak melihat satu pun tenda-tenda dan lampu yang di gunakan para pedagang di pasar tadi malam. 

Aku pun berkata,”Berarti ayah dikerjain setan dong bu”, ucapku pada istriku. ”Ayah si malam-malam keluyuran di pinggir kuburan kayak gitu”, jawabnya ketus.

--- oOo ---

Terkejut ya? Ya, siapa sangka ceritanya seperti itu, tapi cukup menarik juga bukan? Iya dong, disini memang banyak sekali kisah-kisah singkat yang diangkat dari inspirasi kejadian sehari-hari di dunia nyata. 

Nah, kalau untuk kisah di atas tidak jelas apakah dari kejadian nyata atau hanya imajinasi si penulis saja.

Lalu adakah hikmah yang bisa kita petik dari kejadian yang ada dalam cerita tersebut, apa pesan moral yang ingin disampaikan penulis? 

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai karya tersebut tentu akan lebih baik jika dilakukan analisa cerpen lebih dulu. Berbicara mengenai analisa, berikut sudah disiapkan sedikit untuk anda.

Analisis Cerpen Si Penjaga Kubur
Analisis Unsur Intrinsik Cerpen

A. Tema
Apakah tema dalam cerpen di atas? Kalau berbicara mengenai tema maka bisa dilihat bahwa cerita cerpen di atas menggunakan tema horor, petualangan, dimana para tokoh dalam cerita di atas mengalami kejadian mistis ketika mengadakan perjalanan ke lokasi liburan. 

Adanya tema ini dapat dilihat dari urutan kejadian yang digambarkan. Suasana horor dapat dirasakan dari awal sampai akhir kisah.

B. Tokoh dan Penokohan
Dalam cerpen di atas ada tiga tokoh sentral yang diperankan yaitu tokoh aku, istri dan pak tua. Tokoh aku berperan sebagai tokoh kunci atau tokoh utama dalam cerita di atas. 

Tokoh aku merupakan tokoh protagonis yang memiliki sifat bertanggung jawab dan tidak mudah panik. Hal itu bisa dilihat dari bagaimana cara dia menangani dan menghadapi masalah yang terjadi.

Tokoh kedua adalah pak tua yang merupakan tokoh antagonis yang terlibat konflik langsung dengan tokoh utama. 

Pak tua inilah yang menghidupkan sebuah konflik dalam cerita cerpen di atas. Sedangkan sang istri menjadi tokoh penengah yang perannya kurang begitu sentral.

Dalam menggambarkan penokohan sifat atau watak tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan cara dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau tingkah laku si tokoh dalam cerita tersebut.

C. Alur (Plot)
Kita tahu bahwa alur adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam cerpen ini penulis menggunakan alur maju. 

Penulis menceritakan jalan cerita secara urut dari awal mereka berangkat liburan, melintasi daerah yang tidak dikenal, mengalami pecah ban dan puncak masalahnya menghadapi kejadian mistis. 

Hingga akhirnya masalah terselesaikan, penulis kemudian memberikan sentuhan akhir cerita yang berakhir cukup bahagia.

D. Setting (Latar)
Ada tiga setting yang bisa dilihat dalam karya di atas yaitu tempat, waktu dan suasana. Latar tempat yang diambil dalam cerpen ini adalah di tengah perkebunan jauh dari pemukiman, latar waktu yaitu malam hari sampai dini hari (malam hari sekitar jam 03:00 dini hari) dengan latar suasana yang menegangkan dan menakutkan.

E. Sudut pandang pengarang (Point of view)
Sudut pandang yang digunakan oleh pengarang pada cerita ini adalah sudut pandang orang pertama tunggal. 

Penulis dalam cerpen berjudul “penjaga kubur” di atas menempatkan dirinya sebagai orang pertama dalam cerita tersebut yaitu tokoh “aku”.

F. Amanat (Moral value)
Amanat yang bisa diambil dari cerpen di atas adalah bahwa dalam keadaan apapun sebaiknya kita harus selalu berhati-hati, apalagi dalam sebuah perjalanan dan didaerah atau tempat yang tdiak dikenal.

Ketika mengalami masalah di malam hari apalagi dalam perjalanan hendaknya tidak gampang percaya pada orang asing. Kita juga sebaiknya mempelajari daerah sekitar dengan lebih baik agar tidak timbul masalah.

Demikianlah sedikit analisa untuk karya cerpen kali ini. Semoga saja cerpen dan analisisnya yang sudah dibagikan di atas bisa bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkan. 

Semoga cerita di atas bisa menjadi hiburan sekaligus menjadi bahan belajar bagi pembaca. Mari tinggalkan cerpen di atas dan kita lanjut saja ke beberapa cerpen lain dibagian bawah.

Back To Top