Naskah Drama Cerita Asal Usul Danau Toba - berbicara mengenai asal muasal tentu saja akan sangat dekat dengan kisah yang ada turun temurun di masyarakat. Salah satu kisah seperti itu adalah cerita tentang awal mula terjadinya sebuah danau yang sudah cukup terkenal yaitu danau toba. Anda tahu bukan danau yang satu ini, pasti dong.
Pastinya, karena kita berbicara mengenai danau toba maka naskah teks drama ini pasti akan berisi kisah tersebut.
Ya, naskah drama 3 orang pemain ini memang secara khusus dikembangkan dari kisah cerita rakyat tersebut.
Tujuannya tentu hanya untuk bahan referensi dan media pembelajaran bagi adik-adik pelajar yang sedang belajar drama.
Karena hanya terdiri dari 3 orang pemain maka naskah ini bisa dikatakan cukup pendek. Tetapi meski begitu, naskah ini juga dapat dikembangkan lebih jauh dan disesuaikan lagi dengan kebutuhan rekan pelajar semua.
Misalnya, jika ingin, naskah ini juga bisa dibuat lucu dan lebih menarik. Agar lebih jelas silahkan baca langsung drama berikut.
Cerita Asal Mula Danau Toba
Naskah Drama 3 Orang Pemain
Para Tokoh Pemain
1) Petani
2) Ikan
3) Anak
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini.
Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,
Petani : “Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini, untuku makan siang nanti dan juga sore hari”.
Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara.
Ikan : “Tolong jangan makan aku”.
Petani:”Kau ikan bagaimana bisa kau bicara”.
Ikan:”Itu bisa aku ceritakan asalkan kau tidak memakanku”.
Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
Petani :”Siapa kau?”
Ikan : “Aku adalah seorang putri yang dikutuk menjadi ikan”.
Petani : #$@*
Ikan : “Terimakasih kau telah membebaskanku, sebagai imbalanya aku bersedia untuk kau jadikan istri”.
Petani : “Aku setuju”.
Ikan : “Tapi ada satu syarat”.
Petani : “Apa itu?”
Ikan : “Kau tidak boleh menceritakan kepada siapapun tentang asal usulku. Jika kau melanggarnya akan terjadi peteka yang dahsyat”.
Petani : “Baiklah kalau cuma itu syarat yang kau berikan kepadaku, aku akan memenuhi syarat itu untukmu”.
Setelah beberapa lama mereka menikah, sepasang suami istri akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang.
Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Anak:”Ayah, ibu, aku lapar sekali tolong berikan makanan kepadaku”.
Ayah:”Bukannya kau baru makan nak”.
Ibu:”Jatah ibu kan sudah kau makan juga nak”.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja.
Ibu (yang tidak lain adalah putri ikan) :”Anakku, maukah kamu mengantarkan makanan ini ke sawah dimana ayahmu sedang bekerja”.
Anak :”Iya bu”.
Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan telah dilahab habis olehnya, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug.
Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah.
Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya.
Petani : “Hay …! Bangun(Mengoyangkan badan anaknya dengan kedua tangannya)”.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. Ternyata makananya sudah habis dimakan oleh anaknya.
Petani : “Mana makan siang ayah yang dititipkan ibumu ..?”.
Anak : “Sudah habis ku makan yah”.
Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. Yang mengatakan bahwa dia anak ikan. Petani telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Petani :”Apa..! mengapa kau memakanya!, kau tidak tahu ayah dari tadi menunggumu sambil menahan lapar dan haus, sekarang malah jatah makan ayah kau makan, dasar anak ikan.!”.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras.
Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
---Tamat---