Belajar Bisnis Kartu Ucapan, Cerpen Kewirausahaan

Berikut tambahan untuk cerpen kewirausahaan - Melengkapi berbagai contoh cerita yang sudah ada kali ini akan kita baca lagi sebuah cerpen singkat tentang curhat atau pengalaman. Cerpen ini sangat sederhana dan entah memenuhi syarat disebut cerpen atau tidak. 


Cerpen Kewirausahaan

Yang jelas cerita yang dibawakan cukup bagus dan mengandung motivasi dan inspirasi. Di kisah kan, dalam cerita pendek berjudul "belajar bisnis kartu ucapan", ada seorang anak yang memiliki tekad kuat untuk mengubah hidup. Sebelum lebih jauh, baca juga berikut!

1) Cerpen tentang usaha kue ultah
2) Kisah remaja sukses bisnis online
3) Kisah tukang cukur punya mobil mewah

Terlahir di keluarga sederhana membuat ia harus rela mengubur impian. Masa sekolah ia jalani sembari mencari uang. 

Tetapi berkat kegigihannya dan kerja keras yang ia lakukan ternyata mental wirausaha pun sedikit demi sedikit tertanam pada dirinya. Hingga, pada suatu saat ketika masih berada di sekolah menengah atas ia menemukan secercah harapan.

Belajar membuat sebuah kartu ucapan yang banyak dibutuhkan, akhirnya setelah lulus sekolah terbentang jalan untuk menjadi seorang pengusaha. Bagaimana sebenarnya kisah dari anak tersebut, apa saja hambatan dan kesulitan hidup yang ia jalani?

Sedikit gambaran untuk kerangka cerpen pengalaman pribadi tersebut, dibagian awal diceritakan latar belakang sang tokoh sehingga ia mengalami kehidupan yang sulit. Kemudian perlahan diceritakan bagaimana ia memiliki sejarah semangat bekerja dan kemandirian.

Baru kemudian dibagian tengah mulainya digambarkan sebuah jalan yang bisa ditempuh oleh sang tokoh.

Dibagian akhir cerita tidak dijelaskan secara rinci bagaimana akhir kehidupan sang tokoh tetapi pembaca bisa menebak bahwa ia akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dari pada penasaran lebih baik kita baca ceritanya berikut!

Belajar Bisnis Kartu Ucapan
Cerpen tema Kewirausahaan oleh Irma

Nasib terlahir di kalangan orang biasa yang tidak memiliki kelebihan harta kadang memang begitu membuat frustrasi. 

Seperti kehidupan ku, sebagai anak pertama aku sudah harus mengubur impian untuk menuntut ilmu yang tinggi. 

Selepas dulu sekolah menengah atas (sma) aku harus berhenti dan mulai menjajal kerasnya hidup. Bukan suatu pilihan tetapi suatu keterpaksaan dan keterbatasan yang walau bagaimana pun harus disyukuri. 

Di usia yang masih sangat muda tentu saja semua itu tidak mudah tapi untungnya tempaan kehidupan yang pahit yang aku alami selama ini memberikan kekuatan tersendiri bagiku untuk menghadapi kerasnya hidup.

Memang ini bukanlah yang pertama kali aku harus berjuang seperti orang dewasa, dari masa sekolah smp dulu pun aku sudah harus berusaha mencari uang. Bukan uang jajan tetapi uang untuk tambahan biaya sekolah. 

Memang, banyak rekan lain yang beruntung dan mendapatkan biasiswa untuk pendidikan. Tetapi aku bukan salah satu diantaranya. 

Orang tua ku tidak tahu apa-apa sedangkan aku merupakan murid yang tidak begitu memiliki prestasi. Jadi, tidak ada bantuan atau pun beasiswa yang pernah ku dapatkan.

Masa sekolah aku habiskan untuk belajar sekuat tenaga dan berjualan es. Setiap hari aku menjajakan es yang dibuat oleh tetanggaku. 

Hasilnya aku mendapatkan beberapa rupiah untuk setiap es yang aku jual. Tidak banyak, seribu atau dua ribu saja tetapi semua itu tetap aku jalani.

Semasa sma aku mulai menemukan ide yang lebih bagus. Berbekal pelajaran prakarya aku semangat belajar membuat berbagai jenis kartu ucapan. 

Kebetulan aku sedikit suka menggambar jadi aku sering membuat tulisan grafiti yang unik. Awalnya karena teman sekolah banyak yang suka maka akhirnya aku mencoba membuat kartu ucapan dengan tulisan grafiti di dalamnya.

Memanfaatkan bahan seadanya, kadang kardus bekas kadang kertas bekas, aku gunakan untuk membuat kartu-kartu ucapan yang unik. 

Satu dua kartu aku berikan ke teman-teman kelas yang suka dan lama kelamaan banyak yang minta dibuatkan. Jadi, pada akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta bahan dari mereka.

Beberapa bahan tersisa, tidak mau rugi aku pun memanfaatkan bahan-bahan sisa tersebut. Hasilnya, tidak jauh berbeda, banyak teman yang tertarik dan meminta karya kartu ucapan yang aku buat. 

Ingat sekali, pernah ada satu teman yang memberikan nasehat kepadaku. Namanya Andi, saat pulang sekolah ia pernah menyuruhku menjual kartu ucapan.

Dari saran Andi itulah akhirnya aku mencoba membuat kartu ucapan untuk teman-teman. Saat itu aku baru khusus membuat kartu ucapan selamat ulang tahun. 

Berjalan beberapa bulan banyak yang memesan dan akhirnya aku mulai mendapatkan banyak pesanan. Dari situlah akhirnya aku bertekad ingin belajar bisnis kartu ucapan dengan lebih baik.

Berbekal pinjaman internet dari laptop teman akhirnya aku mencari contoh bentuk dan jenis-jenis kartu ucapan yang banyak dibutuhkan. 

Akhirnya satu persatu aku coba, kartu ucapan ulang tahun, ucapan pernikahan, ucapan kelahiran anak dan juga kartu ucapan ualng tahun hari jadian. Dari sekian banyak kartu, yang paling laris adalah kartu ucapan untuk hari jadian.

“Junet, tolong buatkan aku kartu ucapan ya, tiga hari jadi bisa tidak?”
“Tergantung, kartu ucapan yang model apa?”
“Yang bagus dan unik, kata-katanya yang romantis, bisa kan?”
“Bisa, bisa sih… memang untuk ucapan apa?”

“Hari jadian sama pacar…”
“Ow… ya sudah…. Tapi beli ya…?”
“Iya… aku sudah tahu dari teman-teman kok, sekarang kamu bisnis kartu ucapan bukan, makanya aku pesan dari kamu…?”
“Ow… ya sudah, aku siapin mulai nanti sore…”
“Oke deh….”

Kadang, dalam satu minggu aku bisa mendapatkan pesanan kartu sampai puluhan. Dan kadang bahkan aku sampai lupa belajar. Tapi ya mau bagaimana lagi, meski aku harus sekolah tetapi tanpa uang aku dan keluargaku tidak bisa hidup. 

Maka dari itu aku harus bijak, lagi pula uang dari aku menjual kartu ucapan tersebut juga aku gunakan untuk biaya hidup keluarga.

Selama satu tahun lebih aku menjual berbagai kartu ucapan di sekolah. Pada akhirnya masa itupun usai dan aku sudah tidak memiliki teman yang sering memesan kartu ucapan. 

Pada hari kelulusan itulah pertama kali aku harus memutar otak agar aku tetap bisa melanjutkan usaha ku tersebut.

Setelah lulus hampir dua bulan aku menganggur, tidak melanjutkan kuliah dan tidak mendapatkan penghasilan untuk makan. Sampai pada suatu hari ketika aku sedang membuka facebook di warnet…

“Hai Junet, apa kabar…. Sekarang dimana?”
“Di warnet….?”
“Duh, jujur amat sih, maksud aku kamu sekarang kuliah atau dimana?”
“Aku di rumah, gak kuliah, nganggur…”
“Em…. Trus gimana bisnis kamu?”
“Bisnis apaan?”

“Yang jualan kartu ucapan itu waktu di sekolah?”
“Ow… lagi berhenti, gak ada yang pesan…?”
“La… kok bisa?”
“Iya lah, kan dulu yang pesan teman sekolah, termasuk kamu…”
“Ow… iya juga sih.. trus gimana?”
“Ya… gitu deh….”
“Gitu gimana?”

“Ya gak tahu, bingung nih… ada ide gak, bantuin dong…. Gak ada pemasukan nih, sudah seminggu gak makan….”
“Masyaalloh… lebai kamu net…”
“Hee.e.e..ee.”
“Eh… ketawa dia….”
“Abis mau nangis malu soalnya masih di warnet….”
“Alaaah… bisa aja. eh, kenapa kamu gak jual kartu ucapan online aja?”
“Maksudnya?”

“Ih… makanya kalau sekolah yang benar… Gini loh, kamu buat kartu ucapan terus di jual lewat internet, kan bisa, contohnya lewat FB ini…”
“Hem… benar juga tuh… tapi…”
“Sudah… tidak usah pakai tapi, coba aja dulu….”
“Iya deh… aku coba…”
“Ya sudah, aku off dulu ya, mau kondangan…. Bye Junet…”
“Iya.. bai… tenk ya…”


Berbekal ide dari Siska temanku akhirnya aku memberanikan diri menjual kartu ucapan sekaligus karangan bunga cantik yang aku buat melalui internet. Awalnya ragu dan takut tapi aku nekat. 

Aku membuat beberapa contoh kartu yang paling bagus dan unik dan akhirnya aku foto dan aku masukkan di PP facebook. 

Satu bulan berlalu, tak ada satu pun yang memesan padahal aku sudah tawarkan kesana kemari ke semua teman facebook. Sampai akhirnya ada satu orang yang tertarik dan memesan kartu dari karya ku tersebut. 

Pesanan pertamaku bukan dalam bentuk kartu tetapi dalam bentuk gambar desain yang nantinya akan dicetak sendiri.

Setelah pesanan pertama aku mulai semangat dan mulai bertekad untuk melanjutkan usaha kecil-kecilan tersebut. Aku berjanji dalam hatiku untuk mengumpulkan uang yang banyak agar kelak aku bisa melanjutkan kuliah dan membantu orang tua di rumah.

--- Tamat ---

Demikianlah tadi sebuah cerpen tentang bisnis atau usaha. Semoga kisah yang diangkat dalam karya di atas bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi kita bersama. Mudah-mudahan kita bisa menjadi orang sukses yang berguna. Salam.

Back To Top