Memancing
adalah satu hobi yang cukup membuat orang merasa segar kembali. Refereshing, memancing bisa menjadi
salah satu kegiatan yang cukup menghibur dan bisa melepaskan kepenatan.
Namun
bagaimana jika anda tidak ada lokasi atau tak bisa sampai di tempat memancing?
Cerita berikut ini akan membuat anda terpingkal dan geli melihat seorang pria
tua yang sangat ingin memancing.
Seorang
pria bernama Rohim begitu suka memancing. Sayangnya, tempat tinggalnya sangat
jauh dari lokasi-lokasi yang bisa ia gunakan untuk kegiatan tersebut.
Sejak
muda, ia memang suka memancing, namun setelah menikah dan memiliki anak dan
umurnya yang mulai tua, ia sudah tidak memiliki kesempatan untuk hobi tersebut.
Suatu
hari, ia mendengar kabar bahwa ada sebuah surat kabar yang mengadakan lomba
menulis yang hadiah utamanya adalah bass
boat, perahu khusus memancing yang di datangkan dari luar negeri.
Dengan
bersemangatnya ia pun berniat mengikuti lomba tersebut. “Bu, ada lomba menulis
pariwisata yang hadiahnya perahu motor untuk memancing, bapak mau ikut lah”,
ucapnya pada sang istri.
“Alah
pak, pak, dapat juara pun mau buat apa pak, la wong disini tidak ada laut atau
danau”, jawab sang istri.
Rohim
tidak peduli dengan apa yang dikatakan istrinya. Ia pun mulai menyiapkan tulisannya.
Dalam dua hari, ia menyelesaikan sebuah tulisan untuk ikut lomba itu. Ia pun
segara mengirim hasil karyanya itu.
Satu
bulan berlalu, ia pun sudah lupa kalau ia ikut lomba menulis tersebut. Sampai
suatu hari tiba-tiba ia mendapatkan telepon dan diberitahu bahwa ia mendapatkan
juara pertama. Hadiah lomba tersebut pun akan segera di kirim ke rumahnya.
Esoknya,
perahu motor khusus pemaincing datang di halaman rumahnya. Ia pun sangat girang
mendapatkan hadiah itu.
“Coba
lihat bu, hadiahnya bagus…”
“Halah
pak, untuk apa, dijual saja pak…”
“Enak
saja, ini mau bapak gunakan untuk mancing bu…”
Beberapa
hari kemudian, adik Rohim datang berkunjung. “Yuk, mana kak Rohim…?”, tanya
Dirman. “Tuh, di kebun belakang dengan perahu dan alat pancingnya”, jawab sang
kakak.
Dirman
pun langsung ke belakang. Di sana, ia mendapati kakaknya sedang duduk di atas
perahu sambil memagang pancingnya. Ia pun berteriak pada kakaknya, “Kak…sedang
apa kamu di situ?”
“Mancinglah,
loe pikir gua lagi apa!”, jawab Rohim dengan ketus.
“Oo…
orang kayak loe ini kak yang bikin nama kampung kita cemar. Pantas semua orang
mengira kita ini bodoh. Kalau gua bisa berenang, gua ke sana dan gua hajar loe
kak!”