Luka badan bisa mudah sembuh, tapi luka karena ucapan
seseorang yang menyakiti bisa bertahan sampai mati. Itulah sebabnya setiap
individu manusia mana pun hendaknya bisa menjaga ucapan dari mulutnya. Banyak
kisah orang dijahati hanya karena ucapan yang menyinggung. Ini adalah cerita cerpen nasehat.
Karya cerita kali ini akan memberikan pesan moral yang sangat berharga bagi pembaca. Karya berikut memuat pesan untuk menjaga ucapan atau perkataan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk bertutur kata yang sopan dan tidak menyakiti orang lain, apalagi mengumbar aib orang lain.
Bukankah pribadi orang bisa ditebak dari bagaimana ia
berbicara? Itulah sebabnya tema kali ini sengaja kita suguhkan yang berkaitan
dengan pesan moral tersebut. Harapannya, cerita pendek kali ini bisa menjadi
inspirasi dan motivasi untuk lebih menjaga lidah.
Jangan sampai kita menjadi seseorang yang tak mampu menjaga
lidah dan selalu menyakiti orang lain. Lebih baik diam dari pada berbicara yang
tidak bermanfaat atau bahkan menyakiti orang lain, benar bukan? Kira-kira
seperti apa cerita selengkapnya, kita simak saja cerpen berjudul “tolong jaga
lidahmu” di bawah ini.
Tolong Jaga
Lidahmu
Contoh Cerita Cerpen Nasehat
Lidah tak bertulang. Berliak-liuk tanpa ada batasan. Banyak
yang bilang lidah lebih tajam dari pada pedang. Menusuk dan mengiris hati
seseorang yang terluka olehnya. Kadang, jika tidak pandai menjaga dan
menggunakannya, lidah bisa menjadi senjata ampuh yang bahkan bisa membunuh diri
sendiri.
Tapi jika pandai menjaganya, lidah dengan mudah kau gunakan
sebagai alat untuk membuat dirimu menjadi berharga.
Suatu hari Adel sedang berjalan-jalan dengan kekasihnya di
taman. Mereka tampak begitu mesra dan juga harmonis. Tampak begitu bahagaia
seolah dunia hanya milik berdua.
Saat sedang asik berjalan-jalan ditaman, tiba-tiba adel
melihat Annisa yang kebetulan juga sedang jalan-jalan bersama dengan seorang
pria paruh bayah. Tangan Annisa bergandengan dengan pria paruh bayah itu.
Mereka tampak begitu harmonis dan bahagia.
Annisa adalah teman sekelas Adel, tapi mereka tidak terlalu
akrab karena kepribadian mereka berbeda. Adel adalah seorang gadis gaul yang
supel dan cerewet. Sedangkan Annisa adalah seorang gadis yang pendiam dan
kurang pandai bergaul.
“Bep, itu kan si Annisa ya?” ucap Annisa pada pacarnya.
“Mana?”
“Itu tu yang lagi gandengan berdua sama om-om.” Ucap Adel sembari menunjuk ke arah Annisa.
“Oh iya iya. Dia kan temen sekelas kamu ya?”
“Iya bep. Kok dia jalan sama om-om si?”
“Ngga tau, dia simpenan om-om kali.”
“Masak si bep?”
“Ya coba geh kamu nyamperin dia terus nanya.”
“Idiih. Ogaah. Udah ah jalan yuk. Ngga penting.” Ucap Adel
sambil terus berjalan bersama sang kekasih. Pikiran Adel menduga-menduga jauh
menerawang apa yang sudah di lihatnya. Mungkinkah benar yang dikatakan oleh
pacarnya bahwa Annisa adalah simpanan si om-om itu.
Keesokan harinya, Adel berangkat ke sekolah seperti
biasanya. Saat ada jam pelajaran kosong, Adel tampak asyik berkumpul dengan
teman-teman gaulnya. Mereka membahas seuatu yang tidak bermanfaat.
Lebih parahnya lagi, Adel juga menceritakan apa yang sudah
di lihatnya kemarin. Dengan terang-terangan Adel bercerita bahwa Annisa adalah
gadis nakal karena dia berjalan dengan pria paruh bayah di sebuah taman.
Teman-teman nya pun justru semakin tampak asik mendengarkan
cerita Adel. Tampak mencari rahu asal-usul dan seluk-beluk faktanya, mereka
langsung setuju dengan cerita Adel.
Alhasil teman-teman sekelas Adel pun menjauhi Annisa. Annisa
yang tidak tau apa-apa hanya bisa diam melihat tindakan teman-temannya.
Setaunya teman-temannya hanya menjauhinya karena dia adalah anak yang pendiam, bukan
karena dia dicap sebagai gadis nakal simpanan om-om.
Aroma bangkai memang selalu gampang untuk tercium. Bahkan
ketika kita tidak ingin mencium aromanya. Begitu pula dengan berita tentang
Annisa si simpanan pria paruh bayah. Gosip ini terus menyebar luas
perlahan-lahan.
Saat jam isritahat Adel bersama dengan teman-teman terus
dengan semangat menceritakan gosip ini. Bukan hanya dengan teman seangkatan,
bahkan dengan adik-adik kelas pun mereka tidak ragu untuk menceritakannya.
Gosip terus menyebar luas sampai akhirya hampir seluruh
siswa satu sekolah tau bahwa Annisa adalah gadis simpanan paruh bayah.
Annisa sendiri perlahan-lahan sudah mulai mencium gosip
miring tentang dirinya. Ia akhirnya sadar alasan kenapa teman-teman
menjauhinya.
Untungnya, Annisa masih memiliki satu teman karib yang mau
setia menemaninya. Karena memang teman karibnya itu tau, bahwa gosip tentang
dirinya itu salah.
“Kok kamu biasa aja si digosipin kayak gitu.” Ucap
Indri-sahabat karib Annisa. Yang kini sedang duduk bersama Annisa di kantin.
“La emang aku harus gimana? Lagian kabar itu kan ngga bener
kok.”
“Iya nis, aku tau kabar itu ngga bener. Tapi kalo kayak gini
terus nama kamu bakal jelek di mata anak-anak satu sekolah.”
“Biarin aja lah ndri. Cepat atau lambat kebenaran akan
segera terungkap kok.” Ucap Annisa sambil tersenyum.
“Dasar gadis gila.”
“Hehe udah ah yuk balik ke kelas.” Ajak Annisa sambil
menarik tangan temannya.
Saat pelajaran matematika tiba, Pak Muh memberikan tugas
pada kelas XII IPA 1- kelas Adel sekaligus kelas Annisa.
Entah bagaimana Pak Muh mengaturnya, entah sengaja atau
tidak, Adel mendapat teman kelompok yang selama ini tidak pernah di
inginkannya. Yakni Annisa. Alhasil mereka pun harus mengerjakan tugas
matematika ini bersama.
“Nanti mau ngerjain tugas dimana?” Ucap Adel jutek pada
Annisa.
“Terserah. Kalo bisa si dirumahku aja. Nanti ku sediain
makanan yang enak buat kamu.” Ucap Annisa sembari tersenyum. Adelpun merasa
aneh dengan sikap Annisa. Annisa tau bahwa Adel adalah sumber masalahnya tapi
Annisa masih tetap berusaha bersikap manis padanya.
“Yaudah ntar pulang sekolah gue kerumah elo.” Ucap Adel
jutek. Annisa hanya tersenyum manis menanggapi ucapan temannya ini.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Tanpa pulang kerumahnya
dulu, dan tanpa mengganti baju, Adel langsung pergi ke rumah Annisa. Berharap
tugas mereka cepat selesai dan Adel tidak perlu lama-lama duduk bersama Annisa.
Sesampainya dirumah Annisa, Adel langsung disuguhi berbagai
macam makanan ringan. Annisa juga membuatkan satu gelas juzz jeruk manis untuk
Adel. Awalnya Adel merasa risih dengan perlakuan Annisa.
Ia masih tidak habis pikir bagaimana bisa Annisa masih
bersikap manis padanya. Selain itu Adel juga heran melihat rumah Annisa yang
tampak mewah. Untuk apa Annisa menjual diri sedangkan dia punya rumah yang
sebagus ini.
Saat sedang mengerjakan tugas, tiba-tiba ada seorang pria
paruh bayah mengetuk pintu dan mengucap salam. Annisa langsung menyambutnya dan
mencium tangan pria paruh bayah itu.
Diambilnya tas di tangan pria itu lalu dibawanya ta situ
masuk kedalam rumah. Adel hanya bisa bengong melihat kejadian itu. Pria paruh
bayah yang datang sama persis dengan pria paruh baya yang dilihatnya
bergandengan dengan Adel di taman.
Pria paruh bayah itu hanya tersenyum pada Adel lalu masuk ke
dalam rumah tanpa mau berkenalan. Sontak Adel pun merasa kaget dan segera
menanyakan siapa pria itu.
“Itu siapa nis?” tanya Adel pada Annisa ketika pria itu
sudah masuk ke dalam.
“Ooh, itu ayah aku.” Deeg.. jantung Adel langsng berdegup cepat.
Ia sadar selama ini dia telah menyebar fitnah.
Dia telah menyebarkan kabar burung tentang Annisa. Rasa
bersalah pun langsung datang menyelimuti tubuh Adel. Dia merasa benar-benar
jahat karena sudah membuat Annisa dijauhi oleh teman-temannya.
“terus ibu kamu kemana?” tanya Adel lagi.
“Ibu ku sudah meninggal. Jadi aku dirumah cuma berdua sama
ayah. Tiap hari libur aku jalan-jalan sama dia. Dan aku sayang sama dia, karena
dia ngga cuma ayah buatku, tapi juga ibu dan juga teman.”
Perasaan bersalah Adel pun semakin besar. Air mata langsung
keluar dari pelupuk matanya. Dia sadar bahwa yang selama ini dilakukannya
adalah sebuah kesalahan. Adel pun langsung meminta maaf dan segera mengajak
Annisa untuk menjadi temannya.
---oOo---