Cerpen Cinta Monyet Masa Sekolah

Tema cinta, apalagi cinta monyet saat masa sekolah, pasti seru dong. Ya, kali ini kita akan menikmati sebuah kisah menarik dengan tema cinta. Seperti kita tahu, masa sekolah akan menjadi momen di mana seseorang mulai mengenal masalah ini. Tapi, semua harus ingat bahwa tugas paling utama pelajar adalah belajar. Tidak boleh cinta - cintaan dulu ya.


Cerpen ini untuk belajar menulis saja ya. Kita pelajari cara membuat karangan bebas. Kita pelajari bagaimana menyusun kalimat, bagaimana memilih kata dan tentunya bagaimana menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Pokoknya belajar. Yuk!

Cinta Monyet
Contoh Cerpen Cinta Remaja 

Andrea berlari menerobos hujan menuju sebuah ruko yang berada di dekat jalan. Saat pulang dari, kuliah nya tiba-tiba hujan datang. Dan mau tak mau dia harus segera berteduh. Dia tak mungkin terus berjalan menuju halte.

Tubuhnya hanya dibalut dengan kaus putih yang tipis. Dia juga hanya memakai rok yang tidak tidak terlalu tebal. Jika tubuhnya diguyur hujan sudahlah pasti para pria akan menatapnya dengan tatapan intens.

Andrea berteduh di ruko yang sedikit sepi. Sama sekali tidak banyak orang yang berteduh di sana. Bahkan kini hanya dia sendirian yang berteduh di sana setelah satu gadis yang tadi bersamanya dijemput oleh mobil  Porsche. Alhsil Andre hanya berdiri sendiri tanpa ada seorang teman bicara.

Ia hanya bisa diam memandangi rintik hujan yang semakin deras. Yang sudah membuatnya terjebak disebuah ruko kecil tak berpenghuni. Sebenarnya tak hanya itu saja.

Hujan juga telah menjebaknya dalam sebuah kisah klasik dimasa lalu. Masa yang sangat jauh dari masa yang dialaminya sekarang. Tapi masa itu adalah masa yang sangat indah bagi Andrea.

Di masa itu yang dia tau hanya lah saling suka. Tidak ada hal lain yang dia tau selain itu. Dia menyukai seorang pria tanpa pernah memandang latar belakang atau pun latar depan si pria.

Begitu pun dengan si pria. Pria itu benar-benar mencintai nya dengan tulus. Bahkan tanpa peduli dengan segala keburukan yang ada pada diri Andrea. Pria itu menyukai Andrea dengan apa adanya. Berbeda sekali dengan masa yang sekarang.

Di mana para pria hanya menyukai Andrea karena fisik atau materinya saja. Sudah lama sekali Andrea tidak merasakan perasaan itu. Perasaan saling suka yang sulit dijelaskan. Bahkan perasaan itu mengalir begitu saja tanpa sebuah alasan.

Andrea masih menatap lekat ke arah hujan. Entah kenapa pikirannya kali ini benar-benar melambung jauh kemasa itu. Masa dimana Andrea dengan pria itu sangat suka menatap hujan bersama.

Bahkan tak jarang mereka juga bermain bersama dibawah hujan. Saat sedang asik menatap hujan, tiba-tiba matanya teralihkan pada sosok pria yang berlari kearahnya. Pria itu nampak tergesa-gesa. Sepertinya pria itu juga berusaha lari dari rintik hujan yang semakin deras menghujam bumi.

Awalnya Andrea tidak bisa mengenali wajah pria itu karena si pria menggunakan jaket dan topi jaket itu menutup kepalanya. Tapi Andrea tak bisa membohongi perasaanya. Dia merasa familiar dengan sosok pria itu.

Perlahan Andrea mendekat kearah pria yang sudah berdiri didepan ruko bersamanya. Tapi jarak mereka terpaut cukup jauh. Karena memang mereka masih merasa asing satu sama lain.

Andrea terus berusaha mendekat kepada si pria. Dia benar-benar merasa penasaran dengan wajah dibalik topi jaket itu. Andrea sangat yakin sekali, sosok dibalik jaket itu adalah orang yang dia kenal. Karean meamng sosoknya sangatlah familiar dimata Andrea.

Tapi pria itu tak bergeming. Ia sama sekali tidak sadar bahwa wanita yang sedang berdiri dibelakangnya berjalan mendekat kearahnya. Tangannya masih setia masuk kedalam dua kantung jaketnya. Matanya masih serius menatap ke arah hujan. Pria itu mengingat sesuatu yang jauh.

Sangat jauh terpaut dengan dirinya yang sekarang. Tapi, meskipun jauh pria itu sama sekali tak lupa dengan masa itu. Justru kini dia malah mulai merasa merindukannya.

Saat berhasil mendekati si pria, Andrea langsung memegang pundak pria itu lalu berusaha membalikannya. Si pria nampak sedikit terkejut. Tapi sebisa mungkin dia berusaha menutupi keterkejutannya.

Saat berbalik, pria itu menatap wajah Andrea lekat. Ia merasa sangat familiar dengan wajah yang sudah mengejutkannya. Tapi dia masih merasa sedikit ragu. Dia takut tebakannya akan salah. Justru dia lah yang akan malu.

“Faiz?” Ucap Andrea sedikit terkejut. Lalu dia memasang kedua telapak tangannya di depan mulutnya yang ternganga. Dan itu sukses membuat si pria semakin sulit mengenali wajah Andrea.

“Faiz? Kamu Faiz kan? Aduuuh kemana aja kamu?” Ucap Andrea sembari menggoyang-nggoyang pundak Faiz.

Dia masih tak bisa mempercayai takdirnya. Baru saja dia memikirkan sosok pria masa lalunya, dan kini sosok masa lalunya sudah hadir didepan matanya. Dia benar-benar bahagia dengan keterkejutannya ini.

Tapi, si pria hanya bisa diam melihat kelakuan Andrea. Dia hanya bisa mengerutkan dahinya dan pasrah tubuhnya digoyang-goyangkan oleh Andrea. Sesekali dia tersenyum pahit sambil mengangguk-ngangguk mengiyakan ucapan gadis yang ada dihadapannya sekarang.

“Aku Andrea. Aduuuuh masa kamu ngga inget si? Aku mant…” Ucapan Andrea berhenti sekilas. Lalu secepat mungkin dia berusaha memperbaiki dan melanjutkan ucapannya. “Aku teman SMP kamu. Masa ngga inget si?” Ucap Andrea lagi.

Senyum lebar masih mengambang diwajah cantiknya. Dia tidak bisa menutupi kebahagian yang sedang dirasakannya sekarang. Dan setelah mendengar ucapan Andrea, pria itu pun langsung tertawa lebar.

Merasa dia telah bertemu dengan sosok yang baru saja ada dibayangannya, sontak diapun berusaha memeluk Andrea. Namun, Andrea segera mengelak dan berjalan sedikit menjauh darinya. Dan kejadian ini berakhir dengan gelak tawa yang lebar dari keduanya.

“Ahaha aduh…. Maaf banget ya, aku susah ngenalin kamu sekarang. Abis kamu beda banget. Kamu sekarang lebih mirip kupu-kupu kalo dibandingin sama ulet yang dulu pernah pacaran sama aku.” Ucap Faiz tak terkontrol.

Dia tak bisa berbohong kalau sekarang dirinya juga sangat gembira.  Sedangkan Andrea hanya bisa manyun mendengar ucapan Faiz. Yaah, Andrea memang sudah mengalami perubahan.

Karena saat SMP dulu, ia sama sekali jarang memakai bedak. Kulitnya juga tak seputih dan sebersih sekarang. Hanya saja, mata dan hidung dan bibirnya sama sekali tak banyak berubah.

Mata itu tetap saja memberikan tatapan yang teduh. Hidungnya juga selalu tampak menggemaskan. Dan bibirnya, selalu menggoda untuk setiap pria yang melihatnya.

“Ooo gitu ya, jadi dulu kamu anggep aku ini ulet?” Tanya Andrea mendelik.
“Ahaha becanda, becanda.” Ucap Faiz sambil masih terus tertawa.
“Hiii dasar. Kamu kapan balik ke Indonesia?  Kok engga ngabarin? “ tanya Andrea yang tampak begitu rindu.

“Kemarin lusa. Ya kirain udah ngga ada lagi orang yang bakal ngenalin mukaku. Udah tujuh tahun lebih lo aku ngga disini.” Ucap Faiz sembari tersenyum.

“Ahaha ya masihlah. Kamu tu yang udah ngga ngenalin mukaku.” Ucap Andrea sambil manyun. Lalu mereka berdua kembali tertawa bersama.

Untuk sejenak, suasana kembali hening. Mereka kembali menatap deraian air hujan yang tak kunjung mereda. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Walaupun tak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya mereka sedang memikirkan hal yang sama.

“Kalau dipikir-pikir cinta monyet itu indah banget ya.” Ucap Faiz pelan tanpa menoleh kearah Andrea. Matanya masih menatap lekat kearah hujan. Seperti mencari-cari sebuah keajaiban dalam indahnya rintik hujan.

Andrea memandanginya sekilas tanpa berucap. Dia mengerutkan dahinya menunjukan wajah yang yang bingung.  Dan berharap Faiz akan segera melanjutkan kata-katanya. Faiz pun menoleh kearah Andrea. Dan didapatinya wajah Andrea yang tampak kebingungan.

“Iya geh. Kalo dipikir-pikir ngga ada cinta yang seindah cinta monyet. Inget ngga, dulu gimana kita bisa saling suka? Inget ngga dulu kita bisa saling pisah? Semuanya ngalir gitu aja. Ngga pernah ngga ada paksaan ataupun rencana. Semuanya itu tulus apa adanya.” Ucap Faiz menjelaskan.

Andrea pun segera tersenyum puas mendengar ucapan Faiz. Seolah dia sudah mendapatkan apa yang ada dipikiran Faiz. Dan dia tau, apa yang ada dipikiran Faiz sama persis dengan yang ada dipikirannya.

Andrea segera memalingkan pandangannya. Matanya menatap lekat kearah hujan. Dan Faiz pun melakukan hal yang sama.

“Iya. semuanya ngalir gitu aja. Dulu kita saling suka tanpa pernah ngeliat latar belakang kita masing-masing. Dan kayaknya, sekarang aku rindu akan hal itu.” Ucap Andrea pelan.

Lalu dia menengok kea rah Faiz. Dan didapatinya wajah Faiz yang juga sedang menatap kearahnya. Mereka berdua saling menatap dalam-dalam kearah mata masing-masing lawan bicaranya. Mencoba mencari-cari sesuatu dibalik dalamnya mata.

Lalu suasana pun seketika menjadi hening. Dibawah derasnya hujan, ada dua insan yang saling menatap. Mengagumi Indahnya pahatan tangan Tuhan. Dan juga terjebak dalam nuansa indahnya cinta monyet di masa lalu.

---oOo---

Tag : Cerpen, Cinta, Pelajar
Back To Top