Remaja yang Sedang Dimabuk Cinta

Remaja yang Sedang Dimabuk Cinta - Apa yang sedang di fikirkan kalau sedang duduk di meja belajar sambil tersenyum sendiri. Ya “jatuh cinta” seperti yang sedang aku alami sekarang ini, aku sedang jatuh cinta dengan salah satu teman sekelasku.


Perkenalkan dulu  namaku ardi wiyono, sekolah di SMA INDAH 86, aku duduk di kelas 3 ipa. Tak tau kenapa setelah beberapa lama aku berteman denganya aku mulai mencintainya.

“Tak percaya mengapa baru sekarang aku mulai mencintainya tidak dari dulu waktu waktu kelas satu sma”.

Benar pepatah jawa “witing tresno jalaran seko kulino”, setelah sekian lama aku mencintainya tapi aku tidak berani untuk mengungkapkan perasaan ini.

Seiring waktu aku selalu bersamanya, aku sering memberi perhatianku kepadanya.
Aku selalu ada untuknya sebagai teman karena aku takut untuk mengungkapkan perasaan ini, aku takut kalau dia menolaku.

Sepandai pandai orang mengubur bangkai baunya akan tercium juga, begitupun dengan rasa cintaku kepada teman sekelasku.

Ada yang mengetahuinya kalau  saya menyukainya. Yaitu Irfan, Irfan mengetahuinya kalau saya menyukai teman sekelasku yaitu dewi.

Suatu hari saat aku berdua dengan irfan dia berbicara kepadaku,
“Kamu menyukai dewi ya?”
“Mmmmbbbt …?”, aku terdiam lama, “bagaimana dia bisa mengetahuinya ya kalau aku mencintainya” pikirku.

“Sudah ngaku aja sob kalau kamu mencintainya, aku tidak akan membocorkan rahasiamu ini kok kepada siapapun”, sahut Irfan karena saya bengong terdiam lama.

“iya memang benar aku menyukainya, Tapi benar lo jangan kasih tahu kepada siapa siapa kalau aku menyukainya”, kataku?

“Tenang ajj sob, terus kapan kamu mengungkapkanya?” Kata irfan lagi.
“Entah kapan , aku takut untuk mengatakanya, aku tidak berani, bagaimana kalau dia menolakku”

“Kalau dia menolakmu, seenggaknya kan kamu sudah mengungkapkan perasaanmu, nanti dia keburu di ambil orang lo…”

Waktu pun berlalu hari demi hari berganti bulan. Setelah pulang sekolah, akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk mengatakan perasaan ini kepadanya.

Ditolak atauppun diterima itu urusan nanti setidaknya saya sudah mengungkapkan perasaanku kepadanya. dengan nada gugup dan gemetar saya mengungkapkan perasaanku kepadanya.

“Dewi, aku mencintaimu, maukah kamu jadi pacarku?”, kataku dengan nada gugup dan gemetar. “Aku perlu waktu untuk menjawabnya?”, katanya.

Setelah berapa lama dia memikirkan jawabanya, akhirnya dia memberikan jawaanya kepadaku.

Akhirnya dia menerimaku aku bahagia dan juga sudah lega karena perasaan yang sekian lama aku pendam ternyata keluar juga. Hari hari pun semakin indah saat aku bersamanya setiap saat.

---oOo---

Back To Top