Sumpah Ku Mencintaimu Cinta

Contoh Cerita Cerpen Cinta Romantis: Sumpah Ku Mencintaimu Cinta - Melalui cerpen berjudul “sumpah ku mencintaimu, kekasih” berikut ini kami ingin menghadirkan sebuah cerpen terbaru tentang cinta. Tentunya cerita yang dihadirkan ini memiliki nuansa unik dan masih jarang atau bahkan belum pernah diterbitkan sebelumnya. Mirip lagu, mungkin saja pengarang memang terinspirasi dari cerita yang sudah ada.


Merasa tersanjung, senang, bahagia dan mungkin justru ragu-ragu ketika mendengar penggalan kalimat tersebut. Bayangkan jika ada seseorang yang suka dengan anda dan ia mengucapkan judul tersebut, apa yang anda rasakan? Tidak pasti sama, semua akan tergantung pada konteks, baik situasi, kondisi atau pandangan yang dimiliki.

Di awal-awal cerita ini, pengarang akan mendeskripsikan sebuah keadaan yang begitu membuat iri. Sebuah kebersamaan dengan keluarga digambarkan begitu sempurna bahkan sangat sempurna bagi seorang remaja yang kedatangan seorang belahan hati. Hatinya berbunga, darahnya mengalir kencang seiring denyut nadi yang mulai tak beraturan.

Selanjutnya cerpen menggambarkan lebih jauh bagaimana perasaan remaja tersebut. Digambarkan bahwa sang kekasih yang ia miliki begitu sempurna, setidaknya dimata remaja itu sendiri. Awal kisah yang indah, tetapi belum tentu cerpen cinta romantis ini akan berakhir bahagia, bisa saja sebaliknya.

Sumpah Ku Mencintaimu, Kekasih
Contoh Cerpen Cinta Romantis

Duduk di depan rumah, malam hari aku bersama orang tua dan saudaraku. Suasana begitu indah, di hiasi dengan jutaan bintang yang berkelap-kelip, mesra, damai dan hangat. Tak lama kemudian kekasihku datang menemuku yang asyik memandang bintang indah itu bersama saudara dan orang tuaku.

Langkahnya tegap, tubuhnya berdiri kokoh dan senyum tipis memoles wajah yang memang sudah sangat rupawan itu. Beberapa detik hatiku sempat berdesir, berdebar melihatnya mendekat. “Assalamu alaikum”, ungkap kekasihku. “Walaiku salam”, jawab kami semua.

Kekasihku pun menyalami semua orang yang sedang duduk denganku. Kekasihku memang orang yang sangat sopan terhadap orang tua, sehingga orang tuaku pun segan dengannya. Berkat kesopanannya itulah kami di beri restu untuk menjalani kisah cinta yang indah ini.

Aku sungguh beruntung karena dipertemukan dengan kekasih yang sangat baik dan sopan seperti kekasihku. Aku harap dia adalah jodohku yang akan menemani hingga ajal tiba.

Kami pun mengobrol dengan asyiknya sambil melihat bintang yang begitu indah. “Dari mana sayang”, ungkapku. “Dari rumah,” ungkapnya. Aku pun masuk ke rumah sejenak untuk membuatkan minuman hangat untuk kekasihku, saudaraku, dan orang tuaku. “Tunggu sebentara ya aku mau mengambil minuman”, ungkapku kepada kekasihku. “Iya “, ungkapnya dengan senyum yang begitu lebarnya.

Aku pun berjalan dan masuk ke rumah menuju dapur. Usai sampai dapur aku mulai menyusun gelas dan mulai mengisi gelas tersebut dengan bubuk kopi dan gula lalu menyiramnya dengan air panas. Setelah itu aku mengaduknya hingga kopi dan gula menyatu dengan air panas hingga sempurna. Setelah aku aduk aku pun membawa kopi tersebut keluar menuju tempat berkumpul kami.

“Minum dulu”, ungkapku sambil membawa minuman kopi. “Wah enak itu”, ungkap ayahku.

Ayahku pun membantuku menurunkan kopi panas tersebut dari nampan dan kemudian menawarknnya kepada kekasih serta saudaraku. “Ayo silahkan diminum”, ungkap ayahku. “Iya”, ungkap kekasihku dan saudaraku.

Sementara itu akau duduk di samping kekasihku sambil memegang segelas kopi panas yang baru aku buat. Hati menjadi tenang ketika aku duduk di sampingnya. Sementara itu kekasihku memegang tanganku dan suasana berubah enjadi lebih hangat. Tangan kananku memegang segelas kopi dan tangan kiriku dipegang oleh kekasihku.

Sementara saudaraku dan orangtuaku asyik sedang mengobrol seputar masalah di pekerjaan. Aku pun terus asik berpegangan tangan tanpa di ketahui oleh orang tuaku dan saudaraku. Dekapakn tangan kekasihku begitu nyaman dan membuatku begitu gembira. Sementara bintang semakin indah dengan dengan kelap-kelip yang ditampilkannya.

Tuhan aku hanya bisa berkata dalam hati bahwa aku sangat mencintai kekasihku ini. Aku berharap dia adalah imamku kelak dan aku pun berharap dia pun mencintaiku sampai akhir hayat. Malam pun semakin larut sementara orang tuaku suah lelah mengobrol dengan saudaraku. Sementara itu aku masih betah duduk di samping kekasihku dan tidak ingin beranjak. Meski demikian keekasihku tetap berpamitan pulang karena menghargai ayahku.

Sementara itu aku masuk ke rumah usai kekasihku pergi. Aku meninggalkan malam yang indah ini untuk masuk ke rumah dan tidur. Aku begitu bahagai sekali kekasihku datang di saat-saat yang tidak terduga-duga. Kini kerinduanku terobati dengan kegembiraan yang tidak terbendung.

Malam pun bertambah larut dan aku pun tidur dengan manisnya. Aku sudah lupa dengan kehidupan dunia kini hanya sebuah kehidupan di dalam mimpi yang aku jalankan.

Pagi menjelang dan aku pun bangun untuk kemudian membersihkan mukaku. Setelah itu aku duduk di kamar dan kemudian mengirim pesan lewat ponsel untuk kekasihku.

“Bangun sayang”, ungkapku kepadanya.
“Iya”, ungkapnya, ternyata dia sudah bangun.
“Cuci muka terlebih dahulu”, ungkapku.
“Iya ini sudah, ini lagi menikmati teh panas”, ungkap kekasihku.
“Bagi dong”, ungkap ku.
“Ke sini dong”, ungkap kekasihku.

Aku pun menyudahi cheting ini dan kemudian bergegas mandi. Ku siram semua bagian tubuhku dan kurasakan begitu segar hingga masuk ke bagian tubuh yang paling dalam. Sementara sabunpun tidak lupa aku gosokan ke kulitku agar kulitku terasa lebih segar. Dan terakhir aku siram lagi tubuh ini dengan air yng mengalir dan ku elap dengan haduk.

Setelah selesai aku pun keluar dari kamar mandi dan kemudian berganti baju. Usai mengganti bajuku aku bergegas pergi de dapur untuk membantu ibuku menyiapkan srapan pagi.

“Wah harumnya gadis ibu”, ungkap ibuku.
“Iya dong” ungkapku.
”Tolong bawa nasi ini ke depan Rika”, ungkap ibuku.
“Iya bu”.

Aku pun membawa nasi tersebut ke depan dan menatanya dengand rapi. Sementara itu aku kembali ke dapur dan mengambil sayur dan meletakanya di pinggir nasi tersebut. Tak perlu waktu lama makanan sudah siap.

“Ayah makanan sudah siap”, ungkapku kepada ayah yang sedang membaca koran.
“Iya”, ungkap ayahku dan berdiri serta berjalan menuju ruang makan.

Kami pun berkumpul di meja makan dan memulai acara sarapan pagi. Makan begitu nikmat di temani keluarga tercinta. Sementara itu aku terfikir lagi dengan kekasihku, sudah sarapankah dia pagi ini. Tetapi aku membiarkan fikiran ini bersemayam. Aku pun mulai mengambil nasi dan kemudian mengambil sayur dan lauk lalu mulai makan.

Aku melahap makanan ini dengan cepat karena aku memang sudah lapar. Tidak membutuhkan wkatu yang lama aku sudah bisa menghabiskan makanan yang aku ambil. Sementara itu hari ini adalah hari libur dan aku pun sudah berniat untuk jalan-jalan dengan kekasihku.
Untuk mengingaktkan kekasihku akan janji kami hari ini, aku pun mengirimnya sebuah pesan. “Bagaimana, jadi enggak”, ungkapku. “Iya jadi, ini aku sudah di jalan menuju ke rumahmu”, ungkap kekasihku.

Aku pun bergegas mencari baju dan merias wajah sebelum akhirnya kekasihku
sampai di sini. Dengan telatennya aku mulai memilih baju dan akhirnya aku menemukan pakaian yang cocok. Aku memakai pakaian tersebut, dan selanjunya merias wajah.

Aku hanya memakai bedak dan tidak berlebihan, karna aku ingin wajahku terlihat naural tidak menor. Dengan sabar aku mememoles wajahku dengan bedak dan dan sebuah lipstik di bibir.
Usai selesai merias wajah aku pun duduk di depan untuk menunggu kedatangan kekasihku.

Setelah menunggu selama 15 menit di depan akhirnya kekasihku datang juga. “Hay”, ungkap kekaihku. “Hay juga”, ungkapku. “Langsung aja yok”,ungkap kekasihku.

Kami pun berangkat jalan-jalan untuk menikmati hari minggu yang indah ini. Dengan riangnya kami menunggangi motor kelasik milik kekasihku. Sementara itu di jalan suasana begitu ramai dipenuhi oleh muda-mudi yang memang sedang menikmati hari minggu.

Tujuan kami hari ini adalah taman yang tidak jauh dari tempat tinggal kami. Taman tersebut bisa ditempuh dengan waktu 3 jam dari rumah kami. Aku pun sangat menikmati perjalanan ini. dengan erat aku berpegangan kekasihku agar tidak terjatuh saat perjalanan.

Banyak yang aku lihat ketika aku sedang berjalan menuju taman. Semuanya tentu menjadi sebuah kenangan yang tidak akan terlupakan. Kini aku tahu kemana arah hidupku melangkah. Dan kekasihku tentu akan menjadi petunjuk arah hidupku karena dia adalah imamku kelak.

--- oOo ---

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top