Cerpen Cinta tentang Kejujuran: Katakan Sejujurnya Siapa Dia - Wah, kalau membaca judul di
atas pasti pikiran kita sudah jauh kemana-mana, bahkan mungkin sudah menghakimi
isi cerita seluruhnya, benar kan? Ya, dalam cinta memang banyak sekali hal yang
bisa menyulut perpecahan dan merusak keharmonisan hubungan. Ada kejadian kecil
yang menjadi besar, ada kejadian sepele yang dibesar-besarkan dan seterusnya.
Dalam contoh cerpen kejujuran
berikut anda juga akan dibawa mengikuti satu kisah menarik yang terjadi
diantara dua anak manusia. Berhubungan dengan kejujuran dan bagaimana seseorang
seharusnya menghadapi masalah. Cerpen ini menceritakan tentang sebuah
kesalahpahaman kecil yang menjadi pertengkaran hebat.
Hubungan asmara dipertaruhkan, cinta
yang dibina berada diujung tanduk, semua bisa hancur sewaktu-waktu. Biasanya,
sudah sangat umum, rasa cemburu bisa membutakan akal sehat, apalagi emosi yang
tak terkendali. Apapun, meski dengan orang yang begitu disayangi sekalipun
kadang bisa terjadi hal seperti itu.
Di kisah ini anda bisa
mendapatkan inspirasi berbuat benar, anda bisa mengambil hikmah atas kejadian
yang terjadi. Rasa sabar tetap memberikan solusi lebih baik, komunikasi menjadi
kunci agar masalah dapat segera di atasi.
Jangan biarkan cemburu
mendekte, jangan biarkan amarah menuntun anda pada tindakan yang merugikan atau
bahkan merusak kebahagiaan yang ada. Hadapi semua dengan kepala dingin, cari
jalan keluar terbaik, jangan terbawa suasana hati, semoga kisah ini bisa
berkenan di hati dan bermanfaat bagi kita semua.
Katakan Sejujurnya Siapa Dia
Contoh
Cerpen Tema Kejujuran
Pagi ini aku duduk di depan
rumah sambil menikmati teh hangat. Awan yang bercahaya terang dan suara burung
yang sudah dewasa, menambah hangatnya teh yang aku nikmati merasuk dalam tubuh.
Tak lupa dengan burung yang selalu menari-nari dan bernyanyi-nyanyi, semua menjadi
bagian dari hiburan yang sangat menarik di pagi hari ini.
Sementara itu ponselku berbunyi
dan sedikit merusak kebahagiaan dari kebahagiaanku pagi ini. Aku membukanya dan
ternyata ada alamat email tidak dikenal mengirimkan foto mesra kekasihku dengan
orang lain. Kebahagiaan yang tadi aku rasakan kini berubah menjadi kekecewaan
karena isi dalam ponsel ini. Aku sudah curiga dari awal, adanya ponselku
berbunyi pastilah hanya ingin merusak kebahagiaanku di pagi hari ini.
Aku menelpon kekasihku dan
diapun mengangkatnya. “Halo, aku kecewa sama kamu, kamu bilang kamu jalan sama
saudara kamu tadi malam. Tapi kok kamu malah mesra-mesraan sama pria lain”,
ungkapku sambil sedikit emosi.
“Maksud kamu apa si”, ungkap
kekasihku seolah tidak tahu menahu tentang berita yang aku katakan ini. Dengan
suara keras aku mengatakan,”Sudahlah kamu ngaku saja, kamu tidak jalan dengan
saudaramu kan tadi malam, tapi jalan sama selingkuhan kamu”.
“Kamu ngomong apa si..?, aku
gak ngerti”, ungkap kekasihku.
“Gak tau lah aku pusing ngomong
sama kamu”, langsung kumatikan
telfonnya.
Aku duduk sejenak dan merenung.
Aku tidak habis pikir dengan kekasihku yang aku sayangi ini. Aku sudah cinta
sekali dengannya tetapi apa..?, dia membalasnya dengan perlakukan ini. Aku
marah kesal dan emosi, semuanya menumpuk menjadi satu.
Aku terdiam lama di ruangan
tamu tanpa sebuah eksprsei bahagia seperti waktu pagi tadi. Kini rasa bahagia
berubah menjadi kecewa. Hiburan yang menarik untukku di pagi hari berubah
menjadi tidak bernilai sama sekali. Kini aku bergitu kecewa dengan kekasihku.
Sementara itu kekasihku terus
menghubungiku dan berkata untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku
tidak menghiraukan hal tersbut dan membiarkan ponselku berbunyi tanpa aku
angkat. Sementara itu pesan yang masukpun sangat banyak sekali, dan intinya dia
minta maaf bila ada kesalahan yang pernah dia perbuat, dan menurutnya aku telah
salah paham.
Dia tidak mengetahui apa-apa.
Bahkan diapun tidak mengetahui pria yang aku sebut-sebut sebagai
selingkuhannya. Aku tidak tau itu semua karena memang tidak tahu atau dia hanya
pura-pura. Yang pasti adanya foto tersebut membuatku begitu kecewa berat
dengannya.
Aku mandi dengan perasaan hati
yang begitu hancur. Tetapi aku terus berusaha menghibur diriku agar kembali
lebih baik lagi. Aku menghidupkan radio, sekedar untuk mendengarkan lagu
kesayanganku. Tetapi apa yang ku dengar, bukanlah lagu kesayangan, tetapi lagu
galau semua. Aku mematikannya dan mandi.
Usai mandi aku mengganti
pakaianku. Kemudian aku sarapan, karena perutku begitu lapar. Permasalahan ini
membuatku begitu berselera untuk makan. Aku mengambil nasi dan kemudian
mengambil lauk dan sayur.Aku mulai menyantapnya dengan begitu lahapnya. Usai
makan perut berubah menjadi kenyang. Tetapi hati tidak berubah menjadi baik,
dan perasaan kecewaku masih ada di hati ini.
Tak lama kemudian suara bel
pintuku berbunyi. Dan orang tuaku membukakan pintu untuk tamu tersebut. “Angga,
ada Silvi”, ungkap ibuku berteriak kepadaku.
Aku mengumpat di kamarku agar
tidak ketahuan oleh kekasihku dan juga ibuku. Ibu dan Silvipun masuk ke ruangan
makan, tetapi mereka tidak mendapati aku duduk di ruangan tersebut. “Angga
dimana kamu nak, ada Silvi”, ungkap ibuku. Aku diam saja sambil bersembunyi di
kamar.
Tak lama kemudian pintuku
dibuka oleh ibuku. Aku lupa tidak mengunci pintu kamarku agar mereka tidak
masuk. “Sayang di panggil kok diam saja sih”, ungkap ibuku.
“Bu bawa keluar orang ini..!,
dia adalah penghianat”, ungakapku.
“Tenang aku bisa jelasin
semuanya, aku harap kamu tenang. Dan tante aku bisa jelasin semua itu tante,
soal poto yang di terima oleh Angga itu tidak sengaja, karena aku terpleset dan
saudara aku tersebut membantuku. Dan kamu Angga, kamu harus tahu, bahwa laki-laki
yang menggandengku di poto tersebut adalah saudaraku”. Ungkapnya.
“Sebenarnya ini ada apa si..?”,
ungkap ibuku bingung melihat kami bertengkar. “Tante Angga salah paham tante,
foto yang dia lihat itu saudaraku bukan selingkuhanku”, ungkap kekasihku.
“Tetapi aku tidak percaya
sebelum kamu bawa laki-laki tersebut ke sini”, ungkapku dengan penuh emosi. Sementara itu ibuku pergi karena pusing
melihat kami yang bertengkar.
“Oke aku telfon sekarang
orangnya dan aku suruh ke sini”, ungkap kekasihku.
Ia mengeluarkan ponselnya dan
menelfon pemuda tersebut. “Halo, Rian”, ungkap kekasihku menelfon di depanku. “Iya
Silvi”, suara dari ponsel tersebut.
“Aku minta tolong bisa ke sini
gak ke tempat pacarku, dia sudah salah paham, setelah ada orang yang iseng ngirim
foto kita berdua”, ungkap kekasihku.
“Oke aku ke sana sekarang Vi”,
ungkap suara ponsel tersebut.
“Makasih ya, dah”, ungkpa
kekasihku.
“Dah”. Dan mematikan ponselnya.
Kekasihku menghadapku dan
berkata,”Saudara aku akan ke sini sekarang dan akan njelasin semuanya”. Dari sini aku sedikit ada rasa percaya dengan
kekasihku, tetapi siapa gerangan yang sudah mengirim foto tersebut kepadaku
hingga aku sudah salah sangka seperti ini. Tetapi aku tetap menyembunyikan hal
ini sampai pria yang disebut sebagai saudaranya datang.
“Oke kita tunggu”, ungkapku
memastikan dengan benar tentang apa yang
sebenarnya terjadi.
Tak lama kemudian bel
pintukupun berbunyi. Sementara itu kami semuanya pun mendatangi suara terebut. Aku
membuka pintu dan ternyata saudara dari kekasihku sudah datang. Aku menyuruhnya
duduk di ruangan tamu. Sementara itu kami pun duduk di sebelahnya untuk
mendengarkan penjelasannya.
“Jadi gini kejadian sebenarnya,
Silvi ini kepleset dan aku menolongnya. Dan tiba-tiba ketika kami sedang
bergandengan tangan ada yang memfoto kami. Tapi kami pun tidak sadar kami
sedang di foto. Setelah Silvi bisa berdiri sendiri kami tidak bergandengan
lagi. Dan si silfi ini memang jalan bersama saya untuk menjenguk saudara kami
yang ada di rumah sakit”.
“Jadi gimana Ngga..?, saudarku
sudah menjelaskan semuanya , apa kamu mau memaafkan aku..?”, ungkap kekasihku.
Aku sedikit malu karena sudah
berperasangka buruk dengan kekasihku. Dengan perasaan sediki malunya aku
berkata,”Iya, aku minta maaf dengan kalian semua, terutama kamu sayang, aku
sudah salah sangka sama kamu, yang perlu minta maaf itu aku, aku minta maaf
ya”, ungkapku
“Iya aku maafin ko”, ungkap
kekasihku.
Aku memeluknya dan begitu
menyesal telah menuduhnya tidak setia denganku. Sementara itu saudara kekasihku
berdiri dengan tersenyum dan berkata,”Mas aku pamit ya, permasalahan kan sudah
kelar”. Aku melepaskan pelukanku dan berkata,”Oh iya, terimakasih ya”. Aku
mengantar saudara kekasihku sampai ke depan. Diapun segera masuk mobil dan
kemudian pergi dari rumahku.
Kami pun duduk kembali di
ruangan tamu dan tentunya dengan suasana harmonis yang menyelimuti kehidupan
kami. Andai saja aku tidak mau mendengarkan penjelasan dari kekasihku, tentu
keharmonisan ini tidak bisa aku dapatkan.
Aku bersyukur sekali memiliki
dia yang kini ada di sampingku. Aku tidak tahu bagaimana mengucap syukur atas
bidadari yang sudah tuhan turunkan untukku ini. Yang pasti aku akan menjaganya
dengan baik, dan mungkin dengan cara itulah aku bisa bersyukur.
---
oOo ---