Contoh Cerpen tema Cinta: Sayap Pelindungmu - Dari judul yang pertama kali
kita baca di atas sudah jelas sekali bahwa tema kisah yang akan dibahas disini
adalah asmara atau cinta. Kisah ini akan menjadi tambahan untuk contoh cerpen tentang cinta yang sudah banyak kita temukan sebelumnya. Pasti ada yang unik,
ada sesuatu yang menarik yang coba diberikan oleh pengarang.
Romantis, begitu indah
mendengar kata-kata tersebut, “menjadi sayap pelindungmu” begitu sepertinya
makna dalam kisah ini. Memiliki seorang kekasih yang secara tegas dan konsisten
menjadi malaikat kita tentu saja sangat diharapkan. Bayangkan saja, jika kita
bersedih maka ia orang pertama yang akan rela menjadi badut untuk membuat kita
tersenyum.
Jika kita dalam bahaya, ia-lah
yang akan menjadi "superhero" dan memastikan kita baik-baik saja. Bayangkan jika
orang seperti itu menjadi pasangan kita, bahkan dalam tidur pun mungkin ia akan
menjaga kita dari gigitan nyamuk, sungguh beruntung bukan? Tapi mungkin kisah
yang diberikan dalam cerpen ini tidak begitu dalam.
Artinya mungkin kisah ini hanya
sebagian kecil gambaran romantisme cinta tersebut. Tapi paling tidak,
mengetahui bahwa kekasih kita berjiwa kesatria tentu akan membuat kita lebih
merasa aman dan damai, apalagi ditambah cinta suci yang tulus.
Lalu siapakah orang yang akan
menjadi sayap pelindungmu, apakah kekasihmu saat ini, atau mungkin orang lain
yang sama sekali belum pernah anda kenal sebelumnya? Takdir cinta yang
diberikan Tuhan kepada umatnya akan memilihkan yang terbaik untuk kehidupan
umat-Nya. Mari memberikan cinta kasih tulus untuk pasangan sejati kita.
Sayap Pelindungmu
Contoh
Cerpen tema Cinta
Di dingin malam aku duduk
dengannya di kursi penumpang. Kami baru
saja pulang dari liburan ke luar Jawa. Kini bus yang membawa kami pulang hendak
mengantarkan kami ke depan pintu rumah kami. Kami menunggu dengan memejamkan
mata, sudah lelah seharian melakukan perjalanan.
Sementara itu aku membuka lagi
mataku dan kulihat kau begitu lelah dan tidur dengan pulasnya. Aku melihat
temanku yang lain pun demikian. Mereka tampak lelah usai melakukan perjalanan
panjang, bak seusai mengarungi samudra luas dan bukit terjal.
Aku duduk sejenak untuk memberikan
selimut kepada kekasihku yang duduk di bangku penumpang di sebelahku. Nampak ia
kedinginan, hanya berbalutkan baju lengan panjang yang tipis. Berulang kali ia menggigil
seolah ia sedang merasakan dinginnya hidup bagai di kutub utara.
Usai menyelimuti kekasihku aku
menyendengkan kepalaku lagi. Aku begitu bahagia dengan liburan yang kami lakukan
bersama. Bagiku liburan ini adalah liburan yang sangat menyenangkan. Banyak
pelajaran yang kami dapat dari liburan kali ini.
Kami berwisata ke museum transmigrasi
yang ada di Lampung. Kami melihat betul betapa dahulu pulau Jawa sangat padat
penduduknya. Dan presiden Sukarno pun mentransmigrasikan para penduduk Jawa ke
beberapa wilayah yang memang masih jarang penduduknya.
Kami pun terus melewati
perjalanan, dan sudah hampir dekat dengan tempat tinggal kami. Pak supir terus
berkonsentrasi mengemudi, hingga bus berjalan dengan sangat stabil. Aku kagum
dengan bapak supir ini, dia hanya sendiri tanpa
seorang kernet, dia pun tidak tidur sampai semalam suntuk.
Hari sudah pagi, teman-temanku
sudah bangun semua. Sementara itu aku melihat kekasihku masih tertidur dengan
pulasnya. Aku membiarkannya karena aku tahu bahwa dia sangat lelah. Mereka
semua bangun dengan perasan yang begitu gembirannya, karena jalan sudah hampir
sampai.
”Wah sebentar lagi aku ketemu
mama”, ungkap Cinta salah satu temanku. Teman-temanku pun tertawa dan berkata
kepadanya,”Dasar anak mama”, ungkap dengan serentak. Dengan wajah masamnya
Cinta menjawab,”Biarin”.
Tak lama kemudian kami turun karena
sudah sampai di depan rumah kami. Dengan begitu gembiranya semua penumpang yang
merupakan rekan-rekanku turun. Mereka semua mengumpulkan uangnya kepadaku.
Setelah itu uang tersebut aku berikan kepada pak sopir. Dengan senyum pak sopir
menerima dan mengucapkan,”Terimakasih ya”.
Aku membalasnya senyumnya,”Iya
sama-sama pak”. Kami segera duduk di rumahku sambil beristirahat terlebih
dahulu. Sebagian dari kami ada yang memang sedang menunggu sampai jemputan
tiba. Sementara itu aku mengambilkan sebuah minuman dan memberikan kepada
mereka. “Siahkan diminum”, ungkapku menarwari minuman kepada teman-temanku.
Degan kompak mereka menjawab,”Iya Man, trimakasih”. Aku duduk di samping kekasihku dnegan perasan
gembira. Aku tersenyum melihatnya dan sambil berkata,”Gimana ada yang jemput
gak”. “Iya ada kok “, ungkap kekasihku dengan begitu manisnya. Aku menawarinya
minum,”Minum dulu dong”.
“Iya tidak haus kok”, ungkapnya
sambil memegang ponsel, menunggu balasan dari orang tuanya.
Tak lama kemudian ada orang tua
Cinta yang hendak menjemput Cinta. Mereka bergegas mendatangi kami. “Assalamu
alaikum”, unngkap orang tua Cinta. “Waalaikunm salam”, jawab kami dengan
serentak. “Cinta, ayo pulang”, ungkap ibunya. Dengan bahagianya Cinta langsung
berkata,”Iya ma”. Dengan tutur kata lembutnya orang tua Cinta berkata,”Duluan
ya dek”. Dengan tutur lembut kami pun berkata,”Iya buk, hati-hati ya”.
Sementara itu kami melanjutkan
duduk bersantai lagi. Bahkan dari kami ada yang menunggu orang tuanya dengan
tertidur. Aku tidak tahu mungkin dia begitu lelah hingga tak kuasa menahan
kantuknya.
Tak lama kemudian rombongan
orang tua temanku datang semua untuk menjemput teman-temanku yang masih
tersisa. Jumlah rombongan yang menjemput ada sekitar 10 motor dan persis dengan
jumlah sisa temanku di sini. Mereka pun berpamitan pulang dengan orang tuanya.
Sementara itu kekasihku belum juga ada yang jemput.
Aku menghampiri kekasihku lagi
dan berkata,”Bagaimana orang tua kamu..?”. “Iya ini belum jemput juga”, ungkapnya
dengan cemasnya. “Ya sudah aku antar saja yok”, ungkapku mengajaknya. “Gak
ngerepotin apa..?”, ungkapnya dengan tidak enak hati.
“Tenang saja si, aku kan
kekasih kamu, jadi aku akan selalu bantu kamu di saat kamu sedang kesusahan”,
ungkapku kepadanya. Dia pun tersenyum dan berkata,”Terimakasih ya sayap pelindungku”. “Iya tuan putri”, sambil
tersenyum.
Aku masuk rumah dan
mengeluarkan motor dari rumahku. Aku coba menghidupkannya terlebih dahulu untuk
memanaskan mesin. Setelah 5 menit motor pun sudah siap untuk mengantar
kekasihku. “Ayok”, ungkapku sambil melihatnya. Diapun menganggukan kepala dan
langsung duduk di belakangku. Kami
berangkat menuju rumah kekasihku.
“Kapan ini liburan seperti ini
lagi..?”, ungkapku kepadanya. Diapun tersenyum dan menjawab,”Belum puas tah
liburannya..?”. Aku menjawab,”Iya, ketagiahan aku”. “Itu gampang bisa diomongin
lagi sama anak-anak”, ungkap kekasihku.
Kami pun melewati jalan-jalan
berbatu-batu yang sangat tajam. Aku sangat hati-hati melewatinya. Sambil
berjalan di atas batu tersebut aku berkata,”Kamu itu korban korupsi bener ini,
masa jalan sudah jelek seperti ini belum juga diperbaiki”, ungkapku.”Hahah iya
ini, coba kamu yang jadi bupati yok, kamu entar benerin jalan ini”, ungkap
kekasihku.
“Haha kalau aku nyalon jadi
bupati pasti yang milih kau doang”, ungkapku dengan cerianya.
“Masih mending masih ada yang
milih hehe”, ungkap kekasihku.
Tak lama kemudian sampailah aku
di rumah kekasihku. Aku berhenti di depan rumahnya. Kekasihku turun setelah
morotku diberhentikan. “Mau mampir tidak..?”, ungkap kekasihku dengan
tersenyum. “ Aku langsung sajalah”, ungkapku.
“Ya sudah hati-hati ya”, ungkap
kekasihku dengan tersenyum.
“Iya, pamit ya”, ungkapku dan
pergi.
Aku melewati jalan yang jelek
ini lagi. Semoga cintaku tidak seperti jalan ini yang sangat merugikan bagi
motorku. Aku ingin cintaku seperti jalan tol yang sangat memanjakan para
pengmudianya.
Begitu juga adanya cinta kami
di dunia ini, bisa menjadi cinta yang di restui oleh tuhan. Tidak lupa restu
orang tua kami juga menjadi hal yang wajib untuk kami dapatkan. Dan semoga kami
berdua mendapatkan itu semua.
Tak lama kemudian sampailah aku
di jalan yang halus lagi. kini penderitaan ku sudah selesai karena melewati
jalan yang begitu berbatu ini. Aku menambah kecepatan motorku untuk bisa sampai
ke rumah.
Kendaraan demi kendaraan aku
salip dan tak perlu waktu lama aku sampai di rumah. Sesampainya di rumah aku
masuk ke rumah dan masuk kamar. Usai masuk kamar aku berangkat ke kamar mandi
unntuk mandi.
Usai mandi aku duduk di kamar
untuk menenangkan badan dan pikiranku. Badan ini begitu lelah menjalani
perjalanan yang begitu jauh. Tetapi meski demikian aku bahagia sekali karena
bersama kekasihku.
Aku ingin dimanapun dia berada
aku selalu di dekatnya. Agar aku bisa menjadi sayap pelindungnya, menjaga dan
selalu bisa melindunginya dari bahaya. Itu semua tentu aku lakukan karena aku
sangat sayang dengannya.
---
oOo ---