“Libur Panjang Kenaikan Kelas”, kalau melihat judul cerita tentang pendidikan tersebut tentu sangat tidak asing ya? Libur memang menjadi waktu yang banyak dinanti oleh para pelajar di berbagai jenjang pendidikan. Bukan karena malas belajar tapi untuk sekedar menyegarkan pikiran.
Cerita kali ini akan membahas seputar tema libur sekolah tersebut. Tentu saja cerita ini dikemas dengan bahasa yang sangat sederhana. Teks cerita ini lebih menitikberatkan pada kejadian apa yang dialami.
Banyak kegiatan yang biasa dilakukan saat libur. Ada yang hanya menikmati waktu bersantai bersama keluarga di rumah dan ada juga yang bepergian. Seperti apa kisah yang akan kita baca, mari langsung saja kita lihat.
Libur Panjang Kenaikan Kelas
Cerita tentang Pendidikan oleh Irma
Sabtu pagi, aku bergegas bangun dan segera bersiap-siap menuju sekolah. Ini adalah salah satu hari besar dalam agenda kegiatan belajar mengajar yang aku ikuti.
Kenapa, karena hari ini aku akan melihat hasil belajarku selama dua semester terakhir. “Buruan Nak, sudah siang…” ibuku seolah ikut merasakan semangat yang ada dalam diriku sampai-sampai ia juga ikut sibuk.
Tak ada yang spesial kecuali keinginanku yang ingin cepat sampai di sekolah. Seperti jam sekolah seperti biasa, kami sudah berkumpul di sekolah.
Tentu saja, masih harus menunggu beberapa jam lagi baru kami bisa melihat hasil ulangan kenaikan kelas kali ini. Tapi kami sama sekali tak mau kehilangan momen. Kami menunggu dengan sabar dan sedikit cemas.
“Nin… gimana nanti ya?”
“Entah nih, aku takut kalau membayangkan hasilnya”
“Iya, aku juga. Menurut kamu kita naik semua enggak ya…?”
“Aku sih ragu tapi ya mudah-mudahan saja tidak ada yang mengulang”
“Iya, semoga saja begitu!”
Waktu yang dinanti tiba, satu persatu kami mendapatkan apa yang sudah kami tunggu sejak pagi. “Ah… lega rasanya”, aku bisa bernafas dengan ringan dengan hasil yang aku dapat.
Tak ada satupun murid yang tinggal kelas. Kami sangat bahagia pulang ke rumah masing-masing menyambut masa liburan panjang.
Sampai di rumah, ibuku sudah menunggu di beranda depan. Sekilas aku merasakan aroma rasa khawatir dari sorot matanya yang lembut.
“Bagaimana hasilnya Nak…?”, tanya ibuku dengan nada cemas. “Ya begitu deh…”, jawabku mencoba membuat ibu penasaran.
Tanpa bertanya lagi, ibu segera mengekor, mengikutiku hingga ke kamar. Dengan muka datar ia segera duduk disamping tas yang aku letakkan di tempat tidur.
Rapor ada di tas, ibu tidak mencari tahu sendiri hasil belajarku. Ia menatapku, duduk dengan raut muka penuh harap.
Rapor ada di tas, ibu tidak mencari tahu sendiri hasil belajarku. Ia menatapku, duduk dengan raut muka penuh harap.
“Iya bu, hasilnya bagus kok. Aku dapat peringkat tiga”, ucapku sambil menatap wajah ibu penuh bangga. “Alhamdulillah… selamat ya Nak… kamu mau hadiah apa dari ibu dan ayah?” tanya ibu sembari tersenyum.
Kedua tangannya melekat di atas tas merah milikku. Ia duduk dengan penuh wibawa, membaca setiap gerak-gerik tubuhku. “Liburan di Bali, tapi saya kakek dan nenek. Pasti sangat menyenangkan!” ucapku sembari duduk di hadapan ibu.
“Ha… kakek dan nenek?” jawab ibu, “gimana ya…?”, lanjutnya tampak ragu-ragu. Harapan pun terkabul. Meski sulit, ibu mengabulkan keinginanku untuk menghabiskan waktu liburan dengan kakek dan nenek.
Kalian tahu, liburan bersama kakek dan nenek adalah liburan yang sangat menyenangkan. Aku sudah menginginkan masa liburan seperti ini sejak dulu.
Tahu tidak, kakek dan nenekku adalah orang kampung. Beliau tidak pernah pergi liburan, apalagi ke bali. Banyak sekali momen lucu dan menggemaskan yang aku dapat bersama nenek. Mulai dari saat hendak berangkat sampai ketika kami pulang kembali.
“Nenek tobat Nin… pokoknya nenek ogah jalan-jalan ke bali lagi…”
“Kenapa memang nek?”
“Kakekmu sih senang, nenek rasanya seperti baru kerja rodi. Badan nenek sakit semua…”
“Makanya Nek… jangan mabok perjalanan. Nenek cemen sih…!”
Meski dalam perjalanan nenek mabuk perjalanan tapi dari sorot matanya nenek menikmati kebersamaan kami. Aku sendiri sebenarnya agak kasihan juga sih sama nenek. Soalnya nenek kelihatan sangat letih.
Apalagi ketika mabuk perjalanan. Maklum, paling jauh nenek hanya pergi ke pasar, tak pernah lebih jauh dari itu.
Apalagi ketika mabuk perjalanan. Maklum, paling jauh nenek hanya pergi ke pasar, tak pernah lebih jauh dari itu.
Singkat cerita, liburan kali ini begitu menyenangkan. Aku sangat puas bisa menghabiskan waktu bersama kakek dan nenek. Aku sangat bahagia.
Mungkin, kalian juga pernah merasakan kebahagiaan seperti yang aku rasakan bukan? Menghabiskan libur panjang bersama orang terkasih tak kan bisa ternilai dengan materi.
“Terima kasih ayah, terima kasih ibu, terima kasih untuk kesempatan yang sudah lama aku impikan ini”, semoga kebahagiaan ini bisa untuk kita semua.
“Terima kasih ayah, terima kasih ibu, terima kasih untuk kesempatan yang sudah lama aku impikan ini”, semoga kebahagiaan ini bisa untuk kita semua.
---oOo---
Liburan sekolah memang menjadi kesempatan yang banyak dinanti para siswa, apalagi ketika liburan panjang. Mungkin banyak dari kita yang mempunyai cerita pengalaman menarik seputar liburan seperti di atas.
Ya, pengalaman atau kejadian menyenangkan akan menjadi hal yang melekat dalam benak kita. Kita harapkan sebagian besar ingatan kita berisi momen – momen indah bersama orang terkasih.
Tetap semangat belajar dan jangan lupa selalu berusaha yang terbaik. Itu saja untuk cerita pendidikan kali ini. Sampai bertemu di kisah selanjutnya.