Cerpen Cinta yang Tulus dan Suci: Tak Lekang oleh Waktu - Cerita yang berakhir dengan bahagia, banyak dari pembaca
yang mengharapkan cerpen cinta berakhir seperti itu. Dari pada sedih, lebih
menyenangkan mungkin. Cerpen berjudul “tak lekang oleh waktu” berikut ini bisa
dikatakan happy ending atau berakhir
bahagia.
Tidak berjalan datar, ada satu kejadian yang cukup tragis menimpa,
ada suasana yang cukup menegangkan, membuat pembaca menahan nafas. Di sisi
lain, karya ini juga menyelipkan penggalan – penggalan cerita yang akan membuat
tersenyum atau mungkin bahkan tertawa geli. Seperti apa sebenarnya yang gadis
itu alami?
Dalam contoh cerpen tentang cinta suci berikut anda akan
mendapatkan suguhan suasana yang bercampur, sedih, senang, bingung, takut dan
lainnya. Pengarang, dalam cerpen ini benar-benar mengajak pembaca untuk ikut
merasakan juga cerita yang terjadi di cerpen ini, bagaimana bisa begitu?
Ya, pengarang melibatkan dirinya sendiri dalam cerpen ini.
Pengarang mengambil sudut pandang orang pertama dimana ia memposisikan diri
sebagai aku, tokoh utama dalam cerpen tersebut. Coba dibaca, dengan seksama
kita akan terlarut memposisikan diri kita sendiri dalam cerita ini. Jadi
penasaran seperti apa ceritanya, yuk baca langsung!
Tak Lekang oleh Waktu
Contoh Cerpen tentang Cinta Suci
Aku yang mencintai kekasihku lebih dari apapun. Ia adalah bintang kehidupan, cahaya yang menerangi
hatiku. Hanya bersamanya aku bisa merasa begitu bahagia, memenuhi seluruh hari-hariku dengan bunga
warna-warni, bak pelangi.
Denganya pula aku bisa merasakan kedamaian dalam menjalani hidup laksana
menghabiskan sepanjang waktu di bawah pohon rindang ditepi kolam jernih yang
airnya gemericik. Aku harap hubungan kami bisa bertahan hingga tua dan mati nanti.
Aku begitu gundah, ini malam minggu dan ia sudah lama sekali belum juga datang. Malam hari ini dia sudah berjanji agar datang menemui
ku di rumah. Tetapi sampai jam setengah sembilan dia pun belum datang. Aku pun
menelponnya tetapi tidak diangkat dan tidak ada.
Aku begitu kahwatir terjadi sesuatu dengan kekasihku. Tetapi aku berharap
ini semua hanya perasaanku semata. Aku pun duduk kembali dan menunggu hingga
datang. Lama aku menunggu dengan perasaan bertanya-tanya. “Mengapa belum juga
datang ya”, ungkap hati kecil melihat kekasihku yang belum datang juga.
Sambil duduk aku terus memandangi jam sambil memikirkanya. Sementara itu
jam terus saja menaikan jarum pendeknya ke atas. Itu artinya waktu bertambah
dan bertambah larut. Sementara aka tidak tahu mengapa kekasihku belum juga
datang. Aku mencoba menghubunginya lagi tetapi tidak diangkan dan disms juga
tidak dibalas.
Waktu sudah meunjukan jam 11 malam, itu artinya kekasihku sudah tidak
mungkin menemuiku malam ini. Aku pun tidur karena tidak mungkin lagi menunggu
kekasihku yang tidak mungkin datang. Aku cukup kecewa karena kekasihku tidak
datang malam ini. Dengan perasaan dongkol aku tertidur.
Di pagi harinya aku pun melihta posnelku berbunyi. Dengan mata yang
begitu beratnya untuk di buka aku pun mengangkat telfon tersebut. Ternyata dari
teman kekasihku.
“Halo Rizka”, ungkap teman kekasihku. “Iya, ada apa Wahyu”, ungkapku kaget karena tidak biasa teman kekasihku menelponku. “Aku mau memberi kabar, Rizki
lagi di rumah sakit semalam tabarakan sewaktu mau ke rumahmu”, ungkap wahyu.
Aku pun syok dan terdiam untuk sesaat dan begitu hawatir dengan
kekasihku. Sementara itu wahyu terus memanggilku di telefon.
“Halo.. halo Rizka, kamu tidak apa-apa kan”, ungkap Wahyu.
“Dengan perasan sedih aku menjawab,”Iya Yu, kamu smssin alamat rumah
sakitnya ya, aku ke sana sekarang”.
“Iya, entar aku smsin, sudah ya aku tutup ya”.
“Iya”.
Aku pun mengganti pakaianku dan berniat untuk langsung menemui kekasihku.
Dengan perasan tidak menentu yang meracuni hati dan pikiran aku pun berangkat
ke rumah sakit tersebut. karena saking khawatirnya aku pun melaju dengan sangat
cepat. Mungkin karena sedang terbawa dengan suasana.
Tak membutuhkan wkatu yang lama aku pun sampai di tempat kekasihku di
rawat. Aku masuk dengan berlari dan mendahului orang-orang yang sedang berjalan
di depanku. Setelah cukup lama berlari karena cukup jauh sampailah aku di kamar
tempat kekasihku di rawat. Aku pun menagis dan langsung memeluk kekasihku
sambil berkata,”Kenapa bisa seperti ini”, ungkapku dengan air mata yang keluar
sangat deras.
Kekasihku justru malah tersenyum dan berkata,”Aku tidak apa-apa kok”.
“Kamu bilang kamu tidak apa-apa, ini tangan kamu di perban”, ungkapku begitu
khawatir dengannya. Kekasihku memegang tanganku dan berkata,”Aku tidak apa-apa
sayang”, dan mengusap air mataku. “sudah dong nangisnya”, ungkap kekasihku.
Sementara itu teman-teman yang menjaga kekasihku di rumah sakit tersenyum
mellihatku. Aku pun menghentikan tangisanku dan duduk di samping kekasihku.
“Aku tadi malam nungguin kamu tau’, ungkapku. Kekasihku tersenyum dan
berkata,”Iya maaf ya, aku jatuh jadi tidak sampai ke rumahmu”. Aku pun
tersenyum melihat perkataannya itu.
Tak lama kemudian orang tua kekasihku datang membawakan buah untuk
kekasihku. Dengan jalan santainya dia masuk dan tersnyum melihatku. “Bude”,
ungkapku menyapa ibu kekasiku. “Iya, sudah dari tadi Rizka”, ungkap ibu dari kekasihku.
“Baru saja “, ungkapku.
“Nak makan buah dulu ya”, ungkap ibu kekasihku menawari buah kepada
kekasihku.
“Enggak mau lah bu”, ungkap kekasihku.
“Beneran gak mau”, ungkap ibu kekasihku.
“Iya”.
Ibu kekasihku melihatku tersenyum dan berkata,”Kamu yang suapin ya, pasti
mau”. Aku pun tersenyum dan berkata,”Haha ya sudah sini”. Aku pun berjalan
mendekatinya dan memasukan buah ke dalam mulutnya tanpa menawarinya terlebih
dahulu.
Sementara itu kekasihku meronta dan berkata,”Aku tidak mau buah”. Meski
demikian dia tetap memakannya. Dan kejadian tersebut sempat membuat semua orang
yang ada di ruangan tersebut tertawa lepas karena hal ini.
Akhirnya setelah aku memaksanya memakan buah, kekasihku mau memakan buah.
Kini dia pun memakan buah sendiri tanpa aku suapi. Dengan lahapnya dia memakan
buah apel yang aku berikan kepadanya. “Tadi saja tidak mau”, ungkapku sambil
meledeknya. Sementara itu dia terus memakan buah dan sambil tersenyum.
Lama aku di dalam ruang tersebut dan tidak terasa hari sudah sore. Aku
pun beranjak pulang setelah berpamitan
dengan kedua orangtuanya dan dia. Aku cukup lega bisa mlihat keadaan kekasihku.
Kini pertanyaanku tadi malam terjawab sudah, dan aku sudah tahu kenapa
kekasihku tadi malam tidak mengunjungiku.
Aku pun menghidupkan mobilku dan memasukan giginya. Setelah itu aku
bergegas menginjak gas dan berangkat. Berbeda dengan ketika aku berangkat, kini
aku mengemudi dengan tenang dan cukup santai. Aku bisa santai seperti ini
karena aku sudah sangat lega melihat kekasihku.
Tak lama kemudian aku sampai di rumah. Aku pun turun dari mobil dan masuk
ke rumah. Aku duduk sejenak di ruangan tamu sambil memikirkan kekasihku di
sana. Hati berbunga-bunga bisa melihat kekasihku lagi dan bisa bercanda tawa
dengan kekasihku lagi.
Sementara itu pembantuku penasaran kenapa aku tersenyum-senyum sendiri. Dia
pun menghampiriku. “Non..!, non kenapa senyum-senyum sendiri”, ungkapnya sambil berdiri memegang sapu. “Mau tau saja si Bi
urusan anak muda”, ungkapku. “Aduh bibi
curiga pasti gara-gara mas Riski ya”, ungkap pembantu sambil mulai menyapu.
Aku pun hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. “Halah senyum-seyum”,
ungkap bibiku sambil mengacunkan tangannya kepadaku. Dia pun melanjutkan
menyapunya hingga selesai. Sementara aku terus berfikir dengan kekasihku. Kau
hanya bisa berharap rasa cintaku dan rasa cintanya tidak akan lekang oleh
waktu. Aku juga hanya ingin cinta kami berdua abadi sampai akhir hayat.
Yang mana itu semua akan kami lewati bersama dengan memadu kasih begitu
mesra. Aku ingin ketika aku menikah nanti dengannya aku ingin mempunyai anak
perempuan 3 darinya. Dan kami akan hidup bahagia sebagai keluarga yang utuh.
Begitu indah mimpiku bersamanya, dan semoga itu semua menjadi nyata.
Tuhanlah yang akan menjadi saksi betapa tulus cinta kami. Tuhan pula yang
akan menyaksikan betapa aku dan dia akan dipersatukan dalam ikatan yang syah, sebuah pernikahan suci. Karena cinta kami tidak akan
lekang oleh waktu sampai akhir
menutup mata.
---
oOo ---