Cerita Cerpen tentang Perjuangan Cinta: Sampai Kau Jadi Milikku Nanti - Judul di atas, bagaimana kalau dibuat seperti ini, “aku akan
berjuang mendapatkan cintamu, sampai kau jadi milikku”, jelas makna-nya bukan?
Ya, cerpen tentang perjuangan cinta berikut ini mungkin menggambarkan kisah
seperti itu, tapi mungkin saja tidak. Tapi memang benar bahkan kisah kali ini
tentang cinta remaja.
Kisah cinta ini kalau dikaitkan dengan judul terlihat
menggambarkan bagaimana seseorang dalam meraih atau mengejar apa yang
diinginkan yaitu cinta dari orang lain. Tampak dari judul bahwa akan ada
masalah atau konflik yang membuat sang tokoh teguh dengan pendiriannya untuk
tetap melakukan sesuatu untuk orang yang ia suka.
Tapi bisa juga kata “sampai kau jadi milikku” di atas
dikaitkan dengan sebuah janji cinta yang diberikan seseorang. Misalnya, aku
akan terus menjagamu sampai kapanpun, sampai kau benar-benar menjadi milikku
yang syah, bisa saja bukan? Ya tetapi kita tidak usah bermain tebak-tebakan,
tidak lucu.
Kita akan menikmati sebuah karya sederhana sebagai bahan
bacaan. Karya berikut merupakan salah satu contoh cerpen tentang perjuangan
cinta seseorang. Di kisah ini anda tentu akan mendapatkan nuansa haru, sedih
atau mungkin saja situasi dramatis. Tapi yang membuat penasaran tentu ending
dari alur cerita yang ada, kita baca saja ya!
Sampai Kau Jadi Milikku
Cerpen tentang Perjuangan Cinta
Di dingin malam aku teringat wajahmu. Pikiranku seoalah melayang karena
aku merasa ada hadirmu. Aku begitu nyaman meski sebuah bayang semu yang datang
menemaniku. Saat ku buka mata ternyata memang bayangan. Hati sudah berharap
besar itu adalah kamu. Tetapi aku pun masih bersyukur karena masih bisa
membayangakan wajahmu.
Tetapi di sisi lain aku pun sedih karena kau tak juga mengerti bahwa aku
mencintaimu. Padahal aku sudah melakukan apapun untuk mendapatkanmu. Sifatmu
yang keras membuatku semakin terus berjuang untuk mendapatkanmu. Aku percaya
meskipun saat ini kau menolaku suatu saat pasti kau akan menerimaku.
Akupn tidur lagi setelah sedikit lama membayangkan wajahmu. Sedikit susah
tertidur pulas karena selalu membayangkan wjaahmu. Sementara itu aku terus
berusaha untuk memejamkan mata. Cukup lama aku berusaha dan akhirnya berhasil.
Kini aku tertidur untuk semalam dan begitu nikmat.
Pagipun menjelang dan aku pun terbangun dari tidur indahku. Aku duduk
sejenak untuk mengumpulkan energiku. Setelah itu aku pergi ke kamar mandi untuk
mandi. Aku siram seluruh tubuhku. Dan kurasakan begitu segar tubuh ini yang di
aliri air. Aku gosok dengan sabun dan aku siram lagi. kini badanku bersih dari
kuman dan bakteri yang menempel di badanku.
Usai mandi aku memakai seragam dan selanjutnya bersarapan bersama
keluargakan. Dengan semangatnya aku awali pagi ini dengan bersarapan. Ibuku
melihatku dengan penuh takjub,”Bahagia sekali kamu hari ini”, ungkap ibuku
sambil menyiapkan sarapan untuk kami.
Sambil berjalan dengan percaya dirinya aku pun menjawab,”Iya dong, hidup
itu harus bahagia”, ungkapku. Ibuku tersenyum dan kemudain melanjutkan
pekerjaanya lagi. Sementara itu ayahku keluar dari kamar dan sudah siap untuk
bernagkat. Aku pun mengundangnya,”Ayah sarapan dulu”, ungkapku melihatnya
hendak pergi.
Ayahku menengok ke arahku sambil berkata,”Sudah siang nak”, dan
terburu-bur lari ke arah pntu keluar. “Yah gimana si, enggak asyik masa aku
sarapan sendirian”, ungkapku di meja makan. Ibu pun datang dan duduk di
sampingku, sambil berkata,”Tenang ibu temani”.
Aku pun tersenyum ada ibuku yang menemaniku srapan pada pagi ini. aku pun
mulai mengambil nasi dan kemudian lauk dan sayurnya. Dengan lahap aku menyantap
sarapan ini, sementara itu ibuku begitu bahagia melihat anaknya yang begitu lahap
makan.
Usai makan aku pun diam sejenak untuk menunggu perutku agar bisa diajak
untuk berangkat sekolah. Setelah 3 menit aku mencium tangan ibuku dan
berkata,”Aku berangkat ya bu”. Dengan tersenyum ibuku menjawab,”Iya nak”,
ungkapnya melihat wajahku.
Aku pun keluar dari ruangan makan dan hendak untuk bernagkat sekolah. Aku
memakai motor untuk sampai sekolah. Ku hidupkan motor dan kemudian ku
tunggangi. Baru aku bisa berangkat ke sekolah. Aku berjalan cukup santai karena
menurutku ini belum terlalu siang.
Tak lama kemudian ada sebuah tikungan menghadangku. Dengan gesitnya aku
menaklukan tikungan tersbut dengan selamat. Sementara itu aku pun sedikit takut
degan tikungan yang baru saja aku lewati. Karena tikungan tersebut sangatlah
tajam.
Kini tinggal jalan-jlan lurus yang aku temui. Tak lama kemudain aku
smapai di depan gerbang kelas. Pak satpam menyambutku dengan senyum. Sementara
itu aku berkata,’Pagi pak”,ucapku kepada pak satpam. Aku memasukan motorku ke
parkiran dan kemudian berjalan ke kelas. Sesampaina di kelas aku pun duduk dan
mengeluarkan buku dan membacanya.
Tak lama kemudian Monik datang masuk ke kelas. Monik adalah gadis yang
tadi malam aku bayangkan. Dengan tersenyum aku berkata,”Pagi Monik”, sambil
menatapnya. Dia pun hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Aku pun
menghampirinya dan duduk di sebelah tempat duduknya. Aku melihat wajahnya
sambil berkata,”Tambah cnatik saja si kamu Monik”, tersenyum melihatnya.
“Iya terimakasih”, ungkap Monik berucap tanpa ekspresi bahagia.
Aku pun menyenderkan tangaku ke bagian kursi sambil berkata,”Monik aku
tadi malam bayangin kamu lo”, sambil tersenyum. Monik melihatkku dan
berkata,”Terus aku suruh ngapain.?”. “Ya kamu harus paham dong aku sayang sama
kamu”, sambil memegang tangannya. “Aku tidak cinta sama kamu Andri”, berusaha
melepaskan genggamanku.
Aku pun melepskan genggamanku dan berkata,”Suatu saat pasti kau akan
cinta padaku”, dan kembali ke tempat duduk. Sementara itu Monik keluar dari
kelas setelah aku kembali ke tempat duduku.
Tak lama kemudain bel masuk di bunyikan. Kami pun memulai proses belajar
dengan tertib. Sementara aku masih terbayang dengan Monik yangbelum juga
menerima cintaku. Aku begitu tidak konsen mengikuti pelajaran ini. karena
pikiranku selalu di hiasi dengan wajah Monik.
Tiga jam berlalu dan 3 pelajaranpun sudah selesai. Kini aku bisa
istirahat untuk menenangkan pikiranku. Aku melihat Monik jalan ke luar dengan
temannya. Aku pun mengikutinya tanpa di ketahui. Hingga aku pun mendapati Monik
bertemu dengan seorang lelaki. Bila di lihat dari caranya berbicara si,
sepertinya laki-laki tersebut suka sama Monik, tetapi nasipnya sama seperti
aku, Monik tidak suka dengan dia.
Usai mengobrol dengan dengan laki-laki terssbeut, Monik beranjak menuju
kantin. Aku pun terus menikutinya dengan sembunyi-sembunyi. Tidak jarang aku
harus bersembunyi di balik ohon ketika Monik tiba-tiba menengok ke belakang.
Monik pun duduk di kantin dan memesan makanan. Sementara itu aku
bersembunyi di balik tembok penghalang kantin. Aku pun menyemprotkan parfum ke
tubuhku, hingga tubuhku begitu wangi. Setelah itu aku menyisir rambutku hingga
tertata rapi. Setelah itu dengan percaya diri yang tinggi aku menghampiri
Monik. Tanpa meminta ijin aku pun langsung duduk di sebelah Monik.
Sambil melihatnya makan aku pun berkata,”Mon, gimana mon, aku itu suka
sama kamu”. Sementara itu teman-teman Monik menunduk tidak berani melihatku,
mungkin karena malu. Monik pun menghadap ke arahku,”Kita temenan saja ya
Andri”, ungkap Monik dengan lembutnya.
Aku pun tidak kehabisan akal, aku trus merayunya.”Tetapi apa kamu tidak
kasihan denganku, setiap malam kau memikirkan kamu”, ungkapku dengan muka
sedikit memelas. “Tapi aku lagi tidak mau pacaran Andri”, ungkap Monik dan
melanjutkan makannya. Aku pun merayu lagi dan berkata,”Aku janji tidak akan
menyakiti kamu, aku akan setiak sama kamu”.
Monik pun tidak menghiraukan perkataanku, dia pun terus melanjutkan
makan. karena merasa malu tidak di tanggepin aku pun pergi dari kantiin tersebut
dengan muka sebal. Di tengah jalanku yang penuh rasa amarah ini aku melihat kaleng di depanku. Aku pun
menendangnya dengan sangat kuat unntuk mengobati rasa kekecewaanku karena di
tolak. Kaleng tersebut pun melayang dengan tingginya dan mendarat mengenai
kepala ibu guru.
Dengan muka merah ibu guru tersebut melihatku dan berteriak,”Andri..!”. Aku
pun begitu gugup melihat ibu guru yang sedang marah tersebut. Sementara itu ibu
guru menjewerku sambil berkata,”Apa kamu tidak tahu kaleng ini bisa melukai
orang, kenapa kamu tendang”, ungkap guruku dengan marahnya.
“Iya maaf buk, saya gak sengaja”, ungkapku. “Kamu saya hukum berdiri di bawa bendera merah putih sambil hormat sampai
nanti pulang”. Aku pun melakukan apa yang di perintahkan oleh guru. Aku
menghadap ke bendera tersebut dan sambil hormat. Kisahku begitu konyol, dan ini
semua karena cinta.
---
oOo ---