Anda yang mencari cerpen yang singkat dapat membaca karya
cerpen berikut. Cerpen dengan judul “karena aksesoris handphone” berikut adalah
sebuah cerpen tentang persahabatan antara tiga orang remaja yang singkat sekali. Kisah yang
diangkat cukup bagus, unik dan tentunya menarik baik untuk sekedar bahan bacaan
hiburan maupun untuk belajar.
Dalam cerpen ini diceritakan tiga orang sahabat hidup di
kost, kamar sewa, selama mereka belajar di sekolah. Persahabatan mereka sangat
dekat tetapi ada kejadian yang menodai persahabatan mereka yaitu salah satu
dari mereka suka mengambil barang milik sahabatnya. Selanjutnya sudah bisa
ditebak bukan?
Tidak, cerita ini dikemas dengan sudut pandang yang berbeda,
meski kisahnya bisa ditebak namun penceritaan didalamnya menarik.
Cerpen ini dipersembahkan untuk para remaja yang memiliki sahabat sejati. Ingat, sahabat adalah saling memberi dan saling memaafkan.
Cerpen ini dipersembahkan untuk para remaja yang memiliki sahabat sejati. Ingat, sahabat adalah saling memberi dan saling memaafkan.
Dalam persahabatan hanya ada saling membantu, saling
mengerti dan saling menjaga, mudah-mudahan karya berikut bisa menjadi sumber
inspirasi.
Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi sahabat terbaik bagi sahabat kita sendiri. Silahkan dibaca saja cerpen berikut, semoga berkenan!
Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi sahabat terbaik bagi sahabat kita sendiri. Silahkan dibaca saja cerpen berikut, semoga berkenan!
Karena Aksesoris
Handphone
Cerpen Singkat Oleh Irma
Meski dua temannya tampak santai menikmati waktu luang namun
tidak begitu dengan Claudia. Mukanya terlihat panik seperti ayam kehilangan
induk, ia terus membolak-balik buku, tas, pakaian dan lainnya.
“Nit, mana powerbank milikku, aku tadi meletakkannya disini
kok tidak ada?”, tanya Claudia. “Ya mana aku tahu”, jawab Nita. Claudia terus
mencari dan mencari tetapi tidak menemukan barang yang ia cari.
Wajahnya mulau kusut, matanya yang ayu mulai berubah tajam,
kali ini ia benar-benar terlihat kesal tidak seperti biasanya. “Keterlaluan,
pasti ada yang iseng deh, kemarin anti gores ku hilang sekarang powerbank, gila
nih tikus!”, ia mulai mengomel sambil terus membongkar tas yang ia miliki.
“Dit, dari tadi kamu diam saja, tahu powerbank milikku
tidak?”, tanya Claudia pada Dita yang dari tadi sibuk bermain ponsel. “Enggak,
enggak tahu, dimana memang?”, jawab Dita.
“Sudahlah Di, cuma powerbank ini… kalau hilang ya nanti beli
lagi”, ucap Nita menasehati sahabatnya yang sudah mulai sewot.
Tapi Claudia sudah terlanjur kesal, bagaimana tidak, mungkin barang itu tidak seberapa tapi fungsinya sangat penting bagi Claudia. Wajar jika dia benar-benar kesal karena hal itu.
Tapi Claudia sudah terlanjur kesal, bagaimana tidak, mungkin barang itu tidak seberapa tapi fungsinya sangat penting bagi Claudia. Wajar jika dia benar-benar kesal karena hal itu.
Nita tahu benar, kali ini Claudia marah besar atas
kehilangan itu, ia juga sebenarnya tahu bahwa Dita sahabatnya yang mengambil
aksesoris handphone milik Claudia. “Di, sudah, dari pada kamu cemberut terus,
kita jalan saja yuk, kita beli yang baru aja”, ajak Nita kepada Claudia.
“Dit, kamu mau ikut tidak, aku sama Di mau cari powerbank di
toko sebelah?”, tanya Nita apda Dita. Sambil terus asyik bermain ponsel Dita
pun menjawab “ogah, kalian sendiri aja, aku capek”, jawabnya.
Claudia dan Nita pun akhirnya pergi sendiri. Di toko
aksesoris HP itu akhirnya Nita membelikan sahabatnya sebuah Powerbank dan
beberapa aksesoris lain yaitu Anti Gores, Card Reader dan juga Charger.
“Mas, bisa minta tolong tidak?”
“Iya, bagaimana?”
“Tolong powerbank ini dibongkar ya mas, setelah itu
didalamnya diberi tulisan Claudia, tapi yang rapih dan jangan sampai rusak ya
mas…”
“Kalau di bongkar ya rusak Mbak…”
“Ya kalau begitu minta tolong deh mas, atur saja supaya di
dalam aksesoris ini bisa ada nama itu tadi”
“Ya sudah kalau begitu, saya coba ya”
Claudia yang dari tadi hanya diam tampak bingung melihat
permintaan sahabatnya itu. Akhirnya, mereka pun pulang setelah mendapatkan
barang-barang yang mereka cari. Sampai di kost, Nita sama sekali tidak
memberitahukan rencananya untuk menjebak Dita.
Ia sudah tidak tahan dengan kelakuan Dita karena itu ia
menjalankan rencana itu untuk membuat Dita jera. Sengaja ia tidak bilang kepada
Claudia akan hal itu karena ia takut jika Claudia tahu bahwa Dita yang selama
ini mencuri barang miliknya maka Claudia pasti akan ribut.
Tiga hari berikutnya tidak ada kejadian apapun di kost
mereka. Mereka menjalankan aktivitas biasa sampai suatu sore Nita tidak sengaja
melihat Dita sedang membuka tas milik Claudia. Tanpa sepengetahuan Dita, Nita
teus memperhatikan apa yang dilakukan. Nita juga tak lupa merekam apa yang ia
lihat.
Malamnya, setelah Claudia tidur, Nita kemudian membangunkan
Dita dengan paksa. Ia menyerat Dita ke dapur dan memaksa Dita untuk mengakui
perbuatannya. “Kali ini kamu tidak bisa mengelak Dit, kamu sudah keterlaluan”,
ucap Nita.
“Kamu ini apa-apaan sih Nit!”, ucap Dita kesal
“Sudahlah, kamu kan yang selama ini mencuri barang milik
Claudia, mengaku saja atau aku laporkan kamu ke polisi!”, ucap Nita.
“Eh, jangan asal menuduh ya kamu!”, teriak Dita
Mendengar suara gaduh di dapur tiba-tiba Claudia pun bangun.
Ia segera menuju dapur dan menemukan kedua temannya sedang beradu mulut. “Kalian
sedang apa sih, malam-malam ribut!”, ucap Claudia kesal.
“Nah, kebetulan Claudia bangun, sekarang kamu mengaku saja
Dita!”, ucap Nita
Awalnya Dita sama sekali tidak mengaku, akhirnya Nita
menunjukkan rekaman yang ia dapat tadi sore. Ia juga mengajak mereka bertiga ke
kamar dan mengambil tas milik Dita. Didalamnya akhirnya mereka menemukan sebuah
powerbank baru.
Nita memecah aksesoris ponsel itu dan mengambil gulungan
nama yang ada didalamnya. Melihat kejadian itu akhirnya Dita mengaku bersalah.
Ia akhirnya mengaku bahwa selama ini dia yang mencuri barang-barang milik
Claudia dan Nita.
Dengan menangis ia mengatakan bahwa ia tidak memiliki uang,
barang-barang itu ia jual untuk kebutuhan sehari-hari. Ia benar-benar menyesal
dan meminta maaf kepada kedua temannya itu.
--- Tamat ---