Cerpen tentang Jkt48 Berjudul Kekaguman

Ada juga. Contoh cerpen tentang JKT 48 berikut ini sengaja dibuat untuk bahan belajar dalam membuat karangan fiksi yang berupa cerita pendek. Karangan cerpen ini mungkin jauh dari bagus atau sempurna. 


cerpen jkt48 kekaguman
Contoh Cerpen tentang Jkt48 Berjudul Kekaguman
Tapi jangan lihat itu dulu, lihat nilai pembelajaran yang bisa didapat dengan membaca cerpen ini. Ingin tahu seperti apa kisah yang diangkat? 

Cerpen sederhana ini berjudul "kekagumanku dengan Nabila". Jelas tema yang diangkat mengenai kehidupan asmara yang dekat dengan generasi muda. Begitu, tapi belum pasti juga. 

Karena walau bagaimanapun kisah dalam sebuah karya fiksi bisa menyentuh banyak hal. Menarik atau tidak, sesuai dengan keinginan atau tidak anda akan tahu sendiri setelah membacanya.

Kekagumanku dengan Nabila
Cerpen tentang Jkt48

Tidak pernah lelah fikiranku menjelajahi segala betuk sifat, dan karakter yang melekat kepada salah satu anggota girls band JKT 48. 

Nabila adalah gadis yang memaksa fikiranku untuk melakukan pekerjaan berfikir keras tentang informasi dari pada keseharian, hobi, dan juga setatus Nabila. 

Otakku selalu berfikir merefleksikan tentang kehidupan sehari-hariku yang tentu akan sangat indah bila dihiasi dengan kehadiran sosok manis Nabila.

Namun untuk saat ini bayang Nabila dalam fikiranku hanya sebagai bayang semata, bukan sebagai Nabila yang nyata, yang bisa dilihat dengan mata kepala yang kumiliki. 

Bayang itu akan selalu ada selama aku masih mengidolakan Nabila, yaitu mengidolakan bakatnya. Mengidolakan kecantikannya. 

Mengidolakan popularitasnya sebagai seorang penyanyi yang tergabung dalam Girls band.

Pagi yang cerah dengan sedikit kadar embun di udara, aku mengakses sosial media yang disana ada halaman akun dari JKT 48. 

Ku lihat semua foto-foto dari pada wajah-wajah cantik para personil JKT 48, tetapi ada yang lebih menarik hati dari banyak personil JKT 48, dialah Nabila. 

Aku merasa mempunyai kekaguman lebih dalam otaku kepada dara cantik yang merupakan pionir JKT 48 tersebut.

Tetapi ada konten lain selain foto personil JKT 48,  yang sanggup menarik hatiku ke lembah kebahagiaan. 

Konten tentang informasi akan diadakannya konser JKT 48, Di taman Pandawa, Bandung, dalam pekan ini. 

Hatiku tertarik oleh kebahagiaan layaknya sebuah dokar yang tertarik kuda yang akan terus berjalan, selama sang kusir belum menyuruh kuda itu berhenti.

Aku mengkonsep segala hal yang akan dilakukan ketika nanti menghadiri acara konser JKT 48. Konsep aku susun secara rapih. 

Dengan sedikit pertimbangan antara yang perlu dan tidak perlu dijadikan konsep dan kemudian pertimbangan yang lolos menjadi konsep aku simpan di dalam samudra otaku. 
Yang sejatinya lebih dalam dari pada samudra laut.

Mulai ku mencari tentang benda kesukaan Nabila, yang akan kuhadiahkan kepadanya sebagai bentuk rasa kekaguman yang dalam atas segala sosok luar biasa, sosok cantik, sosok terkenal, dan juga sosok cerdas yang dia miliki. 

Memberikan hadiah kepada Nabila adalah buah refleksi, dari kekagumanku kepada bentuk indah ciptaan tuhan yang dianugrahkan kepada Nabila.

Malam yang sunyi dihiasi suara sedikit kendaraan berlalu lalang menyerbu gendang suara dalam telingaku. 

Tetapi itu tidak menyurutkan imanjinasiku memikirkan nabila, imajinasiku menyanyikan lagu dari JKT 48. 

Petikan gitar yang membawa hawa bahagia yang berbunyi mayor ku lantunkan untuk membawakan lagu JKT 48,"Heavy Rotation".  

Lagu yang unik karena liriknya memberikan semangat, serta dibuat dengan kemampuan berdaya cipta rasa tinggi. 

Tentu kebosanan tidak akan bisa mudah hinggap di otakku, layaknya kulit yang sudah diberi lotion anti nyamuk. 

Tidak bisa dihinggapi semau nyamuk itu sendiri sebagaiman kulit yang tidak diberi lotion anti nyamuk.

Ini adalah malam terakhir aku merasakan kerinduan kepada Nabila, karena di pagi esok aku dapat menyaksikan keceriaan dan kegembiraan Nabila menyanyi di atas panggung. 

Biarlah kerinduan ini menggigit hati, menggigit fikiran, asalkan tidak menggigit tubuhku hingga berdarah-darah. 

Aku biarkan rindu ini menggigit hatiku, dan menggigit fikiranku, karena rindu yang menggigit hatiku tidak akan berarti apa-apa dan tidak menghalangi aku bisa bertemu dengan Nabila.

Tetapi lain halnya bila rindu yang menggigit tubuhku hingga berdarah-darah, bahkan hingga memisahkan jasad dan ragaku, tentu itu menghapus impianku untuk bertemu dengan Nabila. 

Ketika jasad dan ragaku terpisah karena rindu menggigit jasadku, tentulah di situ secara otomatis rindu juga telah menggigit hati dan fikiranku.

Mata ini tidak kuat untuk dibentangkan, mungkin karena jam malam yang sudah datang. Tubuh ini juga sudah tidak bisa ditegakkan. 

Mungkin jam malam menjadi penyebab energi tubuh menurun hingga menemui rasa lemas. Aku tidak mau memaksakan diri, aku baringkan tubuh ini di permukaan kursi kayu yang keras lagi tidak nyaman.

Namun karena tubuhku yang begitu lelah, kursi ini layaknya kasur yang berada di hotel bintang lima yang banyak tersedia di Bandung. 

Mungkin tubuhku sudah mati rasa karena rasa lelah yang berlebih karena beraktivitas di siang hari. Meski demikian tubuhku masih bisa merasakan kenikmatan. 

Aku tidak tahu apakah ini mati rasa sepenuhnya, atau mati rasa kepada ketidaknyamanan dalam tidur.

Tetapi aku sangat menikmati dan menuruti saja apa kata tubuhku yang merasakan kenyamanan berbaring di atas kursi kayu berpelukkan gitar butut. 

Dengan satu senar nomer tiga yang permukaannya sudah rusak.

Aku tidak menyangka meski tubuhku sudah berada di zona nyaman, serta fikiran dan mataku tidak lagi berfikir tentang dunia. 

Tetapi mimpiku masih membawa ragaku kepada orang yang sangat kukagumi yang selalu hadir dalam setiap hariku dan waktuku. 

Mimpiku berkata Nabila, menemuiku dan aku mendapatkan kesempatan berfoto, serta mendapatkan ciuman lembut di pipiku.

Tuhan aku tidak kuat menahan gelora kebahagiaan yang meluap-luap layaknya air yang sudah mendidih namun kompor dengan apinya masih terus dihidupkan. 

Sehingga air itu bertumpahan mengenai badan kompor namum tidak memadamkan api. 

Begitu juga dengan kebahagiaanku yang meluap-luap berjatuhan dalam mimpi tetapi tidak sedikitpun memadamkan jalan cerita mimpi tersebut.

Suara ayam-ayam pagi bersenandung, layaknya sedang ada frestifal menyanyi binatang yang yang pesertanya ayam dan jurinya juga ayam. 

Sementara aku masih setengah sadar, aku bisa merasakan pagi ini, serta merasakan aku sedang berbaring di tempat tidur keras ini. 

Tetapi mata yang tertutup masih membawaku larut dalam mimpi indah yang meluapkan kebahagiaanku tersebut.

Suara ayam-ayam menyanyi semakin keras sehingga mampu menusuk dan menimbulkan rasa nyeri dalam gendang telingaku. 

Ayam-ayam yang bernyanyi seolah mengingatkanku untuk segera bangun pagi karena konser JKT 48, sudah menanti.

Aku menuruti apa kata hati ayam-ayam yang bernyanyi, dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku, dan selanjutnya bergegas sarapan pagi. 

Kebahagiaan yang meluap-luap dalam mimpi seolah masih tersisa, ciuman lembut Nabila di pipi kananku, seolah begitu nyata. 

Aku tersenyum sendiri membayangkan hal itu, sambil melahap makanan yang berada di sendokku.

Matahari sudah memperlihatkan wajahnya, dan sudah cukup  tinggi, begitu juga dengan aku yang sudah memperlihatkan wajahku yang bahagia ini kepada matahari. 

Aku bahagia karena aku akan mengobati rinduku kepada Nabila hati ini juga.

Matahari yang memperlihatkan wajahnya menemaniku pergi ke taman Pandawa di Bandung, rupanya matahari juga bahagia dengan pertemuanku dengan sang idola ini. 

Itu terlihat dari wajahnya yang semakin cerah tanpa sedikit awanpun menutupi wajahnya.

Sementara ku lihat di tempat konser sudah dipenuhi dengan para penonton dan fans JKT 48, di satu sisi suara Nabila sudah menghiasi suasana ramai di taman Pandawa ini. 

Kerinduanku belum sepenuhnya terobati, karena aku belum bisa mengobrol langsung dengannya, tetapi aku akan bersabar hingga konser ini selesai dan akan ku berikan hadiah yang ku bawa dan ku minta dia berfoto denganku.(Apw)

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top