Puisi Sahabat Pendek, Teman Sejati yang Menjadi Musuh Abadi – sudah lama mungkin tidak mendapatkan karya-karya yang berupa puisi. Beberapa bulan ini memang kita lebih banyak membagikan cerita pendek.
Ternyata ada yang merasa kurang adil, “mana puisinya?”, tanya salah satu pembaca. Untuk itulah kita akan kembali menghadirkan sebuah kisah melalui untaian kata. Kali ini tema yang diangkat adalah pertemanan.
Anda punya sahabat, pernah bertengkar dan berselisih paham dengan mereka? Mungkin karya berikut ini bisa mewakili apa yang sedang dirasakan. Dan semoga saja ini bisa menjadi pengobat luka dan bahan pembelajaran.
Sahabat sejati itu selamanya, jangan sampai menjadi musuh seperti yang digambarkan dalam karya berikut. Penasaran bukan? Yuk kita intip saja seperti apa puisi pendek tersebut. Dari pada bengong!
Kulit Ari Menusuk Duri
Puisi Sahabat Pendek
Pertama melihatmu
Kau bintang di balik awan gelap
Tersenyum, menyapa
Menodorkan jemari lentik sembari mengucap nama
Siapa yang tak terpukau
Gigimu putih merekah
Gingsul mengintip di balik tipis bibirmu
Perhatian, kasih sayang cirimu
Kala sakit kau mujarap
Datangmu sembuhkan luka
Kau bukan keluarga
Lebih dari itu, sahabat
Pernah kulewatkan galau tanpamu
Tidak, kau temani
Gelisah aku kau tenangkan
Sedih kau gembira
Kurangku kau tutupi
Sampai tertusuk duri
Kau menyelem kehidupanku
Menusuk relung kalbu
Menyakitiku, pilu
Persahabatan memang bak pelangi, warna warni indah. Tak jarang ada kerikil tajam melukai. Tak jarang ada salah paham. Tak jarang pula ada amarah dan emosi yang meluap. Namanya juga teman, bahkan satu darah sekalipun sering bertengkar.
Akhir kisah dalam puisi di atas memang sedih, tapi kita berharap saja itu bukan akhir dari pertemanan. Tidak ada kata “akhir”, mungkin sebagian besar liku kehidupan pertemanan baru dilalui.
Tidak usah berkecil hati, tidak usah terlalu diratapi. Kenapa kita terlarut, kita seharusnya berjuang, memperjuangkan sahabat, memperbaiki hubungan.
Puisi di atas memberikan banyak pelajaran kepada kita. Kita tahu bagaimana seharusnya teman dan sahabat. Teman adalah saling memberi, saling melengkapi satu dengan lainnya. Menghibur dikala salah satu ada yang sedih, itu adalah salah satu kewajiban.
Jangan biarkan temanmu berduka, hiburlah dia. Kala dia kecewa dan gelisah, maka kita harus menenangkan dan membuatnya aman.
Tapi ingat, masih ada sekat yang membatasi antara dua manusia dalam satu ikatan persahabatan. Ada ruang pribadi yang dimiliki semua orang. Jangan masuk terlalu dalam, biarkan ruang itu tetap ada sebagai penyeimbang.
---oOo---