Gelang Tangan Penyebab Hancurnya Cinta Kami

Contohcerita.com - cerita tentang gelang berikut ini merupakan salah satu cerita cinta sedih yang mungkin saja bisa membuat anda menangis. Gelang tangan menjadi sebab hancurnya sebuah ikatan cinta. Bagaimana bisa begitu, dari pada penasaran lebih baik kita ikuti bersama cerita selengkapnya di bawah ini.

Gelang Tangan Penyebab Hancurnya Cinta Kami

Terlalu indah untuk dilupakan, kenangan yang indah bersamamu dengan segala rasa yang telah dia tanamkan dalam dada dan pikiran ini.

Tak banyak kata yang bisa kuucapkan, hanya rasa sakit ini yang seolah tak mau pergi dari tubuh dan hati ini.

Masih ingatkah ketika kamu memberi kenangan ini dan berjanji kepadanya untuk saling menjaga dan mencintai.

Gelang murahan ini saksi bisu hubungan kita, tak tentu arah saat itu aku hanya merasa kamulah yang terbaik untuk diriku.

Seharga lima ribu kita beli bersama dua gelang, setelah itu kita pergi ke taman kota untuk mengungkapkan isi hati kita kepada gelang itu.

Aku berdoa sambil menciumnya, dan memakaikannya di lenganmu. Tak terasa aku terlalu mencintaimu saat itu, hingga sifat egoismu kulupakan.

Sudahlah aku rasa saat ini kita tak mungkin memperbaiki hubungan kita lagi. Keegoisan itu telah meruntuhkan semua janji janji yang pernah kita buat.

Langkah demi langkah perasaan ini semakin kalut karena kelakuan yang telah kau goreskan dalam hati ini. Seolah semakin membenci, tetapi sebenarnya aku masih mengagumi kecantikanmu yang luar biasa.

Mungkin Tuhan memang sangat adil kepada kita, gadis secantik dirimu memiliki sifat yang benar benar aku tidak suka dan benci.

Kemesraan dan keromantisan itu harus kabur dan tak terbayar dengan gelang yang masih ku pakai. Terkadang sesekali aku memperhatikan rumahmu, ingin melihatmu dari jauh, bagaimana kabarmu dan kedua orang tuamu yang menyetujui hubungan kita.

Adek sapaanmu, masih terucap ketika melihat foto foto cantikmu yang kadang membuat mata ini berkaca, oh cantiknya.

***

Cinta memang tak selalu berakhir bahagia. Dua tahun janji kita menjalani hubungan sebagai seorang kekasih yang saling mencintai namun harus berakhir karena gelang tangan.

Saat itu kau janjikan sebuah harapan yang begitu menggetarkan kesetianku kepadamu. Janji manis itu terucap ketika kau pasangkan gelang ini dilenganku.

Terucap janji akan kesetian, kemesraan dan keharmonisan. Namun semua itu sekarang hanyalah fakta morgana yang selalu tak kuanggap sebagai kehancuran sifatmu.

Sambil mencium tanganku kau ucapkan rasa itu. Kau akan mencintaiku sampai kapanpun sampai waktu kau berkata menginginkan anak 3 dariku.

Terlalu mudah aku percaya kepadamu. Pada janji janji yang tak semestinya kau ucapkan pada orang yang sangat mencintaimu.

"bunda maukah kau setia dan merajut keluarga kecil bersamaku" atau bunda akan bersama yang lain demi gelang ini.

Terlalu lupa akan janji itu aku masih memakai gelang ini sebagai sebuah tanda harapan hubunganku dengan kekasihku sekarang.

Tak terlalu aku punya rasa yang besar dengan hatiku yang sekarang seperti hati yang kuberikan kepadamu.

Berapa lama lagi aku harus mengucapkan rasa rindu ini ketika jauh sudah aku menunggu seperti hati yang bising di pinggir jalan.

Terdengar orang berteriak cantik, cantik apa kamu mau menjadi pacarku. Apa kekasihmu akan memperhatikanmu.

Tapi sudahlah aku sabar menunggumu dengan penuh kesabaran. Janji itu akan kutepati tepat di tiga tahun kamu pergi.

Pengkhianat utusan Tuhan yang meninggalkan aku selamanya karena sebuah kecelakaan yang merenggut harapanku.

Masih kamar ini menjadi teman seminggu kala aku tak dapat menerima apa yang sudah diberikan tuhan namun dia ambil kembali selamanya. (Gunarto)

Back To Top