Cerita cerpen cinta sangat sedih pasangan selingkuh – Ingat, 20 Mei 2006 yang
lalu, kejadian paling menyakitkan dalam hidupku. Bahkan, sampai sekarang luka
itu masih merah, perih, sakit! Bayangkan saja, hanya tinggal dua minggu lagi
aku akan menikah, tiba-tiba saja dia berselingkuh di belakangku. Tak
tanggung-tanggung, dia berciuman dengan sahabatku sendiri.
Ini bukan hanya sekedar patah, tapi ini hancur. Yah, aku
benar-benar hancur. Aku sudah mengorbankan segalanya. Segala yang aku punya
telah ku berikan padanya. Harta, tahta, cinta, dan juga semuanya. Tapi,
perselingkuhan adalah balasan yang dia berikan untukku, sungguh biadap kelakuan
itu padaku!
Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Bayangan manisnya kasih
sayang masih terekam jelas di benakku. Semua kenangan indah tentang aku dan dia
masih teringat jelas di dalam ingatanku. Dia adalah gadis terbaik yang pernah
ku temui dalam hidupku.
Di dunia ini tak ada gadis secantik dan sehebat dia. Dia lah
gadis yang bisa membuatku terbang ke awan, me-maku-kan senyum indah di
hari-hari yang ku lewati. Melintasi langit ke tujuh lalu berbaring di sana
dengan sejuta kebahagiaan.
Sayang, belum lama dia membawa ku terbang ke langit ke
tujuh, di sudah menghempaskanku lagi ke bumi, menjatuhkan dan mencampakkan aku,
tak berarti. Aku bukan hanya terhempas, tapi aku juga terlemparkan. Dengan
begitu cepat, tubuhku menghantam bumi dan hancur bercecer di sana.
Hatiku terasa begitu sakit saat mengtahui kelakuannya di
belakangku. Aku sama sekali tak pernah menduga dia akan setega ini padaku,
cinta yang busuk. Dua minggu lagi, dua minggu lagi kami akan menikah. Dan dia,
dia benar-benar berciuman di depan mata kepalaku sendiri. Bahkan dengan
sahabatku sendiri.
Aku masih ingat sekali kala itu. Saat kami berdua sedang
duduk di taman, memadu kasih berdua. Saling mencinta dan saling menyayang. Dia
bilang padaku bahwa aku lah pria yang paling dia cintai di dunia ini. Tidak ada
pria lain yang sanggup menggantikan posisiku, tapi kenyataannya. Hah, dia
benar-benar munafik.
Tapi, walau bagaiamanapun juga, aku tetaplah seorang yang
tak akan pernah lelah mencintainya. Tak ada yang bisa menghalangi ku untuk bisa
mendapatkannya. Dia adalah bidadari pagiku, dewi malamku, nafas jiwaku. Dia lah
gadis yang akan selalu ku puja dan kucinta, selamanya.
Malam ini, di temani dengan softgan yang terselip di
celanaku, aku akan berangkat. Aku akan pergi ke rumahnya. Aku tidak tau apa
yang akan ku lakukan di sana. Tapi, yang jelas aku harus bisa mendapatkan gadis
ku kembali. Gadis munafik yang sudah menghancurkan seluruh hidupku.
Tak ada yang lebih baik selain kematian. Hanya itu lah yang
bisa ku berikan padanya. Yah, hanya itu. Dengan kematian aku akan bisa
mendapatkannya secara menyeluruh. Bukan hanya tubuhnya, tapi juga hati dan
jiwanya.
***
“Hahaha… Dimana Rayhan! Dimana dia? Berani sekali dia
merebutmu dariku!!” ucapku saat aku sudah masuk ke dalam apartemennya.
“Tung… tunggu… apa yang kau mau? Tolong… simpanlah pistolmu
itu, aku yakin kau masih waras.” Ucapnya dengan wajah begitu panik.
“Hahaha, yah, kau benar sekali sayang.. Aku memang masih
waras. Aku sama sekali tak pernah merasa sewaras ini sebelumnya. Tapi, dimana
Rayhan hah?”. “Aku di sini. Apa yang kau mau Rangga..” tiba-tiba Rayhan muncul
dari balik pintu itu.
“Hahaha, kau hebat sekali kawan. Kau bisa merebut Cinta
dariku. Tapi sayang, aku tidak akan semudah itu melepaskan Cinta untukmu.”
Ucapku padanya. Kini aku sudah mengacungkuan pistolku ke arahnya, dan siap
menarik pelatuk.
“Haha, aku tau siapa kau Rangga. Kau bukanlah pembunuh. Dan
kau tidak akan mungkin berani menarik pelatuk pistol itu.” Ucapnya dengan
begitu sombong.
“Dor…!” satu
timah panas telah melesat dan menancap di lengan kanan Rayhan. “Aarrgghh!!!!
Sialan!!” Rayhan berteriak dan mengumpat sejadi-jadinya. Dan Cinta juga
kelihatan begitu panik. Haha, aku suka dengan situasi dan kondisi ini.
“Haha, ketahuilah wahai Rayhan yang tampan, aku memang bukan
seorang pembunuh. Tapi aku adalah penyelamat. Aku akan menyelamatkanmu segera
dari kekejaman dunia yang fanah ini.
“Dor…!” Kini
timah panas benar-benar menancap menembus kepala Rayhan. Yah, benar-benar
menembus kepalanya. Dan tak ada yang bisa menghalangi. Termasuk Cinta.
“Pergi… pergi… pergi… dasar pembunuh!!” Ucap Cinta saat aku
berjalan ke arahnya.
“Haha, kenapa kau takut sayang,.. jangan takut padaku. Aku
adalah calon suamimu.
Sebaiknya kita percepat malam pertama kita saja aku yakin
kau pasti setuju kan?! hahaha” Ucapku padanya. Kini wajahku berada sangat dekat
dengan wajahnya. Ada sedikit darah Rayhan di wajahku dan juga wajahnya. Dan ini
benar-benar menyenangkan.
“Pergi,… pergi.. pergi…” ucap Cinta ku dengan wajah
ketakutan. Kini air mata sudah mengalir deras membanjiri wajahnya.
“Aku mencintaimu sayang…. Dor…!” Kini timah panasku
menembus jantungnya, juga jantungku. Ini indah, benar-benar indah. Aku, Cinta,
dan Rayhan berangkat menuju neraka bersama. Menyenangkan sekali…!
Sebelum semuanya menjadi gelap, beberapa detik kemudian
mulai ku dengar suara gaduh. Suara-suara itu semakin keras terdengar dan, cerita cerpen cinta sangat sedih pasangan selingkuh “ah…..!”
Sebulan berlalu dari kejadian itu, aku sadar dan terbangun
dalam keadaan mengenaskan, menghembuskan nafas yang tersengal, terbaring di
ranjang kecil di sebuah rumah sakit. “Ah… kenapa aku disini…?”, pikirku sambil
mencoba menggerakkan beberapa bagian tubuhku.
Lemas, aku tak bisa bergerak banyak, aku mencoba mempelajari
suasana, memutarkan bola mata ke segala arah. Ada beberapa pria berseragam di
sisi kanan, kedua orang tuaku di sisi kiri tertunduk lemas mencoba menahan
sekuat mungkin harapan yang seolah akan segera pergi dari kehidupan mereka.
Ah, ternyata Tuhan belum selesai denganku. Aku selamat dari
tragedi cinta itu, dan kini sepertinya aku harus merasakan kembali siksa itu,
perih itu. Terbayang kejadian terakhir yang aku lalui, “mungkin aku harus
sekali lagi merasakan perih ini, siksa cinta, di penjara!”
---oOo---