Kisah Cerita Burung Berkepala Dua – Apa jadinya
bila hubungan persahabatan tidak disertai dengan rasa saling memiliki dan
saling memberi serta saling mencintai? Dan apa yang akan terjadi bila rasa
memiliki dan saling mencintai serta saling memberi tidak ada dalam persahabat? Apakah
itu masih layak untuk disebut sebagai hubungan persahabatan?
Di
dalam kisah ini kita akan melihat hikmah dan pelajaran yang bisa mengajari kita
tentang arti persahabatan. Yang pasti persahaban yang akan terlihat di dalam
cerita ini adalah persahabatan yang tidak terpisahkan karena memang meraka
lebih dari sahabat tetapi saudara.
Namun
sangat disayangkan rasa memiliki, rasa memberi, dan rasa mencintai tidak ada
diantara mereka. Sehingga mereka harus menerima imbas dari hubungan
persaudaraan tersebut.”Burung Berkepala Dua” adalah kisah yang mempunyai
berbagai cabang hikmah yang bisa kita pelajari bersama.
Sebagai
mansuia memang kita begitu perlu untuk mengambil hikmah dari setiap permasalah,
sehingganya kita menjadi cerdas dalam menghadapi masalah kita sendiri. Cerita
ini menceritakan burnga yang mempunyai kepala dua yang tinggal di sebuah pohon.
Pada
suatu ketika burung itu berjalan-jelan dan di tengah jalan kepala pertama
melihat buah merah dan segera dia berlari dan memakannnya. Dan dimakanlah oleh
kepala nomor satu dengan lahapnya tanpa memikirkan kepala nomor dua yang juga
menginginkan buah itu.
Menurut
kepala nomor satu , kepala nomor dua tidak mempunyai hak atas buah itu karena
kepala satu yang menemukan, dan toh buah itu akan masuk ke perut yang sama. Setelah
mereka pulang ke tempat tinggal, kepala yang kedua yang masih begitu jengkel
dengan tindakan kepala nomor satu mengambil buah yang berracun.
Kepala
kedua tetap makan buah beracun itu setelah permohonan agar tidak memakan buah
itu atau kalau tidak mereka akan mati bersama, dari kepala nomor satu. Dan
kepala nomor dua hanya menjawab bahwa kepala nomor satu tidak mempunyai hak
melarang karena buah ini kepala nomor dua yang menemukan. Setelah kepala nomor
dua memakannya kini burung berkepala dua itu tewas.
Nilai
nilai moral yang terkandung di dalam cerita ini adalah tentang kekompakan dan
saling memberi, mengasihi, dan menyayangi. Terlebih dua orang yang bersaudara
haruslah mempunyai sikap saling mengasihi, menyayangi dan memberi. Dengan
mengasihi, menyayangi, dan memberi maka hubungan persaudaraan jauh lebih indah.
Ini
tidak hanya berlaku dalam hubungan persaudaraan saja, tetapi berlaku juga dalam
hubungan persahabatan, pertemanan, persuami istrian, dan hubungan keluarga
lainnya. Dengan saling mengasihi, menyayangi dan saling memberi maka hubungan
akan menjadi lebih hangat dan lebih harmonis, sehingga akan selalu indah hingga
ajal menjemput.
Mengasihi,
menyayangi, dan memberi dengan yang kita bisa adalah sebuah hal yang begitu
membanggakan untuk kita dan berkesan untuk teman, sahabat, saudara kita. Itulah
yang kita dapat dari tema kita tentang,”Burung berkepala dua”, mudah-mudahan
bisa membukakan mata hati para pembaca.
Masih
banyak bahasan-bahasan cerita yang lain yang tersedia di dalam situs ini, anda
bisa membukanya satu-satu dan belajar dari banyak cerita yang ada di dalam
situs ini. Belajar sambil menghibur diri adalah hal yang sangat menyenangkan,
dan ini bisa anda temui di dalam situs ini.