Mataku kembali terbuka setelah semalaman terlelap. Mimpi itu kembali terngiang-ngiang dibenakku. Sebuah ponsel android terbaru yang begitu aku dambakan, kini ponsel itu kembali muncul di mimpiku.
Sudah dua bulan ini aku ingin sekali punya ponsel Android, tapi apalah daya setiap hari aku hanya bisa menabung sepuluh ribu.
Itupun harus memotong jatah uang jajanku. Mau meminta kepada ayah pun rasanya tidak mungkin. Baru beberapa bulan yang lalu aku meminta tas dan sepatu baru.
Sedih rasannya memang tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi aku akan terus bersabar demi ponsel Android yang aku inginkan. Sesuai dengan pepatahnya orang Arab, siapa yang bersabar dia akan beruntung.
Seperti biasa setelah bangun aku melakukan aktivitasku seperti biasa. Sholat subuh, beres-beres kamar, mandi, sarapan, dan berangkat sekolah. Setiap hari selalu seperti itu.
Sangat membosankan, tapi tak masalah. Selama aku bisa menyenangkan hati kedua orang tuaku, apapun akan kulalukan. Seperti biasa semuanya disekolah pun tampak sama. Tidak ada sesuatu yang istimewa.
Semuanya masih yang lama dan makin membosankan. Untung saja aku masih punya sahabat dan juga kekasih yang selalu ada untukku. Jadi meskipun terasa sangat membosankan, aku tetap masih bisa tertawa bersama mereka.
“Lo kenapa Rin senyum-senyum sendiri dari tadi?” tanyaku pada Rini.
“Ahahah enggapapa.” Ucapnya sambil tertawa.
“Dasar, jangan-jangan lo mulai gila ya? Minum obat sono”
“Yee, sapa yang gila, engga kok. Gue sehat wal afiat dan seratus ribu persen normal” ucapnya sewot.
“Nah terus lo kenapa senyum-senyum sendiri?”
“Taraa… liat nih.” Ucapnya sambil menunjukan ponsel Android yang semalam masuk kedalam mimpiku.
“Eh sialan. Kok lo bisa punya ponsel Android Rin? Ini kan tanggal tua, dapet duit dari mana lo? Ngepet ya?” Ujarku.
“Yeeee, enak aja. Ya engga lah, Gue nabung keles. Kan gue pernah cerita ke elo kalo gue udah lama pengen punya ponsel Android.”
“Iya tapi kan gue sama lo nabungnya bareng kok lo bisa punya duluan rin?”
“Iya dong, gue minta tambahin sama si Aldi. Makannya kalo punya cowok itu dimanfaatin ckckck” ucapnya kegirangan.
“Huu dasar lo ini.”
Entah kenapa rasanya sedikit sedih ketika aku melihat Rini sahabatku punya android baru. Rasa iri sudah pasti ada karena aku juga sudah lama sangat mengidam-idamkan Android, tapi aku tidak boleh menaruh rasa ini lama-lama karena bisa saja rasa iri ini akan berakibat buruk pada hubunganku dengan Rini.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan itu tandanya kami semua bisa segera pulang ke rumah. Anak-anak kelas yang sedari tadi tampak lemas dan juga murung pun kini wajah mereka menjadi ceria mendengar bel sepulang sekolah.
Dengan langkah gontai aku keluar kelas bersama Rini. Tubuhku masih terasa lemas dan lesuh karena aku masih belum bisa mendapatkan apa yang aku inginkan. Saat masih berjalan lemas, tiba-tiba saja dari belakang ada yang menyiramku dengan air.
“Sialan…!” Umpatku dalam hati. Belum sempat aku melihat apa yang sebenarnya terjadi, sudah ada telur-telur berbau amis melayang ke badanku. Sakit sekali rasanya. Ingin sekali rasanya aku marah-marah dan membentak-bentak mereka.
Tapi rasa amarahku itu sirna ketika nyanyian selamat ulang tahun berkumandang ditelingaku. Senang sekali rasanya, ternyata selama ini teman-teman sekelasku masih peduli terhadapku.
Meskipun teman-teman pria ku lebih banyak menertawakanku, aku tetap merasa senang. Setidaknya mereka adalah teman yang baik dan peduli terhadapku.
Kebahagiaanku bertambah besar ketika Reno datang menghampiriku. Reno adalah kekasihku yang sudah menjalin hubungan denganku selama setahun ini.
Reno ikut bernyanyi bersama teman-temanku yang lain sembari membawa kue ulang tahun. Kue itu bertuliskan Happy Birthday Amel. Senang sekali rasanya. Rasa lemas dan marahku hilang seketika.
Kutiup lilin dengan diiringi nyanyian dari teman-temanku. Dan yang lebih menyenangkan lagi adalah ketika Reno memberikan sebuah bingkisan berbentuk kotak.
“Sayang ini hadiah ulang tahun buat kamu. Selamat ulang tahun ya sayang.” Ucap Reno. “Iya sayang makasih.”
Ku buka isi kotak itu dan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui isi kotak tersebut adalah ponsel android yang terbaru. Yang selama ini aku impikan.
Tanpa ragu langsung ku peluk Reno didepan teman-temanku. Mereka hanya menyoraki dan tak bisa menghalangi pelukanku.
“Makasih ya sayanga aku suka banget hadiahnya.”
“Iya sayang, kamu lagi kepengen ponsel android kan?”
“kok kamu tau?” tanyaku.
“Aku yang cerita…”Ucap Rini tiba-tiba. “Sialaaan..!!” Umpatku sambil memeluk Rini, ingin ponsel Android terbaru. Senang sekali rasanya. Tanpa aku sadari aku memiliki seseorang yang sangat baik di sekolah ini.
Meskipun sekolah ini terasa membosankan, mulai sekarang aku akan lebih semangat untuk bersekolah. Karena ada Rini dan Reno yang selalu menemani dan menghiburku.
---oOo---