Kumpulan cerpen pendek dan menarik terbaru. Kalau kita membaca cerita khususnya cerita pendek (cerpen) biasanya yang kita cari adalah cerpen pendek yang menarik dan terbaru. Kita mencari cerpen yang pendek karena biasanya kita tidak memiliki waktu yang begitu banyak dan hanya ingin sekedar menghabiskan waktu luang untuk membaca sebuah cerpen.
Menarik, sudah tentu kita ingin membaca kisah yang menarik, bukan kisah yang membosankan dan tidak meningalkan kesan apapun.
Kita mencari yang terbaru karena kita sudah terbiasa membaca cerpen sehingga tentu kita tidak mau membaca kisah-kisah yang sudah usang.
Oleh karena itu disini kita akan mencoba menghadirkan beberapa cerpen pendek menarik terbaru yang bisa kita baca bersama-sama.
Nantinya bukan hanya satu dua cerita saja yang akan kita bagikan disini. Selanjutnya kita akan terus menambah berbagai koleksi cerita pendek yang masuk dalam kategori singkat dan juga menarik.
Nantinya bukan hanya satu dua cerita saja yang akan kita bagikan disini. Selanjutnya kita akan terus menambah berbagai koleksi cerita pendek yang masuk dalam kategori singkat dan juga menarik.
Kita juga akan berupaya terus untuk menghadirkan berbagai kisah terbaru agar kita tidak bosan dalam menikmati hiburan tersebut. Pada kesempatan ini, melalui tulisan ini akan kita baca terlebih dahulu dua judul cerpen.
Cerita pada cerpen ini sangat singkat dan kisahnya sederhana tetapi mudah-mudahan tetap bisa menjadi hiburan kita semua.
Judul yang pertama merupakan cerita pengalaman, bisa juga dikatakan sebagai cerpen pengalaman yang mengisahkan pengalaman si tokoh dalam cerita tersebut. Untuk judul yang pertama sangat singkat, entah bisa dikatakan sebagai cerpen atau tidak.
Judul yang pertama merupakan cerita pengalaman, bisa juga dikatakan sebagai cerpen pengalaman yang mengisahkan pengalaman si tokoh dalam cerita tersebut. Untuk judul yang pertama sangat singkat, entah bisa dikatakan sebagai cerpen atau tidak.
Selanjutnya judul kedua lebih panjang dari yang pertama. Hampir sama dengan yang pertama, pada judul kedua kita juga akan membaca sebuah kisah pengalaman karena sesuai dengan judulnya yaitu "catatan perjalanan". Dari pada penasaran lebih baik langsung kita baca saja cerita tersebut di bawah ini.
Si Bundar Hitam Berulah Lagi
Kumpulan Cerpen Singkat Terbaru
Bangun pagi saya merasa senang sekali karena sebentar lagi saya akan daftar sekolah di SMA N 01 Momoti. Saya segera bergegas untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke SMA Negeri 1 Kalirejo.
Setelah saya siap untuk berangkat saya melihat ban motor saya kempes, lalu saya memompanya tapi beberapa saat kemudian ban itu kemps lagi. Terpaksa saya harus mendorong motor saya sampai ke bengkel sekitar ½ km.
Dengan tergesa – gesa saya cepat – cepat untuk ke bengkel. Akhirnya setelah sekian lama saya sampai juga di bengkel.
“bang…..?”
“ ada apa dek….?
“ imi bang ban saya bocor”
“ yang mana….?”
“ yang belakang”
“ ya sudah tolong bawa sini!”
“ ya bang”
Seelah ban dibuka dan dilihat
“ ada apa bang…?
“ wah dek lubangnya ada 2”
“ ea udah bang gak papa”
Akhirnya setelah 30 menit berlalu dengan sangat lama selesai juga
“ berapa bang…?”
“ 10.000 aja”
“ ni uangnya makasih ya bang”
“ sama – sama dek”
Dengan perasaan tegang saya pun cepat – cepat berangkat ke SMA N 01 Momoti untuk pendaftaran. Setelah saya sampai saya merasa lega karna pendaftaran belum tutup.
oOo
Catatan Perjalanan
Kumpulan Cerpen Singkat Terbaru
Jarum jam di dinding stasiun menujukkan pukul sembilan lewat. Pesan singkat yang aku kirimkan belum pula ia balas. Aku pun bingung. Kuputuskan saja untuk tetap menunggu di sini. Toh kami sudah berjanji akan bertemu di stasiun ini tepat pukul sembilan.
Tak lama kemudian, sebuah pesan singkat masuk ke ponselku. Ternyata dari dia. Ups, baru berangkat dari kos. Wah bisa lama menunggu aku di sini. Biarlah… Aku keluarkan sebuah buku dari tasku. Sekedar mengisi waktu daripada hanya diam menunggu.
Tak terasa lima belas halaman novel tulisan Ahmad Tohari telah kubaca ketika sosok itu muncul dengan senyumnya di pintu masuk stasiun. Walau tersenyum, tetap saja masih tergurat aura kesedihan. ”Ah, siapakah laki-laki bodoh itu yang meninggalkan perempuan semanis dirimu”, tanya dalam benakku.
”Dah lama nunggu mas?”, itulah kata pertama yang meluncur dari bibirmu.
”Ya…, semenjak aku mengirim sms tadi. Kok sudah nyampe, emang kosmu dimana? Bukannya Dermaga jauh?”, jawabku.
”Semalam aku nggak tidur kos kok, Mas. Aku tidur di tempat teman. Nyari suasana baru.”
”Oh…”, hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku.
Kami pun akhirnya berjalan keluar ke arah jalan raya. Kami putuskan untuk segera menuju Kampus IPB. Memang hari itu dia berjanji untuk mengantarkan aku untuk mengelilingi Kampus IPB. Ya…, sekedar alasan agar aku bisa berjalan-jalan dengannya.
Dari Stasiun menuju Kampus IPB ternyata cukup jauh. Harus naik angkot sampai dua kali. Pertama naik angkot warna hijau jurusan Terminal Bubulak. Dari Terminal Bubulak naik angkot warna biru jurusan Kampus Dalam. Total perjalanan memakan waktu sekitar tiga perempat sampai satu jam dari Stasiun ke Kampus IPB.
Tak banyak yang kami bicarakan selama di angkot. Sesekali aku hanya mencoba mencuri pandang ke arahnya. Ah…, ternyata hanya sampai sejauh itu keberanianku. Yang seketika merasa menjadi seorang pengecut.
Akhirnya kami sampai juga di Kampus IPB. Kampus yang cukup asri. Pohon-pohon besar ada di sana-sini. Aku langsung merasa nyaman. Suasana yang tak jauh berbeda dengan suasana kampusku. Perjalanan kami mulai dari fakultas tempat ia melanjutkan studinya, Fakultas Pertanian.
Kemudian kami menyusuri Kampus ke arah utara. Sampai akhirnya ke Fakultas Kedokteran Hewan, melewati kompleks hutan kecil kampus, menyusuri danau, naik menuju kompleks Perpustakaan Universitas, dan akhirnya kembali lagi di Kompleks Fakultas Pertanian.
Tiba-tiba perutku mulai meronta. Meminta haknya untuk segera dipenuhi. Kami putuskan untuk makan siang di kantin. Menu yang kupilih, gado-gado plus es teh manis. Dia hanya memesan minuman saja.
”Nggak makan?”, tanyaku.
”Nggak, Mas. Nggak lapar.”
”Emang tadi pagi sarapan?”
Tiba-tiba perutku mulai meronta. Meminta haknya untuk segera dipenuhi. Kami putuskan untuk makan siang di kantin. Menu yang kupilih, gado-gado plus es teh manis. Dia hanya memesan minuman saja.
”Nggak makan?”, tanyaku.
”Nggak, Mas. Nggak lapar.”
”Emang tadi pagi sarapan?”
Ah…, seandainya aku boleh dan bisa menghapus sedih yang ada di dirimu. Apapun caranya itu, pasti akan kulakukan. Akupun semakin penasaran, laki-laki seperti apakah yang tega membuatmu seperti ini.
oOo
Demikianlah tadi dua buah cerpen pendek dan menarik yang bisa kita nikmati kali ini. Pastikan juga untuk membaca beberapa kisah lain yang tak kalah menarik di bagian akhir tulisan ini.
Atau bisa di lihat juga di bagian sisi kanan situs atau kita bisa mencari langsung cerita yang diinginkan dengan pencarian situs. Itu saja, semoga cerpen tersebut bisa menghibur.