Contoh Cerpen Remaja tentang Kehidupan, Kemewahan - Wah, kalau yang satu ini dijamin cukup bagus juga ceritanya. Dalam cerpen kehidupan remaja kali ini anda akan mendapatkan sebuah kisah yang menarik dan pasti menghibur.
Ceritanya seputar seorang anak lelaki remaja yang tidak begitu menikmati kehidupannya, kenapa bisa demikian, apa yang sebenarnya terjadi pada remaja itu.
Dalam cerpen berjudul "kemewahan" berikut diceritakan Nathan - seorang remaja dari keluarga yang sangat kaya - sama sekali tidak bahagia dengan hidup yang ia miliki.
Yang jelas, bisa dikatakan Nathan adalah anak yang kurang perhatian. Keluarganya yang mampu membuat hidupnya datar, selalu mulus sesuai keinginan.
Justru karena kemewahan yang ia miliki tersebut akhirnya remaja itu merasa jenuh dan bosan. Lalu kemana ia berlabuh?
Nathan yang sangat tidak menikmati hidupnya akhirnya memulai pengembaraan hidup. Dalam kesendirian akhirnya matanya mulai terbuka tentang kehidupan di luar sana. Ia dapat melihat banyak orang lain yang harus hidup dengan cara yang sangat keras.
Dalam pencarian kebahagiaan hidup itulah akhirnya ia bertemu dengan seseorang. Tentu saja, seseorang tersebut mampu menarik perhatian Nathan karena menjalani hidup yang sangat jauh berbeda.
Siapakah yang ia temui tersebut, apakah yang terjadi selanjutnya dalam hidup remaja tersebut? Lebih baik kita baca saja cerita cerpen berikut!
Dalam cerpen berjudul "kemewahan" berikut diceritakan Nathan - seorang remaja dari keluarga yang sangat kaya - sama sekali tidak bahagia dengan hidup yang ia miliki.
Yang jelas, bisa dikatakan Nathan adalah anak yang kurang perhatian. Keluarganya yang mampu membuat hidupnya datar, selalu mulus sesuai keinginan.
Justru karena kemewahan yang ia miliki tersebut akhirnya remaja itu merasa jenuh dan bosan. Lalu kemana ia berlabuh?
Nathan yang sangat tidak menikmati hidupnya akhirnya memulai pengembaraan hidup. Dalam kesendirian akhirnya matanya mulai terbuka tentang kehidupan di luar sana. Ia dapat melihat banyak orang lain yang harus hidup dengan cara yang sangat keras.
Dalam pencarian kebahagiaan hidup itulah akhirnya ia bertemu dengan seseorang. Tentu saja, seseorang tersebut mampu menarik perhatian Nathan karena menjalani hidup yang sangat jauh berbeda.
Siapakah yang ia temui tersebut, apakah yang terjadi selanjutnya dalam hidup remaja tersebut? Lebih baik kita baca saja cerita cerpen berikut!
Kemewahan
Cerpen Oleh Irma
Nathan menelusuri jalan setapak di areal taman kota itu,
wajahnya terlihat kecut penuh dengan beban perasaan. Sesekali rambutnya yang
sedikit panjang tersibak oleh angin sore yang berhembus. Itu adalah kali
pertama bagi dia berjalan di kesunyian hati.
Sebagai anak tunggal dari keluarga kaya, Nathan benar-benar
berbeda dari kebanyakan remaja lain yang bisa menikmati kemewahan. Bagi Nathan
kemewahan bukan suatu hal yang bisa dibanggakan dan tidak bisa menjamin
kebahagiaan.
Ada perasaan hampa yang begitu besar dalam hatinya. Apalagi
akhir-akhir ini, ia selalu saja merasa kesepian dan sunyi. “Yah, kapan Ayah
libur dan tidak bekerja”, ucap Nathan suatu hari. “Ayah sedang banyak pekerjaan
di kantor Nak, tidak bisa libur”, jawab sang ayah.
Jawaban sang Ayah tentu saja membuat bingung Nathan.
Bagaimana tidak, Ayah Nathan adalah pemilik perusahaan tetapi tidak ada bedanya
dengan buruh atau pekerja. Ia tidak bisa libur sesuai keinginan.
“Bu, untuk apa sih ayah bekerja terus?”, tanya Nathan kepada
ibunya.
“Ya untuk cari uang Nak, untuk hidup kita, untuk kamu”,
jawab sang ibu
“Ow, kalau begitu pekerjaan dan perusahaan ayah sangat
penting ya?” tanya Nathan lagi
“Iya dong Nak…” jawab ibunya
“Tapi, kenapa kalian tidak pernah ada untuk aku?”, jawab
Nathan pelan
Ibunya berlalu dan tak mendengar kalimat yang Nathan
ucapkan. Hari berganti, bulan berlalu Nathan masih sama merasakan kesepian
dalam gelimangan kemewahan. “Aku ingin seperti mereka”, ucapnya dalam hati.
Mejadi nomor satu, selalu dielu-elukan oleh teman tidak
membuat Nathan puas dan bahagia. Semakin hari Nathan justru semakin merasa
kesepian. Ia pun kehilangan keceriaan, ia sering merenung dan melamun seorang
diri.
Di taman kota itu, ia selalu menghabiskan sore bersama daun
yang ditiup angin. Sampai suatu sore ia melihat seorang gadis yang sedang
memunguti gelas minuman kemasan di sudut taman itu.
“Hei, boleh aku bantu…”, ucap Nathan menawarkan bantuan. Gadis
itu hanya melirik sesaat dan terus melanjutkan pekerjaannya. Ditangan kanannya
ada tongkat kecil untuk meraih berbagai bekas minuman, sementara di punggungnya
ia membawa keranjang.
Nathan tahu pasti bahwa gadis itu adalah pemulung. Ia
melihat tangan – tangan kecilnya begitu lincah mengumpulkan barang-barang bekas
itu ke keranjang di punggungnya. Meski tidak mendapatkan jawaban Nathan terus
saja mengikuti gadis itu, hingga akhirnya gadis itu pun merasa risih.
“Kamu ini kurang kerjaan ya!” teriak gadis itu. “Maaf, aku
hanya ingin membantu kamu. Kamu benar aku memang kurang kerjaan”, ucap Nathan.
“Berhenti mengikutiku, atau aku teriak!”, ancam gadis
pemulung itu.
Sore itu Nathan tidak bisa lebih dekat dengan si gadis
pemulung. Karena tidak ingin gadis itu terganggu akhirnya ia melepas gadis itu
dengan pandangan yang takjub. “Hebat gadis itu”, ucapnya pelan.
Nathan memang tidak memiliki pekerjaan hingga akhirnya Nathan
memutuskan untuk menunggu sang gadis. Meski pemulung rupanya gadis itu memiliki
jadwal, tidak setiap hari ia menyusuri taman kota itu.
Satu minggu berlalu, akhirnya pada sabtu sore Nathan melihat
gadis itu muncul dari kejauhan. “Tumben, hari ini kenapa di sini bersih seperti
ini”, ucap si pemulung yang bernama Nita itu. Ia menyusuri beberapa gelas
kemasan sampai tak sadar terhenti di sebuah kursi dimana Nathan duduk.
“Maaf membuatmu terkejud, aku sengaja mengumpulkan semua ini
untukmu, aku hanya ingin membantu”, ucap Nathan melihat Anita yang berdiri
tepat di depannya. Tanpa berkata apapun Anita pergi meninggalkan Nathan.
Nathan tak mau kehilangan akal, ia membawa satu kantong
plastik besar hasil pungutannya sembari mengejar Anita. “Sekali lagi maaf, tapi
aku benar-benar hanya ingin membantumu”, ucap Nathan sambil terus mengikuti
Anita.
“Sampai seumur ini aku tidak memiliki teman, aku hanya ingin
berteman denganmu, itu saja”, ucap Nathan. Anita sama sekali tak menghiraukan
Nathan, ia terus saja melangkah mengikuti gerakan tangannya yang menyapu setiap
barang bekas yang masih bisa dijual.
Nathan terus saja mengikuti langkah Anita. Selama
diperjalanan itu ia terus memaksa Anita untuk mendengarkan kisah hidup yang ia
jalani. “Aku memang anak orang kaya, tapi aku sama sekali tidak bahagia, aku
merasa hampa”, ucapnya.
Sampai akhirnya tibalah mereka dipersimpangan jalan. “Maaf,
aku tidak memiliki waktu untuk bermain” ucap Anita seraya meninggalkannya. Nathan
pun berbalik dan melangkah pergi, kini separuh hatinya semakin membeku,
“seorang pemulung saja sama sekali tidak mau berteman denganku, sungguh
malang”, teriak hati kecilnya.
Di kejauhan tampak Anita berhenti dan menatap sosok Nathan
yang mulai hilang ditelan langit sore. Dalam hatinya ia merasa iba melihat anak
setampan itu merasa kesepian, Contoh Cerpen Remaja tentang Kehidupan, Kemewahan.
Tapi sungguh ia tidak bisa berbuat banyak untuk membantunya
karena untuk sekedar hidup saja ia harus berjuang dari malam hingga malam.
“Maafkan aku teman, lain kali mungkin aku tidak akan sekejam ini”, ucapnya
sambil berlalu
--- Tamat ---