Contoh Cerpen Singkat Tema Pendidikan, Salah Kelas - Beberapa rekan meminta cerita cerpen singkat tentang pendidikan, makanya kali ini kita sempatkan untuk menambah lagi koleksi tema tersebut. Cerpen kali ini adalah cerpen yang menceritakan sebuah pengalaman seorang pelajar ketika memasuki sekolah baru.
Pengalaman ini menjadi sebuah inspirasi yang diangkat menjadi sebuah cerita pendek yang cukup menarik. Namanya adalah Kemi, seorang pelajar yang harus pindah ke sekolah baru mengikuti orang tuanya.
Seperti apa saja yang dialami Kemi, tentu ini yang akan menjadi cerita yang cukup menarik. Belum lagi tentu ada kejadian-kejadian yang lucu dan menegangkan. Makin penasaran saja nih.
Tidak usah kita bicarakan isi cerita dari cerpen berjudul "salah kelas" tersebut. Masalah cerita nanti pembaca bisa tahu sendiri menarik atau tidak.
Yang jelas, karya sederhana ini mudah-mudahan bisa menjadi tambahan referensi bagi rekan semua yang sedang mencari cerita pendek yang singkat.
Karya ini diharapkan bisa menjadi hiburan sekaligus bahan belajar. Selebihnya, karya ini juga diharapkan bisa membuat koleksi cerita yang ada menjadi lebih banyak dan lebih lengkap lagi.
Dengan begitu setiap pengunjung yang datang ke situs ini bisa lebih mudah menemukan cerita yang diinginkan. Apakah anda suka membaca cerpen, sering mencari cerpen di internet?
Kalau benar anda tidak boleh melewatkan kisah menarik dalam cerpen kita kali ini. Agar tidak penasaran dan menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol lebih baik dibaca langsung ceritanya.
Seperti apa saja yang dialami Kemi, tentu ini yang akan menjadi cerita yang cukup menarik. Belum lagi tentu ada kejadian-kejadian yang lucu dan menegangkan. Makin penasaran saja nih.
Tidak usah kita bicarakan isi cerita dari cerpen berjudul "salah kelas" tersebut. Masalah cerita nanti pembaca bisa tahu sendiri menarik atau tidak.
Yang jelas, karya sederhana ini mudah-mudahan bisa menjadi tambahan referensi bagi rekan semua yang sedang mencari cerita pendek yang singkat.
Karya ini diharapkan bisa menjadi hiburan sekaligus bahan belajar. Selebihnya, karya ini juga diharapkan bisa membuat koleksi cerita yang ada menjadi lebih banyak dan lebih lengkap lagi.
Dengan begitu setiap pengunjung yang datang ke situs ini bisa lebih mudah menemukan cerita yang diinginkan. Apakah anda suka membaca cerpen, sering mencari cerpen di internet?
Kalau benar anda tidak boleh melewatkan kisah menarik dalam cerpen kita kali ini. Agar tidak penasaran dan menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol lebih baik dibaca langsung ceritanya.
Aku Salah Kelas
Cerpen tentang Menuntut Ilmu Oleh Irma
Bumi mulai menggeliat menyeluarkan suara-suara kehidupan. Ayam
mulai berkokok seiring sinar merah di timur, decit kelelawar mulai menghilang
di pegunungan. Malam berganti pagi namun Kemi masih mendengkur menikmati
indahnya mimpi.
Sesekali ia menggeliat, tangannya meraba-raba selimut yang
tergulung, menyingkap. Di kedalaman mimpinya ia masih sangat sibuk, belum mau
beranjak dari ranjang yang empuk. Riuh suara sang ibu memanggil sama sekali
tidak terdengar.
Gaduh suara mobil sang ayah juga tidak membuatnya terusik,
dingin ruang kamarnya masih membuatnya hangat dalam mimpi panjang bersama teman
sekelasnya. “Kemi…bangun nak sudah siang!”, suara ibunya dari dapur. Kemi masih
saja tertidur pulas.
“Dimana Kemi Bu, kok belum kelihatan, ini kan hari pertama
dia ke sekolah baru?”
“Iya Pak, entahlah dari tadi sudah di bangunkan tapi belum
juga bangun, sebentar ibu lihat dulu ke kamarnya”
Lusi menyiapkan segelas teh manis dengan beberapa lembar
roti untuk suaminya. Selesai menyiapkan sarapan, ia segera ke kamar Kemi untuk
membangunkan anaknya.
Sesampainya di depan kamar ia pun masih melihat pintu kamar yang tertutup rapat, “ya ampun Kemi, sudah jam segini belum bangun, gadis kok pemalas begini, Nak bangun sudah siang”, ucapnya sambil mengetuk pintu kamar.
Sesampainya di depan kamar ia pun masih melihat pintu kamar yang tertutup rapat, “ya ampun Kemi, sudah jam segini belum bangun, gadis kok pemalas begini, Nak bangun sudah siang”, ucapnya sambil mengetuk pintu kamar.
Beberapa ketukan halus tak membuahkan hasil, ia pun mengetuk
pintu kamar itu dengan lebih keras dan lebih keras lagi. Sampai akhirnya ia
mulai kehilangan kesabaran dan menggedor pintu kamar anaknya sambil berteriak,
“Kemi!!!”, ucapnya sambil terus menggedor pintu.
Beberapa saat kemudian terdengar suara dari dalam kamar,
“iya bu, aku sudah bangun!”, ucap Kemi dari dalam kamar.
“Sudah bangun, sudah bangun, buruan ini sudah jam berapa
nanti kamu telat, ayahmu sudah menunggu dari tadi!”, ucap Lusi setengah
berteriak. Kemi pun langsung melompat dari ranjang, ia langsung berlari ke
pintu dan membuka pintu.
“Sudah jam berapa ini coba lihat!”, ucap sang ibu sedikit
kesal.
“Iya bu, aku kesiangan, marahnya nanti saja ya”, jawab Kemi
sambil berlari ke kamar mandi.
Kemi sudah tidak perduli lagi jam berapa ini, yang ia tahu
pasti ia sudah bangun sangat siang. Ia pun mempercepat kegiatannya di kamar
mandi. Tangan kanannya mengambil sikat gigi, tangan kirinya memagang pasta
gigi.
Selesai menyikat gigi ia langsung membasuh mukanya, “hari
ini tidak usah mandi, yang penting tetap cantik”, ucapnya dalam hati seraya
mengambil handuk dan keluar dari kamar mandi. Sang ayah yang dari tadi menunggu
sudah mulai tidak sabar, ia pun mulai berteriak ke anaknya itu.
“Kemi, buruan ayah telat nanti!”
“Iya yah, ini sudah selesai..”
“Kamu ini bagaimana sih, anak gadis kok bangun jam 7
begini!”
“Namanya juga kesiangan yah, maaf!”
Kemi pun segera menghabiskan segelas susu yang sudah
setengah dingin, ia lantas berlari menuju ke depan. Kemi dan ayahnya pun
kemudian berangkat.
Hari itu Kemi diantar ayah ke sekolah baru karena mereka
baru saja pindah. Di kelas baru ini Kemi masih akan duduk tetap di kelas 1
seperti sebelumnya. Karena sudah terlambat maka ia segera mempercepat
langkahnya.
Ditemani sang ayah akhirnya ia pun langsung menuju ke ruang
guru. Sesampainya di sana sang ayah lalu menitipkan anaknya lalu pergi
berangkat bekerja. Karena masih sibuk menyiapkan bahan pelajaran sang guru
kelas pun meminta Kemi untuk lebih dulu menuju ke kelas. “Kamu ke kelas dulu ya
Kemi, kelas kamu di sisi timur, ruang nomor 3.
Dengan sedikit ragu, Kemi pun menuju arah yang diberikan
sampai akhirnya ia masuk ke sebuah kelas yang sudah ada gurunya, “ini bukan ya,
kok sudah ada gurunya”, ucapnya sambil mengetuk pintu.
Setelah dipersilahkan masuk ia pun melirik ke dalam kelas,
“loh, kok anak-anaknya sudah besar semua kelihatannya, salah tidak ya”, ia
mulai ragu. Saat itu ia langsung ditanya oleh guru yang sedang mengajar.
“Anu pak, saya murid baru kelas ini, pindahan dari Jakarta”,
ucapnya.
“Oh, ya sudah silahkan ambil tempat duduk…”
“Pak, tunggu, apa tidak salah… ini kan kelas 3 masa anak
pindahan langsung ke kelas 3?”
Mendengar seorang murid berkata demikian Kemi langsung
lemas, “aduh, aku salah kelas ini, malunya”, ia pun langsung berdiri sambil
tersenyum keci.
“Benar juga, kamu kelas berapa nak?”
“Kelas satu pak…”
“Oh, berarti kelas kamu bukan disini, kamu salah kelas”
“I…iya pak, maaf”
Kemi langsung menuju keluar, “kelas kamu di sebelah nak”,
sang guru memberitahukan kelas Kemi. Sambil menjawab sopan dan menahan rasa
malu Kemi pun akhirnya menuju kelas yang dimaksud.
Di sana, guru yang tadi sudah menunggu, “loh, kamu dari mana
nak?”, ia bertanya kepada Kemi. “Anu pak, tadi salah masuk kelas”, ucapnya
sambil tersenyum malu. Akhirnya Kemi dipersilahkan memperkenalkan diri dan
langsung mulai belajar.
--- Tamat ---