Contoh Puisi 3 Bait Padamu Ibu dan Analisisnya - Ada
sebuah karya puisi tentang ibu yang hendak kami bagikan untuk anda
semua. Karya puisi 3 bait ini sebenarnya dari segi isi tidak berbeda jauh dengan karya
tema ibu yang lain, sederhana dan mudah untuk dipahami.
Namun begitu karya yang satu ini memiliki perbedaan yang
cukup mencolok dari sisi diksi dan susunan kalimat yang digunakan. Cukup bagus
kok, selain itu cukup mudah juga untuk mengerti apa yang ada dalam puisi
tersebut.
Seperti
tertulis di atas, puisi ini berjudul “padamu ibu”. Jangan salah, puisi ini
tidak berisi sebuah pengabdian yang dilakukan anak kepada ibunya melainkan
sebaliknya. Kalau menurut kami pribadi, puisi ini menceritakan seorang anak
yang merasa bersalah karena belum dapat berbuat banyak untuk membalas jasa
orang tua khususnya ibu.
Terlihat
jelas rasa bersalah yang terlukis dalam hati melalui berbagai larik yang
diberikan. Puisi berikut memang lebih cenderung mengungkapkan keburukan atau
ketidakmampuan seorang anak dalam melakukan kebaikan seperti yang dilakukan
ibunya.
Sedih, terharu dan ada rasa bersalah yang meresap dalam hati ketika membaca karya puisi tersebut. Dari pada penasaran lebih baik baca dulu puisi 3 bait tersebut di bawah ini.
Sedih, terharu dan ada rasa bersalah yang meresap dalam hati ketika membaca karya puisi tersebut. Dari pada penasaran lebih baik baca dulu puisi 3 bait tersebut di bawah ini.
Padamu Ibu
Puisi oleh
Gunarto
Engkau
ada karna ku ada
Aku
tercipta karna engkau ada
Engkau
menangis aku tertawa
Engkau
lapar aku pun kenyang
Begitu
nikmat perjalanan hidup ku
Tak
sepaham dengan apa yang kau rasa
Merintih
dan menjerit tak faham ku mengerti
Hanya
tertawa, ku dalam hati
Tak
ada waktu ku mengingatmu dalam duka
Tertawa
lepas diatas seidihmu
Waktu
ku habis untuk menghinamu
Dan
terjatuh tanpa tau makna ku sendiri
Kejam
sifatku menyakitimu
Dalam
kata dan nestapamu aku tertawa
Seolah
ku bijaksana, nan besar
Maafkan
aku, telah menyiksa perasaanmu
Ibu
Kalau
kita baca secara keseluruhan isi puisi di atas maka akan sangat jelas terlihat
bahwa ada perasaan bersalah yang begitu besar. Perasaan itu seolah begitu
menghantui sehingga sampai ada kesan penghakiman terhadap apa yang sudah
dilakukan.
"Engkau menangis aku tertawa", penggalan bait tersebut menunjukkan yang terjadi yaitu ketika sebenarnya seorang ibu menangis sedih namun di sisi lain anaknya tertawa. Memang, begitulah sedianya seorang ibu yang baik, ia rela menangis agar dapat membuat anak-anaknya tertawa.
Bahkan, ibu akan dengan ikhlas menahan lapar untuk memastikan anak mereka kenyang. “Engkau lapar aku pun kenyang”, larik tersebut benar-benar menggambarkan betapa besarnya jasa seorang ibu kepada anak-anaknya.
"Engkau menangis aku tertawa", penggalan bait tersebut menunjukkan yang terjadi yaitu ketika sebenarnya seorang ibu menangis sedih namun di sisi lain anaknya tertawa. Memang, begitulah sedianya seorang ibu yang baik, ia rela menangis agar dapat membuat anak-anaknya tertawa.
Bahkan, ibu akan dengan ikhlas menahan lapar untuk memastikan anak mereka kenyang. “Engkau lapar aku pun kenyang”, larik tersebut benar-benar menggambarkan betapa besarnya jasa seorang ibu kepada anak-anaknya.
Namun,
ketika perasaan tanggung jawab mulai tumbuh, ketika anak mulai dewasa maka akan
timbul sebuah perasaan bersalah. Perasaan bersalah dalam diri seorang anak yang
mengetahui begitu besar pengorbanan ibu namun tidak dapat berbuat banyak untuk
menghapus kepedihan.
Atas semua derita yang ia lihat pada ibunya, tak satu pun yang bisa dilakukan kecuali mengucapkan kata “maaf”. Menurut pendapat kami, hal semacam itu sangat sering ditemui di kehidupan sehari-hari.
Bagi anda yang telah dewasa, coba ingat, ketika suatu waktu saat anda melihat ibu anda menangis namun anda tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantunya, bagaimana perasaan anda?
Perasaan bersalah akan terus menghantui dan bergejolak dalam hati sampai pada titik dimana anda dapat berbuat sesuatu untuknya.
Atas semua derita yang ia lihat pada ibunya, tak satu pun yang bisa dilakukan kecuali mengucapkan kata “maaf”. Menurut pendapat kami, hal semacam itu sangat sering ditemui di kehidupan sehari-hari.
Bagi anda yang telah dewasa, coba ingat, ketika suatu waktu saat anda melihat ibu anda menangis namun anda tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantunya, bagaimana perasaan anda?
Perasaan bersalah akan terus menghantui dan bergejolak dalam hati sampai pada titik dimana anda dapat berbuat sesuatu untuknya.
Gambaran
yang dilukiskan pada puisi 3 bait tentang ibu di atas memang mewakili apa yang
banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Jika hal itu terjadi pada diri anda, satu yang bisa diharapkan, semoga keadaan itu dapat lekas berlaku dan berganti sebaliknya. Semoga, ketidakberdayaan yang dimiliki seorang anak karena tidak dapat membalas budi seorang ibu dapat segera terbalas.
Jika hal itu terjadi pada diri anda, satu yang bisa diharapkan, semoga keadaan itu dapat lekas berlaku dan berganti sebaliknya. Semoga, ketidakberdayaan yang dimiliki seorang anak karena tidak dapat membalas budi seorang ibu dapat segera terbalas.