Cerpen terbaru yang satu ini adalah sebuah cerpen cinta yang romantis. Bagi anda yang kebetulan sedang mencari cerpen percintaan beserta kerangka-nya sekaligus tentunya bisa menggunakan cerpen berikut. Tema yang menarik untuk diikuti ya, penasaran bukan? Menarik kok, silahkan diikuti.
Dari judulnya, "cinta berawal dari bungkus kado" sudah bisa ditebak bagaimana romantis-nya cerita yang akan disajikan. Ya, cerita dalam cerpen yang romantis ini berisikan kisah seorang laki-laki yang akhirnya jatuh cinta berawal dari sebuah bungkus kado.
Kisah cinta yang mereka alami sungguh begitu menarik. Bayangkan saja, berawal dari sebuah tulisan di bungkus kado, seorang laki-laki bernama Robert kemudian penasaran untuk menemukan penulis aslinya.
Tak disangka, penulis kata-kata indah di bungkus kado yang ia maksud adalah seorang wanita yang begitu cantik. Tentu saja, sebagai lelaki Robert pasti terpesona. Nah, awal perkenalan Robert dengan wanita ini begitu seru dan menegangkan.
Namun begitu pada akhirnya ia bisa bercakap-cakap dan mengenal lebih dekat dengan wanita itu. Apa saja yang terjadi pada mereka berdua, bagaimanakah akhir kisah hidup mereka? Dari pada penasaran lebih baik kita baca langsung cerpen cinta tersebut.
Berawal dari pesta pernikahan Kak Dina, saat itu aku ikut membuka kado-kado dari teman-teman Kak Dina yang datang. Kak Dina adalah anak dari kakak kandung ibuku, umurnya hanya terpaut bulan dengan umurku.
Sebagai saudara tentu saja ketika ia menikah aku juga ikut hadir dan terlibat dalam pesta pernikahan kak Dina, apalagi karena dulu kami juga satu sekolah ketika SMA.
Kisah cinta yang mereka alami sungguh begitu menarik. Bayangkan saja, berawal dari sebuah tulisan di bungkus kado, seorang laki-laki bernama Robert kemudian penasaran untuk menemukan penulis aslinya.
Tak disangka, penulis kata-kata indah di bungkus kado yang ia maksud adalah seorang wanita yang begitu cantik. Tentu saja, sebagai lelaki Robert pasti terpesona. Nah, awal perkenalan Robert dengan wanita ini begitu seru dan menegangkan.
Namun begitu pada akhirnya ia bisa bercakap-cakap dan mengenal lebih dekat dengan wanita itu. Apa saja yang terjadi pada mereka berdua, bagaimanakah akhir kisah hidup mereka? Dari pada penasaran lebih baik kita baca langsung cerpen cinta tersebut.
Cinta Berawal dari Bungkus Kado
Cerita Cerpen Oleh Mandes
Berawal dari pesta pernikahan Kak Dina, saat itu aku ikut membuka kado-kado dari teman-teman Kak Dina yang datang. Kak Dina adalah anak dari kakak kandung ibuku, umurnya hanya terpaut bulan dengan umurku.
Sebagai saudara tentu saja ketika ia menikah aku juga ikut hadir dan terlibat dalam pesta pernikahan kak Dina, apalagi karena dulu kami juga satu sekolah ketika SMA.
Saat selesai membuka kado yang
diterima, aku tertegun dan terenyuh dengan sebuah kartu ucapan yang berisi
kata-kata romantis yang penuh makna.
Tidak begitu spesial sebenarnya namun setelah beberapa kali dibaca ternyata aku mendapatkan sesuatu yang unik, sesuatu yang berbeda dari ucapan-ucapan lain. Dan pada akhirnya aku pun mulai penasaran dengan siapa pengirim kartu ucapan tersebut.
Tidak begitu spesial sebenarnya namun setelah beberapa kali dibaca ternyata aku mendapatkan sesuatu yang unik, sesuatu yang berbeda dari ucapan-ucapan lain. Dan pada akhirnya aku pun mulai penasaran dengan siapa pengirim kartu ucapan tersebut.
Di hari bahagia ini, aku menitipkan salam hangat untuk kalian berdua. Ikatan cinta suci kalian telah dan akan menjadi inspirasi bagiku yang masih lajang ini. Ketulusan yang kalian tunjukkan satu sama lain, pengorbanan yang ikhlas, pengertian, memberikan teladan bagi kami selanjutnya. Semoga hari ini adalah awal terbentuknya keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Doakan, aku yang malang ini juga mendapatkan cinta sejati seperti yang kalian rasakan.
Di kartu ucapan tersebut tidak
ada nama terang kecuali kata ywt. Sementara itu di bungkus kado juga hanya
terdapat inisial tersebut tetapi ada nama alamat pengirimnya. Penasaran
akhirnya aku pun bertanya langsung ke Kak Dina mengenai siapa yang mengirim
kartu tersebut.
“Kak, yang ngirim kartu ucapan
ini siapa sih?”
“Kartu mana, coba sinih… kakak
lihat…”
“Ini, ada inisial ywt, cuma ada
alamatnya!”
“Duh, gak tau kakak, orang iseng
mungkin…!
Tentu saja, aku sama sekali tak
puas dengan jawaban yang aku dapatkan. Semakin penasaran aku dibuatnya. Selang
beberapa minggu aku masih teringat dengan kata-kata tersebut. Sungguh,
kata-kata tersebut benar-benar membuat aku penasaran.
Aku pun mencoba menelusuri alamat
yang tertera di kartu tersebut. Berhari-hari aku selalu meluangkan waktu
menyusuri tempat itu tanpa menemukan satu petunjuk pun. Pada akhirnya aku punya
ide untuk membuat kartu ucapan yang ku sebar di areal taman di dekat alamat
tersebut.
Ku tulis kata-kata yang sama
seperti yang ada pada kartu ucapan tersebut dengan menambahkan keterangan.
“wahai ywt, seandainya engkau membaca kartu ini, aku ingin mengatakan bahwa aku
ingin berkenalan denganmu. Ini adalah kata-kata yang kau kirim di pernikahan
Dina beberapa waktu lalu.
Beberapa hari tidak ada
tanda-tanda apapun, sampai suatu sore aku iseng datang ke taman itu. Tak ada
siapa-siapa disana kecuali beberapa anak kecil.
Belum sempat aku menyapu semua sudut, pandanganku jatuh pada sosok wanita tinggi semampai memakai jilbab yang berjalan menjauh. “Siapa wanita itu, apakah mungkin….”. Belum selesai aku berpikir, wanita itu sudah menghilang dikejauhan.
Belum sempat aku menyapu semua sudut, pandanganku jatuh pada sosok wanita tinggi semampai memakai jilbab yang berjalan menjauh. “Siapa wanita itu, apakah mungkin….”. Belum selesai aku berpikir, wanita itu sudah menghilang dikejauhan.
Aku langsung menuju salah satu
bangku dimana kartu ucapan itu aku tinggalkan. “Tidak ada, kemana kartu itu,
apa mungkin dibuang anak-anak”, tanyaku dalam hati. “Tapi, ah, kenapa tidak ada
di sekitar sini, apa mungkin sudah diambil orang?” pikiranku semakin jauh
menerka.
Setelah beberapa saat mencari dan
tak kunjung menemukannya akhirnya aku duduk sejenak dan pulang.
Esoknya aku masih penasaran, di
jam yang sama aku kembali lagi. Saat sampai kembali aku melihat wanita yang
kemarin, persisi, ciri-cirinya sama tetapi dia sudah pergi menjauh. Langsung
saja aku menghambur ke kursi taman kemarin dan…
“Ah…. Ada kartu….” Ucapku
setengah berteriak. Tak perlu waktu lama, ku buka dan langsung ku baca isinya.
aku ywt, aku tidak mengenalmu dan aku juga tak ingin mengenalmu. Jadi, tak usah bersusah payah.
Kecewa yang aku rasakan setelah
membaca isi dari kartu itu. Meski begitu ada rasa senang, akhirnya aku bisa
berkomunikasi dengan orang tersebut walaupun ditanggapi dingin. Tapi aku tidak
menyerah, langsung ku tulis sesuatu di balik kartu ucapan tersebut. Intinya aku
begitu terkesan dengan kata-kata yang ia buat dan hanya ingin berkenalan, tidak
bermaksud mengganggu.
Seminggu berlalu, tak ada
jawaban, bahkan kartu yang kemarin ku letakkan itu pun hilang entah kemana. Itu
membuatku semakin penasaran dengan siapa sebenarnya orang tersebut. Secara tak
sengaja dan tak disadari akhirnya aku selalu datang ke taman itu.
Satu bulan lebih, tak ada
tanda-tanda apapun sampai suatu sore ketika aku berkunjung ke taman itu aku
kaget karena di bangku taman tersebut ada seorang gadis cantik yang sedang
duduk sendiri. Langsung saja aku menghampirinya…
“Eh… maaf, boleh saya duduk
disini…” ucapku pelan kepada wanita itu. Ia memandangku, sungguh ajaib, sungguh
indah, tatapan matanya begitu jernih dan menyejukkan. Ia hanya mengangguk tanpa
menjawabku. Aku lalu memberanikan diri membuka percakapan dengannya.
“Sore begini enak ya duduk santai
di taman melihat anak-anak berlarian..” ucapku pelan. Dia tetap diam membisu.
“Kalau boleh tahu, siapa nama kamu, aku Robert..”
Sejurus kemudian ia hanya
tersenyum dan menggerakkan tangannya. Sontak aku terkejut, hatiku berdebar
kencang, sama sekali tak menyangka. Rupanya, gadis cantik yang ada di sampingku
itu tidak bisa bicara, ia bisu.
Sesaat kemudian ia beranjak, sambil menatapku dengan mulut tetap tertutup rapat hanya tersenyum ia melambaikan tangan dan pergi.
Sesaat kemudian ia beranjak, sambil menatapku dengan mulut tetap tertutup rapat hanya tersenyum ia melambaikan tangan dan pergi.
Saat itu perasaanku berkecamuk,
“gadis secantik itu, kenapa bisa?” pikirku dalam hati. Tak puas dengan apa yang
aku dapatkan akhirnya aku kembali menemui Kak Dina. Aku ingin segera menemukan
jawaban kenapa hati ku terus saja bergetar dan seperti ada perasaan yang begitu
dekat dengan gadis itu.
“Kak, kakak punya teman yang bisa
tidak?”
“Apa Bert, teman yang mana?”
“Teman kakak, ada tidak yang
pakai jilbab, tinggi dan bisu?”
“Ow… itu…”
“Siapa dia kak?”
“Namanya Yenna, anak pindahan
dari Surabaya, memang kenapa?”
“Enggak, emang dia kenapa sih
kak, bisa begitu, trus rumahnya dimana?”
“Di dekat taman pahlawan, dia
tidak bisa bicara sejak kecil. Hayo, kamu suka ya???”
“Ih… enak aja, enggak lah cuma
penasaran aja…”
“Gak papa lagi, meski dia ada
kekurangan tapi dia wanita soleh yang cerdas, bahkan dia punya bisnis sendiri
yang cukup sukses… tapi sayang, sampai saat ini dia belum juga ada pendamping,
susah orangnya.”
“Oh ya…. Pantas sikapnya tertata
dan sepertinya sama sekali tidak minder…”
“Em…. Memang kamu sudah pernah
ketemu, hayoo….”
“Ah kakak ini, ya sudah aku cabut
dulu ya kak, da…”
“Eit…. Tung….”
Semenjak mendapatkan sedikit
informasi dari kak Dina aku pun terus saja berusaha menggali lebih banyak
tentang gadis itu.
Sampai pada suatu hari aku beranikan diri untuk menemui dia di kediamannya. Saat itu ia tidak ada, yang ada orang tuanya. Dan sungguh aneh, orang tuanya begitu tegas mengintrograsi aku seperti pencuri.
Sampai pada suatu hari aku beranikan diri untuk menemui dia di kediamannya. Saat itu ia tidak ada, yang ada orang tuanya. Dan sungguh aneh, orang tuanya begitu tegas mengintrograsi aku seperti pencuri.
Tapi pada akhirnya aku tahu bahwa
hal itu karena memang keluarganya begitu ketat dengan urusan agama sehingga
tidak ada yang namanya teman antara lelaki dan wanita yang tak ada ikatan apapun.
Bulan berikutnya setelah beberapa
kali aku bertemu dengan Yenna aku kembali berkunjung ke rumahnya.
Sebenarnya tidak banyak yang terjadi diantara aku dengan gadis itu tetapi entah kenapa ada ikatan dan perasaan yang semakin tak terbendung. Ketika aku datang ke rumahnya kebetulan dia ada di rumah tetapi dia tidak keluar. Justru yang menemui aku adalah kedua orang tuanya.
Sebenarnya tidak banyak yang terjadi diantara aku dengan gadis itu tetapi entah kenapa ada ikatan dan perasaan yang semakin tak terbendung. Ketika aku datang ke rumahnya kebetulan dia ada di rumah tetapi dia tidak keluar. Justru yang menemui aku adalah kedua orang tuanya.
Hari itu adalah hari bersejarah,
aku – oleh orang tuanya – langsung ditodong dengan pertanyaan yang sama sekali
tak pernah terpikir, Cinta Berawal dari Bungkus Kado, Cerpen yang Romantis.
Orang tuanya bilang, jika ia ingin dekat dengan anaknya maka ia harus melamar dan menikahi putri semata wayang mereka.
Orang tuanya bilang, jika ia ingin dekat dengan anaknya maka ia harus melamar dan menikahi putri semata wayang mereka.
Spontan, aku hanya mengangguk dan
semuanya pun terjadi begitu cepat. Kini, Yenna, telah menjadi pendamping hidup
yang akan selalu menjadi bagian yang tak kan pernah terpisahkan. Ia kini
menjadi kekasih, istri sekaligus ibu dari kedua anakku. Sungguh, perjalanan
cinta yang sama sekali tidak bisa ditebak.
--- Tamat ---