Puisi tentang politik yang akan kita hadirkan pada kesempatan ini adalah sebuah koleksi yang terdiri dari banyak pilihan. Kalau rekan semua sedang mencari contoh atau mungkin referensi bisa membacanya.
Berbagai puisi tersebut dimaksudkan untuk sekedar sarana pembelajaran semata khusus untuk rekan semua. Tidak sempurna karena memang karya ini bukan dari penulis professional.
Meski begitu, kita mencoba menghadirkan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan rekan pembaca semua. Intinya kita mencoba menghadirkan pilihan sebagai sarana belajar.
Dengan adanya berbagai puisi ini diharapkan semua bisa lebih mudah dalam belajar menulis dan juga belajar analisis karya sastra khususnya puisi.
Kalau cari yang bagus mungkin tidak ada. Tapi kalau untuk ide, judul serta isi tema yang diangkat mungkin rekan bisa mendapatkan banyak yang menarik.
Ada yang pendek sekali, ada yang sedang dan ada juga yang panjang sampai puluhan bait. Tinggal dipilih saja tema mana yang ingin dibaca. Beberapa tema yang dibahas antara lain sebagai berikut:
1) Puisi tentang politik korupsi
2) Macam macam puisi politik
3) Puisi politik pilkada
4) Puisi politik uang
5) Puisi politik lucu
6) Puisi kritik politik
7) Puisi koruptor singkat
8) Contoh puisi tentang politik singkat
Ada yang hanya satu, ada yang lebih dari satu dan ada juga yang banyak. Tidak seragam karena memang kita menghadirkan sesuai dengan kebutuhan pembaca pada umumnya.
Jika rekan semua memang ingin mendapatkan banyak pilihan maka disinilah tempatnya. Ada banyak sekali karya yang bisa dinikmati. Beberapa yang dibahas berikut hanya sebagai contoh saja.
Kalau berbicara mengenai politik kita mungkin sering mendengar hal itu. Ya, katanya sih, dalam dunia yang satu ini tidak ada kawan atau lawan abadi. Politik itu dinamis dan selalu berubah.
Sering kali dalam hal politik kita melihat yang tadinya teman atau bahkan mungkin sahabat dalam seketika berubah menjadi lawan. Keduanya bahkan kadang terlihat seperti musuh sejati.
Apa ya, mungkin seperti panggung sandiwara, pertemanan dan permusuhan merupakan salah satu hal yang terjadi untuk mendapatkan tujuan politik tertentu.
Pada puisi kita yang pertama ini akan digambarkan bagaimana keadaan tersebut. Pilihan kata dan susunannya kalimatnya memberikan penekanan khusus pada keadaan yang ingin digambarkan penulis.
Sebagai salah satu karya hasil belajar, puisi tersebut tentu tidak sempurna dan mungkin sangat buruk. Tapi paling tidak, karya tersebut bisa memberikan pelajaran tersendiri bagi pembaca. Yuk segera diikuti!
Berbeda dengan yang pertama, puisi kedua ini akan menitikberatkan pembahasan pada partai politik atau parpol. Ya, benar sekali. Kita sering mendengar istilah ini jika berbicara mengenai politik.
Cukup unik sepertinya, tema yang diangkat benar-benar segar dan lain dari kebanyakan. Tinggal nanti bagaimana kualitas keindahan puisinya sendiri.
Agak sulit bagi kita yang baru belajar untuk membuat karya dengan tema yang sudah ditetapkan. Adanya karya ini bisa menjadi contoh untuk kita yang ingin belajar menulis puisi.
Tidak usah ragu, sekedar untuk bahan bacaan kan tidak apa-apa. Nanti setelah kita membacanya maka kita bisa memberikan penilaian dan kesimpulan. Bahkan kita bisa ikut berkomentar, memberikan apresiasi.
Untuk puisi tentang partai politik tidak banyak tersedia. Hanya beberapa pilihan yang sudah sempat dihadirkan oleh penulis. Jauh dari cukup.
Ya paling tidak bisa untuk sekedar melengkapi yang sudah ada. Dari pada tidak ada sama sekali. Benar tidak? Ya sudah, bagi yang berminat silahkan langsung menuju tautan yang sudah disediakan.
Janji, adalah sebuah kata yang sering berhubungan dengan dunia politi. Bukan hanya dalam hal asmara, janji dalam politik juga memiliki arti penting meski seringkali terkesan dilupakan.
Kalau sudah musim pemilihan misalnya, akan banyak didengar hal-hal yang berkaitan dengan janji. Kalau sudah selesai musim tersebut pun demikian. Pembicaraan beralih pada tahap tidak menepati janji atau mengingkari janji.
Positif atau negatif, nanti kita bisa menggali dan mengkaji karya ini lebih dalam. Kalau tidak salah, karya ini tidak terlalu panjang. Tidak lebih dari 10 bait, kalau tidak salah sih.
Untuk rekan pembaca yang ingin tema ini secara spesifik bisa segera menikmatinya. Tidak bisa dibaca langsung disini, silahkan klik dari judul yang besar di atas.
Mirip dengan yang judul pertama tadi kalau tidak salah. Aroma atau suasana yang terasa dari judul di atas kurang begitu menyenangkan ya. Tapi itu memang menggambarkan sebagian kecil, mungkin.
Kita tidak usah membahas mengenai isinya, sedikit saja mungkin. Yang kita soroti adalah fisik dari puisi tersebut, mungkin lebih mudah bagi kita yang sedang belajar.
Kita bisa meneliti atau menganalisis bagaimana puisi ini dari segi bahasa. Sebut saja misalnya mengenai diksi. Bisa juga mengenai rima, tone, gaya bahasa dan lain sebagainya.
Kalau masalah pesan moral tentu harus dipahami lebih dalam. Selangkah demi selangkah, pelan – pelan kita bisa belajar terus mengenai karya sastra ini.
Kalau kurang menarik jangan kecewa. Masih ada dua judul lagi untuk melengkapi apa yang sudah dibahas di atas. Tapi, bisa dilihat dulu saja bagaimana puisi ini.
Nanti kalau sudah dilihat kan baru bisa disimpulkan bagus tidaknya, sesuai tidaknya. Nanti baru kita pilih yang lain kalau kurang berkenan. Oke, silahkan melalui tautan di atas ya.
5) Kebencian
Sepertinya nada dan suasana yang diperlihatkan dalam puisi-puisi politik ini hampir sama ya. Yang nomor lima ini juga tidak ceria. Kebetulan saja kok, tidak disengaja.
Puisi ini dipilih bukan berdasarkan isinya tetapi berdasarkan banyak sedikitnya pembaca yang menikmatinya. Jadi, bisa dikatakan bahwa karya-karya tersebut bukan pilihan admin semata.
Kebencian, siapa yang benci siapa ya kira-kira? Kalau dihubungkan dengan tema maka agak terlalu luas juga. Tidak bisa ditebak.
Yang pasti kita menghadirkan puisi yang singkat. Artinya puisi ini tidak begitu panjang dan bisa dinikmati tanpa membebani kita. Dijamin tidak akan bosan, tidak akan membuat malas.
Silahkan dicek dulu, mudah-mudahan nanti bisa sesuai dengan kebutuhan rekan pembaca semua. Setelah itu silahkan lanjut ke judul terakhir.
Ini yang terakhir, bukan satu judul tetapi ini merupakan kumpulan dari beberapa karya yang sesuai tema yang sedang dibahas. Ada lebih dari satu karya, bisa dipilih dengan mudah.
Untuk sementara ini kita bahas itu saja sebagai pemanasan. Lain waktu, kita akan menghadirkan lagi karya-karya lain yang sesuai dengan kebutuhan rekan semua.
Tidak akan lelah, tidak akan menyerah. Demi untuk anda, rekan semua yang sudah setia dengan contohcerita.com, kami akan terus berusaha semaksimal mungkin.
Tak lupa kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya. Jikalau dalam usaha kami memberikan contoh-contoh tidak begitu lengkap dan tidak sesuai.
Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan bukan milik kami. Kami hanya ada karena rekan semua. Kami ada untuk anda, tapi kami tidak bisa berdiri sendiri.
Bagi yang berkenan bisa membantu dan berpartisipasi membangun komunitas situs ini. Silahkan bagikan berbagai karya ini pada teman lain yang membutuhkan. Itu saja, sampai jumpa di puisi politik edisi selanjutnya. Salam hangat dari kami.