Masih contoh cerpen singkat horor misteri ya. Ya enggak horor-horor amat sih sebenarnya soalnya berhubungan dengan sebuah kegiatan. Ya, lebih mengerikan kalau tanpa sengaja, saat santai atau gimana. Tapi ini jelas beda.
Yang namanya berburu benda seperti ini kan pasti akan memasuki lokasi yang jauh dari kata nyaman. Kebanyakan menyeramkan, dan bukan disiang hari. Ya, tapi kita tidak tahu apa dan bagaimana keadaan yang ada dalam cerita kali ini.
Bagus deh, menarik untuk diikuti meski sederhana. Nah, sederhananya itu yang paling menarik. Membaca cerita dengan bahasa yang natural, seperti diceritakan langsung dalam keadaan nyata. Pasti menarik ya. Silahkan dibaca ya.
Berburu Keris Keramat
Cerita Pendek Menarik
Pada suatu hari dan bertepatan pada malam jum’at aku berkumpul bersama teman teman. Kami sudah berencana entar malam akan ber-paranormal di Ladang Kidul.
Kita semua kumpul di rumah ajis sambil menunggu waktu malam pukul 12.00 sambil gitaran dan menikmati seduhan kopi hitam.
Ketika waktu pukul 11:55 kami pun bersiap siap akan berparanormal di ladang kidul. Setelah tepat pukul 12:00 kami pun berangkat bersama. Melewati kebun kebun yang sudah di bahasi oleh embun dan hembsan angin malam yang menusuk di tubuh.
Ketika di perjalanan, salah satu dari kami meihat sosok berwarna hitam tinggi besar dan berambut panjang.
Dari 7 anak haya satu anak yang tau. Mungkin karena dia terlalu julung, dan kami pun berhenti sejenak dan karena teman aku yang melihat sosok tersebut mungkin lebih penasaran jadi dia menyuruh kami berhenti sejenak.
Setelah sosok tersebut hilang kata yang melihat sosok tersebut, kami pun di beri aba - aba kembali berjalan. Dan saat mulai memasuki pertengahan jalan menuju ladang tersebut kami semua pun mencium bau yang kurang sedap. Bau pertama yang tercium bau singkong godok.
Semakin parah bau singkong godok tersebut langsung berubah aroma lagi yang teramat menjijikan yaitu bau bacin, kayak bau seekor kucing yang tak ketahuan.
Aroma nya sangat membuat perutku mules dann serasa ingin muntah. Tapi salah satu dari kami tidak ada yang mengetahui sosok apa yang telah embagikan parfum tersebut. “Mungkin haya iseng nih maluk halusnya…” kataku sembari berjalan kembali.
Sambil berjalan kembali pun kami di kageti oleh seekor senggung menyebrangi jalan dengan kencangnya.
Kami semua pun spontan loncat karena kaget dengan tidak langsung senggung malam menyebrangi jalan sambil mengeluarkan jurus andalan kaum para senggung yaitu dengan kentut nya yang baunya tak terdingi.
Kami pun semua mundur kurang lebih 2 langkah. Lalu kami maju kembali melewati kabut senggung yang menjijikan. Dan ketika kami telah sampai di lokasi yang kami tuju yaitu di ladang kidul. Kami pun langsung menuju base yang pertama yaitu pohon aren yang agak lumayan tua.
Kami pun semua jongkok sambil melihat akar pohon tersebut dan teman kami yang bisa di bilang orang bisa.
Dia langsung sejenis menggunakan tenaga dalam sambil menempelkan tanganya ketanah sambil komat kamit mulut orang tersebut.
Agak lumayan sih kami menunggu orang tersebut dan kami pun dapet abab dari orang tersebut suruh membaca sholawat. Dan kami semua pun langsung bersolawat bersama sama. Orang yang menyuruh kami bersolawat sedang menarik ulur serasa mincing belut.
Tiba tiba kami langsung menyuruh menyalakan senter dan di arahkan kabawawah telapak tangan. Tiba tiba secara tidak langsung dan tidak saa sekali masuk logika secara perlahan keluar batu seukuran benik baju mang berwarna menarik dan serasa aku ingin memiliki batu tersebut.
Batu tersebut berwarna batik serat pohon danagk hitam dan corang batik putih. Setelah selesai mendapatkan batu tersebut salah satu dari teman aku mendengar suara orang nangis dan dia bertanya..
kue do krungu suara kae orak cah…?
orak ki
orak lah
egk lah
enggak lah mungkin kue salah krungu paleng . . . . . .
lah tenan to cah aku ki krungu jan saking jelase…
wes lah ojo meden medeni
iyo lah iki srius gk usah guyonan
ngongopo aku ngapusi kue…
Tiba tiba ada suara krosaaaaaaaaak arahnya dari atas pohon aren tersebut serasa di lempar pasir tapi tidak ada satu butirpun pasr yang mengenai kami.
“Sudahlah biarkan mungkin ada sosok yang iseng…” kata ku, “yok lanjut target kedua yaitu di pohon durian yang sangat besar…!”.
Mungkin kalau kami rangkul pohon itu sendiri gak cakep. Kami pun disuruh duduk dan mematikan senter yang kami kenakan.
Lalu kawan kami melakukan kaya yang iya lakukan di base ke satu. Kami pun kembali di beri aba aba bersolawat dan kami pun bersolawat kembali. Setelah beberapa menit dan kami pun kembali di suruh menyenteri bawah telapak tangan kawan kami.
Tiba tiba secara perlahan keluar gagang keris yang sangat cakep dan menyusul kembali keranggka keris itu seperti keris gatot koco dengan ukuran kurang lebih setengah meter dan berwarna kekuningan dan kami bertanya - tanya…
“mas iku jenenge opo mas”
“keris“
“keris tapi ko lurus mas koyo golok”
“iyo kok lurus”
“iki jenengane keris lanang “
“oalah dadi nek lanang ngunu ui to,, ujarku si podo wae keriski . . . . . la nek iku jenenge keris opo mas”
“iki jenengane keris aji pati”
“weh serem juga yo jenenge”
Kami pun mulai merasa lelah dan terasa dingin yang semakin menusuk dan akhirnya kami menuju pulang ke rumah ajis.
Di situ kami ngobrol ngobrol dan bertanya Tanya sampai kurang lebih sekitar jam setengah 4 dan setelah itu kami pun tidur…….
---oOo---