Dunia di Ujung Tembok, Cerpen tentang Pelajar

“Dunia di Ujung Tembol”, cerpen pelajar berikut ini sengaja dibuat untuk menambah referensi bahan bacaan yang sudah ada. Jauh dari sempurna tapi lumayan untuk contoh. Kalau ada yang sedang mencari cerpen silahkan di baca ya.

Cerpen tentang Pelajar
Contoh Cerpen tentang Pelajar: Dunia di Ujung Tembok

Cerpen kali ini cukup menarik. Tema yang diangkat lumayan menarik karena berhubungan dengan cinta remaja. Apalagi jika adik-adik pelajar yang mungkin sedang kasmaran.

Tidak baik sih membahas seperti ini diusia sekolah. Tapi kalau sekedar untuk hiburan dalam sebuah karangan ya tidak apa-apa juga. Asal di kenyataan tidak ikutan hal yang kurang bermanfaat ini.

Judulnya bisa membuat penasaran, adik-adik mungkin akan bingung kalau menebak bagaimana isinya. Kok bisa ya, aneh kalau dilihat dari judulnya. Eh, tapi ada yang lain juga loh, yuk cek dulu.

Biarkan saja aneh, yang penting adalah bagaimana kisah di angkat dan bagaimana pesan serta nasehat didalamnya. Siapa tahu kita dapat pencerahan. Yuk disimak saja langsung cerpen tentang pelajar selengkapnya. 

Dunia di Ujung Tembok
Cerpen oleh Irma

Mata menatap sedikit sayup, Ara mencermati seisi ruangan dengan sorot mata yang menyelidik. Ada sesuatu yang sedang ia cari, tampaknya. 

“Huh… kenapa udara pagi ini terasa berbeda, lebih dingin dari biasanya.” Ara pasrah kemudian mengalihkan pandangan ke meja guru. 

Ia mengamati setiap gerak-gerik sang guru di depan kelas. Mencoba mengalihkan perasaan yang bergemuruh. 

“Kemana dia…!” jam pelajaran telah di mulai. Seseorang yang ia nantikan tak juga nampak. Hatinya semakin gelisah. Terlihat mendung menyelimuti seluruh wajahnya.

Dahinya berkerut mencari alasan apapun yang bisa ditemukan.

Waktu terus berjalan. Hari itu, tak ada sintar mentari di dunia imajinasi Ara. Biasanya ia selalu cerita, berkhayal di sela-sela suara guru yang nyaring. 

Sudah hampir satu tahun, Ara memendam kekaguman pada Yani, seorang gadis remaja yang cerdas dan riang. Ia tak punya nyali mengungkapkan kekaguman itu.

Lamunan demi lamunan menumpuk, menggumpal menjadi dunia imaji.

“Hai… namaku Ara”, ucap nya setahun yang lalu. Senyum manis menyambut uluran tangan itu, “panggil aku yani”, jawab remaja itu polos. 

Dasar Ara, ia tak pernah senekad itu. Sebelumnya ia belum pernah sama sekali berani mengulurkan tangan pada seorang gadis. 

Ia terkesima. Ia kagum. Kala itu, di depannya berdiri sosok mungil dengan penuh pesona. Wambutnya sebahu, giginya putih bergingsul. Matanya bulat dengan sorot yang bening. 

“Sepertinya kita satu kelas ya…”, ucapnya mencairkan suasana perkenalan itu. “Iya, kita satu kelas…” Yani menjawab singkat seolah tak begitu peduli dengan Ara yang coba berbuat lebih.

Satu tahun berlalu. Ara hanya mampu bertegur sapa, apa adanya. Tak lebih dan tak pernah jauh dari pembicaraan seputar pelajaran.

Betapapun kuatnya ia menahan rasa itu, beberapa bulan terakhir rasa itu semakin gila. Semakin sulit bagi Ara untuk berpaling dari wajah Yani yang ayu. 

Hari demi hari Ara lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengagumi kecantikan Yani, matahari di dunia imajinasinya. 

“Ah… sampai mati mungkin aku tak akan pernah bisa mengatakan itu”, ucap Ara sembari menutup lembaran buku berisi sketsa wajah seorang gadis.

---oOo---

Lebih dekat dengan cerita saja sih, kurang cocok juga kalau kita sebut dengan cerita cerpen pelajar. Ya karena panjangnya kurang lebih hanya 300 kata. Apa bisa dimasukkan ke dalam kategori cerpen? 

Cerpen atau bukan setidaknya ada hiburan yang bisa dibaca. Benar kan? Lumayan, bisa untuk mengisi waktu luang, dari pada keluyuran tidak karuan. 

Kalau kisah di atas kurang bagus silahkan baca yang lain ya. Ada beberapa cerpen baru yang pasti rekan semua belum pernah membacanya. 

Temanya unik, alurnya tidak monoton, cocok untuk rekan remaja semua. Jadi, tunggu apalagi, silahkan pilih mana cerpen yang akan rekan nikmati. Jangan lupa juga untuk berbagi dengan yang lain.

Tag : Cerpen, Cinta, Pelajar
Back To Top