Kisah Pengalaman Belajar Cara Membuat Tabel di Excel - “Teeeet…. Teeet… Teeet…”, Suara bel berbunyi begitu keras.
Menandakan bahwa jam istirahat sudah
berakhir. Aku bersama dengan Andri dan juga Irvan yang sedari tadi sibuk
nongkrong di kantin pun kini harus segera kembali ke dalam kelas.
“Udah bel nih. Balik ke kelas yok?” Ajak Andri
“Ntar dulu ndri. Nanggung nih ngabisin es teh dulu.” Ucap
Irvan
“Waaah, lo ngga tau ini jam pelajarannya siapa?”
“Siapa emang?”
“Bu Mus! Telat masuk lebih dari lima belas menit siap-siap
aja kita keliling lapangan basket 15 puteran.” Ucap Andri menakut-nakuti.
“Serius lo ndri?” Ucapku yang kini sudah ikut campur dengan
obrolan mereka berdua.
“Serius lah Ren. Udah ayok ke
kelas duluan. Tinggal aja nih kunyuk satu ini” Ucap Andri sambil menarik
tanganku. Aku dan Andri pun berjalan perlahan meninggalkan Irvan.
“Woy.. woy.. woy.. tungguin gue
dong. Ngga setia kawan banget sih.” Ucap Irvan sambil menyeruput es tehnya
cepat.
“Yaudah buruan.” Ucap Andri
sedikit berteriak.
“Ini bu uangnya. Kembaliannya
ambil aja ya bu.” Ucap Irvan membayar es teh dan juga makanan pada ibu kantin.
“Yaaah… ini mah pas. Kagak ada kembaliannya.” Ucap Ibu
kantin. Aku dan Andri hanya tertawa melihat kejadian itu.
Kami bertiga memang sudah berteman cukup lama. Sejak SD aku
dan mereka sudah berada di satu sekolah yang sama. Tapi tidak berada dalam satu
kelas. Dan sekarang di SMP, aku dan mereka kembali berada di satu sekolah yang
sama, dan kebetulan masuk dalam satu kelas.
Selain itu rumah kami juga berdekatan, sehingga membuat
hubungan pertemanan kami menjadi semakin klop. Tapi sayangnya kepribadian dan
karakter mereka berdua benar-benar berbeda.
Andri adalah si ganteng yang sangat suka dengan gosip.
Sedangkan Irvan adalah si gendut yang suka sekali tidur. Selama dikelas mereka
berdua selalu menjadi santapan empuk guru-guru killer.
Bagaimana tidak, Saat guru sedang menjelaskan, tak jarang
Andri malah sibuk ngerumpi dengan para gadis. Sementara Irvan malah sibuk
dengan mimpi dan khayalannya. Alhasil potongan-potongan kapur sering sekali
melayang kearah mereka.
Setelah cukup lama berjalan, akhirnya aku dan kedua temanku
sampai juga di depan kelas. Begitu masuk ke dalam kelas, tampak beberapa siswa
sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
Ada yang sibuk membaca komik, bermain hp, dan ada juga yang
sedang sibuk ngerumpi. Bu Mus belum masuk ke dalam kelas. Tidak biasa nya dia
telat masuk seperti ini. Biasanya dia sangatlah rajin untuk masuk ke dalam
kelas. Untuk wanita perfeksionis seperti dia, waktu sangatlah berharga.
Bu Mus adalah guru mata pelajaran TIK. Mata pelajaran paling
di benci oleh Rendi. Tak berbeda jauh dengan pak Supri, Bu Mus juga merupakan
salah satu guru kejam di sekolahanku.
Hanya saja dia baru sekitar tiga tahun mengajar di
sekolahanku. Jadi mungkin dia belum terlalu pandai mengatasi kenakalan anak
baru gede macam kami.
Saat suasana kelas sedang riuh, tiba-tiba seorang pria
berbadan tinggi besar masuk ke dalam kelas kami. Perutnya sedikit buncit dan
wajahnya tampak begitu lesuh.
Namanya pak Toto. Dia adalah guru bagian tata usaha. Yaah,
sebenarnya bukan guru, dia lebih tepat di sebut staff sekolah. Karena dia
bekerja di ruangan tata usaha. Bukan dikelas.
Berbeda dengan guru-guru pada umumnya. Tapi karena dia
menggunakan seragam yang sama dengan yang lainnya, kami semua pun memanggilnya
dengan sebutan “pak”.
Saat dia masuk kedalam kelas
kami, hanya ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama guru mata pelajaran
sekarang tidak bisa masuk dan kemungkinan kedua adalah mau memberikan informasi
mengenai pembagian nomor ulangan semester.
Dan kali ini dia masuk ke dalam
kelas untuk menyampaikan tugas dari Bu Mus. Seperti biasanya, kami semua satu
kelas pun bersorak gembira. Suasana kelas yang amburadul menjadi semakin riuh
dengan datangnya informasi dari pak Toto.
Merdeka! Itu lah kata yang tepat
untuk kelas kami ini. Ini lah bentuk kemerdekaan yang sesungguhnya bagi kelas
kami. Saat-saat dimana kami bebas melakukan apa pun selama dua jam lebih.
Tapi, bukan Bu Mus namanya kalau
tidak memberi tugas. Sayangnya, tugas kali ini bukanlah tugas kelompok seperti
biasanya. Tugas kali ini adalah tugas individu. Setiap siswa wajib membuat
tabel di Microsoft Excel.
Untuk aku sendiri, ini bukanlah
tugas yang sulit karena aku punya seorang abang yang mengerti masalah komputer
di rumah. Tapi, bagi kedua sahabatku itu tentu ini adalah tugas dengan level
kesulitan yang tinggi.
Selain karena mereka tidak pernah
bermain komputer, mereka juga tidak punya seseorang yang bisa mengajari mereka.
Biasanya saat ada tugas kelompok aku pasti akan bersama dengan mereka.
Dan saat itu aku cukup jengkel
karena mereka tak pernah ikut ambil bagian dalam mengerjakan tugas. Hanya duduk
manis nyengir dan terima selesai. Tanpa sadar mereka menenggelamkan diri mereka
sendiri dalam sumur kebodohan yang begitu menjijikan.
Aku kadang tidak tega melihat
mereka tidak tau apa-apa. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah pilihan mereka.
“Ren, ntar pulang sekolah lo
sibuk engga?” Ucap Intan yang tiba-tiba berdiri disampingku. Aku menoleh ke
arahnya. Dan kali ini dia benar-benar cantik. Ah.. mungkin ini hanya perasaanku
saja. Tapi sepertinya seseorang memang akan lebih menawan ketika kita menaruh
hati padanya.
“Eng..engga deh kayaknya. Kenapa
tan?” tanyaku
“Hii beneran ya. Yaudah ntar gue
boleh ke rumah lo engga. Kita ngerjain tugas ini bareng. Gue bawa laptop
sendiri deh.” Ucap Intan kegirangan.
Aku hanya terdiam melihat
kegirangan Intan. Mencoba membaca dan mengartikan makna tersirat di balik
kegirangannya itu. Ah, tapi aku tidak mau berharap lebih. Bagiku dia hanya
seoonggok Intan yang sepertinya tak akan pernah aku miliki.
“Yaudah iya. Ntar pulang sekolah
gue tunggu di rumah ya.” Ucapku padanya. Dia kemudian berjalan menuju bangkunya sambil tersenyum ke arahku. Yaah
tak bisa dipungkiri dia memang sangat manis ketika tersenyum. Banyak
teman-temanku yang suka padanya, tapi sepertinya dia tidak tertarik untuk
pacaran.
***
Sepulang sekolah, aku langsung
mencari abangku untuk meminjam laptop sekaligus mengajariku cara membuat table
di ms. Excel. Aku sudah mencari di sudut-sudut rumah. WC, kamar, ruang tamu,
taman belakang, tapi aku tidak menemukannya.
Namanya juga sudah ku
teriak-teriakan sekencang mungkin. Tapi juga tak kunjung ada jawaban. Sampai
akhirnya ibuku datang ke arahku dan memberikan pencerahan. Ternyata abangku
sedang pergi bersama pacarnya.
Dan kemungkinan dia akan pulang
malam. Beruntung, dia meninggalkan laptopnya di dalam kamar. Jadi aku bisa
meminjamnya. Tapi, bagaimana dengan acara membuat table?.
Aku bisa saja memintanya
mengajariku besok saat dia sedang tidak sibuk, tapi Intan?. Ah sial. Akhirnya
dengan rasa sedikit frustasi aku menghampiri Intan yang sudah duduk menungguku
di ruang tamu.
“Abang gue ngga dirumah. Kita
bikin sendiri aja ya.” Ucap ku padanya. Wajahnya yang tadi sumringah dan girang
kini tampak sedikit lebih lesuh.
“Emang lo bisa?” ucapnya
menyelidik.
“Hehe engga si.” Jawabku singkat.
“Ya ngga papa lah tan. Kan kita
bisa belajar sendiri. Lagian kan kita punya buku.” Ucapku lagi berusaha
meyakinkan bidadari kecilku ini.
“Yaudah deh.” Ucapnya pasrah.
Dengan penuh semangat aku pun
mengambil buku mata pelajaran TIK. Kubuka lembar demi lembar halaman buku itu.
Aku sudah membaca nya berulang-ulang tapi tak kunjung mengerti juga.
Aku juga sudah membuka ms. Excel
di latopku. Tapi juga tak kunjung ada perubahan. Intan tampak sudah sedikit
frustasi melihatku. Tampaknya dia sedikit kecewa padaku.
Ah buku sialan! Penjelasannya
benar-benar membingungkan. Bukannya semakin paham aku palah semakin bingung
dengan penjelasannya. Bahasa yang digunakan terlalu baku dan sulit di cerna
oleh otakku.
Berbeda dengan bahasa yang
digunakan abangku. Saat abangku menjelaskan, dia menggunakan bahasa
sehari-hari, jadi otakku lebih mudah mencerna itu semua.
Di tengah kepanikan ku, akhirnya
ide cemerlang muncul juga di otakku. Aku tidak mungkin membiarkan bidadari ku
kecewa. Dia harus tetap tersenyum. Apalagi kalau sedang berada disisiku.
Akhirya ku ambil smartphone ku
dan aku segera mencari artikel yang
menjelaskan bagaimana cara membuat table di Microsoft excel. Dan benar
saja, tidak sulit untuk mencari artikel semacam itu di internet.
Bahasa yang digunakan juga mudah
di cerna oleh otakku. Bahkan artikel itu di lengkapi dengan gambar sehingga
memudahkanku untuk lebih cepat paham, Susahnya Belajar Membuat Tabel di Ms Excel. Yaah, wajah murung Intan pun kini sudah
kembali berubah menjadi ceria.
Senyumnya mengambang di wajah
mungil itu. Dan dia benar-benar manis. Dan tugas kami akhirnya selesai dengan
bantuan artikel dari internet. Bukan dengan bantuan dari abangku, bukan juga dari buku TIK terkutuk
itu.
---oOo---