Cerita cerpen cinta sedih terbaru, "maaf harus mengecewakanmu" – Rinai hujan kembali turun setelah
terik yang menyengat siang tadi. Cuaca akhir-akhir ini memang sedikit aneh.
Semakin sulit di tebak. Seperti perasaanku saat ini. Hujan telah menghambat
perjalananku menuju rumah.
Setelah lelah seharian melakukan kegiatan di kampus ingin
sekali rasanya aku segera sampai rumah dan beristirahat, tapi cuaca benar-benar
menjengkelkan. Mau tak mau kini aku terjebak di parkiran kampus memandangi
hujan sembari menunggu hujan reda.
“Hey ndre, kok belom balik?” tanya seorang gadis padaku. Aku
menoleh kearahnya, dan kudapati dia sosok yang begitu manis disana. Namanya
adalah Shinta Diana Saputri. Gadis yang dulu semasa SMA begitu aku kagumi.
Tapi dulu aku sama sekali tak sempat menyatakan cinta
padanya. Karena memang dulu aku berteman cukup akrab dengannya. Sampai akhirnya
dia mempunyai seorang pacar bernama Angga yang membuat pertemanan kami menjadi
renggang.
Dia menjadi sibuk dengan pacarnya dan jarang ada waktu untuk
sekedar bercengkrama denganku dan teman-teman lainnya.
“Kok palah bengong si?” Tanya nya lagi membuyarkan
lamunanku.
“Eh…eh engga.. nggapapa belom ini. Lo sendiri belom balik?”
Tanya ku sedikit gugup. Dia hanya memalingkan wajahnya kearah hujan, memberikan
isyarat bahwa hujan lah yang menghambat kepulangannya, sama sepertiku.
Lalu seketika suasana menjadi begitu hening. Aku dan dia
kini menatap lekat kearah hujan, dan sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
Suasana parkiran memang tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang saja yang
juga sedang berteduh.
“Gimana hubungan lo sama Anita?” tanya Shinta tiba-tiba
membuyarkan pikiran kosongku. Jujur saja aku sedikit gugup jika harus
berdampingan dengan gadis secantik Shinta.
“Em… biasa aja si. Kenapa emangnya?” Tanya ku padanya.
“Eng… engga papa si nanya aja.” Ucapnya sembari tersenyum.
Senyumannya tampak begitu manis. Memberikan kehangatan di tengah dinginnya
hujan.
“Kamu sendiri gimana sama Angga? Masih lanjut?” Tanya ku padanya. Dia hanya terdiam. Dia
menundukan wajahnya. Tampak ada sebuah kesedihan di matanya.
“Kok diem? Salah ya gue nanya nya?” Tanyaku lagi. Dia lalu
memalingkan wajahnya kearahku. Dan lagi-lagi senyum manis itu mengambang di
wajahnya.
“Gue udah putus sama Angga ndre.” Ucapnya tanpa
menghilangkan senyum manis itu.
“Eh.. sori ya. Gue ngga ada maksud buat bikin lo sedih.”
Ucapku sedikit gugup.
“Haha enggak apa - apa lagi ndre. Angga selingkuh sama
wanita lain.”Ucapnya dengan mimik sedih.
Kini senyum di wajahnya sudah benar-benar menghilang. Aku
bisa merasakan kesedihannya. Bodoh sekali Angga mau meninggalkan gadis secantik
Shinta hanya untuk wanita lain.
Cukup lama kami berdiri berdampingan, akhirnya rintik hujan
sudah mulai reda. Orang-orang yang sedari tadi menunggu dan berdiri di parkiran
pun mulai berhamburan keluar dari tempat parkir.
“Mau balik bareng gue?” tawarku pada Shinta.
“Emang enggak apa - apa?”
“Ya enggak papa lah. Emang kenapa?”
“Kalo Anita tau?”
“Ya dia kan tau kalo lo itu teman gue.”
“Yaudah deh.”
Entah angin apa yang membuat ku menawarinya tumpangan. Tapi
ini benar-benar tak bisa ku sangka. Aku berada pada satu motor dengan gadis
yang dulu akrab denganku. Jika ku pikir lagi, memang agak aneh rasanya ketika
dia menjauhi ku dulu.
Dulu kami berteman cukup akrab tapi tiba-tiba dia menghilang
begitu saja. Dan tiap kali kami bertemu, hanya ada perasaan canggung yang kami
rasakan. Seperti saat ini.
Cukup lama aku mengendarai motorku, akhirnya sampai juga aku
di rumah Shinta.
“Makasih ya ndre.” Ucap Shinta sambil tersenyum.
“Iya Shin. Santai aja.” Ujarku sambil memberikan senyum
padanya.
Tapi aku merasakan ada yang aneh di matanya kali ini.
Matanya seperti mengisyaratkan sesuatu padaku. Entah sesuatu apa itu aku masih
belum bisa manfsirkannya.
Tapi dari sorot matanya itu aku bisa merasakan ada sesuatu
yang tersirat disana. Ada sedikit kesedihan dan penyesalan di sana. Ah
entahlah, aku tidak mau berfikir terlalu jauh dan menebak-nebak arti tatapannya
itu.
***
Malam ini aku akan pergi ke rumah Anita - kekasihku. Sudah
cukup lama kami tidak bertemu karena dia kuliah di Universitas yang berbeda
denganku. Kami juga jarang berkomunikasi
karena kesibukan kami masing-masing.
Dengan kunjungan ku malam ini, aku berharap kalau aku akan
bisa mempererat kembali jarak yang sudah mulai renggang ini.
Selama dalam perjalanan, tak banyak yang aku bayangkan. Aku
hanya memikirkan satu hal yaitu Anita. Memang dia tidak semengagumkan Shinta atau
pun yang lainnya.
Tapi entah kenapa aku sangat mencintainya. Saat sedang dalam
perjalanan aku melihat ada dua orang sejoli sedang memadu kasih di taman.
Mereka berdua menggunakan kaos couple yang cukup norak. Tapi mereka terlihat
begitu bahagia.
Si gadis menyandarkan ke palanya di pundak si pria dan si
pria dengan lembut mengelus rambut si gadis. Ah, sepertinya aku merasa iri
dengan mereka berdua.
Sesampainya di rumah Anita, aku langsung mengetuk pintu dan
ingin segera mengajak Anita ke taman. Namun semuanya hilang begitu saja ketika
ibu Anita mengatakan bahwa Anita tidak ada dirumah. Sedih rasanya.
Aku mencoba menelpon Anita dan mengiriminya pesan. Tapi
Anita sama sekali tidak mengangkat telponku atau pun membalas pesanku. Ah,
pikiranku jadi semakin tidak karuan. Dengan siapa perginya seorang gadis di
malam minggu kalau tidak dengan keluarga atau kekasihnya?
Pikiranku melambung jauh menuju dua sejoli yang memadu kasih
di taman tadi. Apa mungkin gadis dengan baju couple yang norak itu
adalah Anita. Akhirnya aku memutuskan untuk menuju taman dan mengeceknya
langsung dengan mata kepalaku sendiri.
Sesampainya di taman, perasaan ku langsung hancur. Hatiku
terasa dihimpit oleh dua tembok besar. Dadaku terasa sesak. Sakit sekali
rasanya melihat Anita ku sedang bermesraan dengan pria lain.
Tapi tunggu… Pria itu, sepertinya aku cukup kenal dengan
pria itu. Yaah, tidak salah lagi. Pria itu adalah pria yang diceritakan Shinta
kemarin. Pria yang sudah menyia-nyiakan dan menyakiti Shinta. Ah, aku sudah tidak tahan. Aku pun langsung
menghampiri mereka dengan wajah sedih.
“Tega kamu ya..” Ucapku yang sudah berdiri di hadapan mereka
berdua. Anita dan Angga tampak panik. Seolah Angga juga tau kalau aku ini
adalah kekasih Anita.
“Eh.. engga ndre, ini ngga seperti yang kamu liat.” Ucap
Anita gugup.
Aku sudah cukup muak dan tidak mau beradu mulut dengan
mereka. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan mereka. Tampak Anita berusaha
mengejarku, tapi dia dihadang oleh Angga.
“Dasar pria bajingan!” aku tak henti-hentinya mengumpat.
Merasa galau akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi
Shinta dan pergi kerumahnya. Beruntung dia sedang tidak sibuk dan aku bisa
dengan leluasa pergi ke rumahnya.
Sesampainya disana, aku langsung di persilakan untuk masuk.
Tapi aku menolaknya dan mengajaknya untuk duduk di teras rumah saja. Dengan
ditemani coffe buatan Shinta, akhirnya kami duduk bersama sambil meratapi kisah
sedih kami masing-masing.
“Kok lo ngga ngomong sama gue si shin?” Tanyaku memecah
keheningan.
“Maksud lo?” tanya nya lagi. Dia sepertinya belum tau kalau
aku sudah mengetahui perselingkuhan Angga dan Anita.
“Anita sama Angga.” Jawabku datar. Dia hanya terdiam sambil
terkekeh geli.
“Kok lo palah ketawa si Shin.”
“Ahaha ya enggapapa si ndre. Ngga enak aja rasanya kalau mau
ngomong sama lo. Ntar dikira gue mau ngerusak hubungan lo lagi. Mendinga lo tau
sendiri aja lah. Biar gue galaunya ngga sendirian. Haha.” Ucapnya lagi.
Kini bukan hanya senyum yang terpancar di wajahnya. Tapi
kini sudah ada tawa yang lama tak ku lihat dan kudengar darinya. Haah…
sepertinya aku memang merindukan tawanya.
“Ahaha sialan lo.” Ucapku sambil tertawa juga, Maaf Harus Mengecewakanmu, Cerita Cinta Sedih. Dan akhirnya
kami berdua tertawa bersama dibawah terangnya sang rembulan. Entah apa yang
sebenarnya aku rasakan sebenarnya aku juga tidak tau. Aku kecewa dan sakit
atas perlakuan Anita.
Tapi aku juga bahagia karena atas perlakuannya itu, aku
mendapatkan kembali teman yang dulu hilang. Aku tidak akan
menyia-nyiakan kesempatan lagi. Aku akan mengatakan cinta pada Shinta dan tidak
akan membuatnya kecewa!
---oOo---