Mengais Pintu Tobat yang Pernah Ku Lupakan (cerpen islami religi) - Kisah ini bermula saat aku baru saja lulus SMA. Ini adalah
sebuah kisah kelam yang sampai kapan pun tak akan pernah ku lupakan.
Meski
begitu, di balik segala kekelaman hidupku, aku masih bisa menemukan secercah
hikmah di dalamnya. Hikmah yang pada akhirnya memberikanku sebuah harapan akan
indahnya seberkas cahaya taubat.
Saat itu aku baru saja lulus SMA. Aku masih sangat belia
kala itu. Aku masih berumur tujuh belas tahun tapi aku tidak melanjutkan
pendidikanku. Masalahnya sangat-sangat klasik, biaya. Dan akhirnya aku
memutuskan untuk bekerja ke kota.
Aku bekerja sebagai seorang penjaga toko kala itu. Hasilnya
memang tidak sedikit, tapi aku selalu merasa kurang. Bahkan sangat kurang.
Terlebih aku harus mengirimkan uang pada kedua orang tua dan juga adik-adikku
di kampung. Alhasil, aku memerlukan banyak tambahan.
Sempat terbesit dalam benakku untuk mencari uang tambahan
dengan cara yang sangat instan, yakni jual diri. Tapi, otakku masih waras kali
itu. bahkan sangat waras. Aku masih terlalu muda untuk memutuskan hal semacam
itu.
Tapi, di balik itu semua. Desakan ekonomi perlahan kembali
datang dan menggerogoti keimanan serta kekuatanku. Aku seperti kehilangan arah.
sama sekali tak banyak yang bisa kulakukan kala itu. aku mengalami masa dalam
titik jenuh yang memuakkan.
Hidupku terasa hampa dan kosong. Jiwa ku terasa begitu sepi
dan dunia ku, seolah telah hilang. Aku seperti terhempas ke dalam ruang hampa
di angkasa sana. Tidak ada manusia, hewan, alien, atau bahkan mahluk yang
lainnya.
Namun, semuanya berubah saat seseorang datang perlahan masuk
ke dalam hidupku. Namanya Andre. Dia adalah salah seorang pelanggan dari toko
ayang aku jaga. Dia termasuk pria yang tampan menurutku. Tak hanya itu saja,
tapi dia juga baik dan pengertian.
Dia seperti seorang malaikat yang datang membawa cahaya ke
dalam hidupku. Ruang kosong dan hampa yang aku rasakan perlahan berubah menjadi
dunia yang penuh warna.
Hubunganku dengannya semakin hari semakin dekat. Bahkan, tak
jarang pula aku di ajak menginap di rumahnya. Namun, kami belum sampai ke tahap
tidur dalam satu ranjang bersama. Sampai kemudian hari itu tiba.
Hari dimana aku menemukan puncak kebahagiaanku bersamanya.
Aku tidur bersamanya tanpa sehelai benangpun melekat di tubuh kami. Dan setelah
kejadian itu, aku merasa seperti ada sesuatu yang hilang.
Andre setiap hari memberikanku janji-janji manis yang begitu
memabukkan. Membuatku merasa tenang sesaat lalu kemudian kembali panik seperti
sebelumnya. Setelah kejadian itu dia memintanya lagi dan lagi.
Dan dengan bantuan setan serta janji-janji manisnya,
akhirnya aku mau untuk melakukannya lagi. Semakin hari aku semakin tidak
tenang. Ada keresahan yang setiap saat selalu datang menghantui ku.
Lalu di hari itu, dunia ku yang penuh warna bersama Andre,
tiba-tiba berubah menjadi dunia yang sangat-sangat kelam. Bahkan jauh lebih
kelam dari dunia ku sebelum bertemu Andre. Ya, dia bilang dia akan menikahiku,
tapi kenyataannya, dia malah pergi bersama wanita lain dan menuju dunia yang
lain.
Dia tak hanya pergi membawa kesucianku, tapi dia juga pergi
dengan membawa sejuta warna yang telah ia torehkan dalam hidupku.
Meninggalkanku sendiri dalam kesunyian yang tak berujung.
Tenggelam dalam kekelaman yang tak pernah ku bayangkan. Kini
aku merasa bukan lagi berada di ruang hampa angkasa, tapi kini aku merasa
berada jauh di dalam tanah. Terkubur, terhimpit, dan tak bisa keluar dari
kegelapan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Kegelapan itu aku alami selama lebih dari dua bulan.
Beruntung, Andre tidak meninggalkan benih bayi di dalam rahimku. Sehingga aku
masih bisa menutupi hal ini dari siapa pun. Tapi, yang aku rasakan kini
benar-benar sungguh menyiksa.
Aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan. Semuanya
terasa begitu menakutkan. Bahkan aku merasa takut dalam ketakutan yang
memuakkan. Dan aku, ingin sekali keluar dari siklus dunia yang penuh dengan
ketakutan ini.
Sampai pada suatu hari, aku melihat seorang gadis berangkat
menuju masjid. Aku tidak mengenal gadis itu. tapi, wajahnya tampak sangat akrab
dengan mataku. Bahkan aku merasa di kehidupanku yang sebelumnya kami pernah
bertemu atau bahkan mungkin kami adalah saudara.
Setelah melihat gadis itu, aku merasa hatiku tergugah. Ada
sentuhan dalam hati ku yang aku rasakan. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk
pergi ke masjid.
Dan di masjid, aku memang tidak menemukan gadis itu. tapi,
aku menemukan sesuatu yang selama ini aku cari. Cahaya. Ya, aku menemukan
cahaya di masjid. Cahaya yang selama ini begitu aku rindukan.
Cahaya yang sebenarnya dulu pernah ku miliki. dan juga
cahaya yang kini akan melepaskanku dari belenggu ketakutan dan kegelapan.
Di dalam masjid, aku menangis sendirian. Otakku berputar
cepat menampilkan adegan-adegan dimana aku sering berbuat dosa. Dan setiap
melihat adegan itu, hatiku terasa seperti teriris. Bendungan di pelupuk mataku
bukan hanya bocor, tapi juga jebol.
Membuat segala air yang berada di dalamnya tumpah ke bumi.
Menetes dan luntur bersama dengan segala keresahan yang selama ini begitu
memuakkan.
Di dalam masjid, aku mencurahkan segala perasaanku pada
Allah. Segala sesautu yang mengganjal di dalam hatiku seperti sudah ku bongkar.
Tak ada lagi sesuatu yang membuat resah kali ini. Dengan tulus
ikhlas, aku mengakui segala dosaku padaNya. Dan dengan rendah hati, aku memohon
padaNya agar mengembalikanku kepada jalan yang lurus.
Selang beberapa hari setelah itu, aku berhasil bertemu
dengan gadis yang kulihat di hari itu. dia adalah salah satu anggota majelis di
masjid. Dan dengan bantuannya, aku berhasil menemukan dunia ku yang baru. Dunia
yang begitu indah. Tak hanya penuh dengan warna, tapi juga terang benderang
dengan segala cahaya.
---oOo---