Kisah Petualangan Sabtu Minggu Tak Terlupakan - Hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana aku bisa pulang
sekolah lebih awal dari biasanya. Dan hari ini, aku memiliki agenda yang sangat
menyenangkan. Agenda yang tidak boleh diganggu gugat dan diganti oleh agenda
lainnya. Agenda yang bagiku sangat sakral. Dan sampai kapanpun tak akan pernah
ku lupakan.
Saat aku sudah pulang sekolah dan sudah mengganti pakaianku,
aku duduk di sebuah gardu dekat rumahku. Bersama dengan kedua temanku-Aldi dan
Nando- aku menunggu beberapa teman lainnya, yang juga akan ikut berpetualang di
hari ini.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya sosok yang di
nanti-nanti pun menunjukan wujudnya. Roni dan Deni. Kami berlima adalah sahabat
yang sangat suka berpetualang. Meski saat ini hanya di sekitar kali dan
tempat-tempat lainnya, tapi kami yakin. Suatu saat nanti kami pasti bisa
berkeliling dunia.
Setelah semuanya berkumpul, kami pun segera berangkat.
Dengan berbekal beberapa joran pancing lengkap beserta pakannya, kami berangkat
menuju kali. Yah, hanya tempat ini yang menurut kami ada banyak ikannya. Dan
hanya di tempat ini kami bisa mendapatkan ikan-ikan yang besar.
Saat sudah sampai di kali, kami pun segera membagi jarak.
Agar hasil pancingan kami bisa maksimal hari ini. Dengan penuh penghayatan, aku
menancapkan seekor cacing tanah pada kailku.
Ya, cacing tanah. Berbeda dengan para pemancing di tv, kami
hanya menggunakan cacing tanah. Karena memang ikan yang ada di kali ini sangat
suka cacing tanah. Selain itu ikan-ikan di kali ini juga tidak terlalu besar.
Tapi, kami sangat bersyukur masih memiliki kali di desa
kami. Dan lebih nikmatnya lagi, kali di desa kami ini masih sangat asri dan
terbebas dari berbagai macam polusi.
Baru beberapa menit kami memancing, tiba-tiba Roni berteriak
kegirangan. Dia berhasil mendapatkan ikan botok. Dan ukurannya pun termasuk
besar bagi kami. Selang beberapa detik, tinggal Deni yang berteriak kencang.
Dia berhasil mendapatkan ikan lele.
Kami semua ikut bergembira. Ikan lele termasuk salah satu
jenis ikan yang jarang kami dapatkan di kali. Tapi sekarang, Deni berhasil
mendapatkannya. Ini luar biasa.
Selang beberapa detik setelah Deni berhasil mendapat ikan
lele, kini giliran joranku yang melengkung. Aku merasakan ada tarikan ikan yang
besar dari dalam air. Ini mirip seperti adegan memancing yang sering aku lihat
di tv. Teman-temanku berteriak menyemangatiku.
Membagikan tenaganya agar aku bisa mengalahkan ikan ini.
Setelah beberap menit akhirnya aku berhasil menganggakt ikan ini. ternyata aku
mendapatkan ikan gabus… yang belum tumbuh dewasa.
Terasa beratnya karena ada beberapa sampah yang ikut
terangkat bersama anakan ikan gabus ini. melihat hal ini, kami pun akhirnya
tertawa bersama-sama.
Setelah merasa cukup puas memancing ikan di kali, akhirnya
kami berlanjut ke agenda berikutnya. Yaitu memancing belut. Memancing belut
merupakan salah satu hobiku. Dan diantara kami semua, aku lah yang paling jago
dalam memancing belut.
Entah kenapa aku merasa punya insting yang hebat untuk
menemukan lubang belut. Jika di kali aku
hanya bisa mendapatkan ikan gabus yang belum dewasa, maka di sawah aku bisa
mendapatkan belut yang sudah lanjut usia.
Benar saja, baru beberapa menit kami menelusuri sawah dan
mencari belut, kini aku sudah mendapatkan satu ekor belut. Ukurannya memang
tidak terlalu besar, tapi kurasa cukup
untuk satu porsi makanan yang sering dijual di restoran.
Setelah mendapatkan satu ekor belut, aku kembali melakukan
penelusuran. Penelusuran mencari lubang-lubang belut yang menjanjikan. Baru
beberapa langkah aku berjalan, aku sudah berhasil menemukan satu buah lubang
belut.
Kumasukan kailku kedalamnya, ku keluarkan suara “ckkckck”
dari mulutku, supaya si belut mau memakan umpanku. Baru beberapa detik aku
memasukan kailku kedalam lubang belut, tiba-tiba aku mendengar teriakan keras
dari Deni.
Ternyata dia berhasil mendapatkan belut juga. Sialan,
teriakannya telah menghancurkan konsentrasiku. Tapi, dengan penuh keseriusan,
akhirnya aku bisa mendapatkan belut yang ku inginkan.
Kami semua bersorak gembira. Hasil buruan kami hari ini
sangatlah banyak. Jika di total semuanya ada sepuluh ekor ikan dan juga dua
belas ekor belut. Ini menyenangkan.
Setelah menyelesaikan agenda memancing dan mencari belut,
kini kami butuh air. Air yang segar untuk membersihkan badan kami yang penuh
dengan lumpur. Dan tempat terbaik untuk bisa mendapatkan air yang segar adalah
kali.
Setlah kami menyimpan ikan dan belut hasil buruan kami hari
ini, kami segera melepas baju. Berancang-ancang dari jauh dan dalam sekejap
kami telah masuk ke dalam kali. Rasanya begitu segar. Air di kali ini memang
sangat menyengangkan.
Saat kami sedang mandi, tiba-tiba Deni keluar dari air. Dia
naik ke sebuah pohon yang dahannya tepat berada di atas kali. Hanya dengan satu
kali hentakan, dia pun berhasil membuat kami bertepuk tangan dan
terkagum-kagum.
Dia melakukan loncat indah yang begitu menakjubkan. Tidak
semua orang bisa melakukan ini. Dari atas dahan pohon yang tinggi, dia meloncat
dan membalikan tubuhnya. Dan sesaat sebelum tubuhnya menyentuh air dia seperti
berjalan di udara. Menurutku itu sangat keren. Jika bicara soal atraksi di atas
kali seperti ini memang Deni lah jagonya.
Setelah puas mandi di kali, kini akhirnya kami tiba di
agenda yang terakhir, yakni acara bakar-bakar hasil buruan. Ini adalah
saat-saat yang paling kami suka dan yang paling kami tunggu.
Dengan badan yang masih basah dan terasa dingin, kami
mengumpulkan beberapa ranting dan kemudian membuat api. Tidak terlalu sulit
membuat api disini, karena kami juga bisa dengan mudah menemukan
ranting-ranting kering.
Setelah membuat api, kami segera membakar belut dan
ikan-ikan itu. kami menambah sedikit kecap dan juga daun kemangi.
Dengan tambahan itu, rasa dan aroma ikan dan juga belut kami
terasa semakin nikmat. Hm…. Ini adalah salah satu petualangan terindah dalam
hidupku, dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah melupakannya.
---oOo---