Cerita Pengalaman Menarik - Bagi remaja yang sedang pubertas, penampilan adalah salah
satu hal yang menjadi sorotan utama. Tentu saja selain agar tampak rapi,
tujuan lainnya adalah untuk menarik lawan jenis.
Entah itu pria atau wanita semuanya sama. Terbukti ketika
saat masuk SMA, aku kembali bertemu dengan teman SMPku. Namanya Melly Yana
Saputri. Saat SMP, dia adalah gadis yang bahkan sepertinya tidak peduli dengan
gaya rambutnya.
Tak pernah bermake up, memakai lipstick apalagi sampai
melakukan perawatan. Tapi begitu SMA, kata ‘jelek’ yang dulu melekat erat
padanya seolah sudah hilang. Tergantikan dengan kulit putih mulus, make up di
wajah dan juga lipstick di bibir.
Aku yakin dengan kondisi perokonomiannya yang sangat baik
dia juga pasti rutin melakukan perawatan tubuh. Karena semuanya benar-benar
berubah. Alhasil dia pun menjadii perhatian kamu adam di SMA ku.
Aku sendiri yang sudah tau bagaiman wujudnya ketika masih
SMP tidak begitu tertarik dengannya. Mungkin jika dulu kata ‘jelek’ tidak
melekat padanya atau aku tidak pernah bertemu dengannya, aku jugapasti akan
jatuh hati padanya seperti pria-pria lain.
Selain Melly, aku juga masih punya beberapa teman yang
penampilannya berubah drastic saat SMA. Kali ini dia adalah seoarang pria.
Namanya Muhammad Adrian Saputra.
Saat SMP dulu, dia adalah pria yang penampilannya amburadul.
Rambut nya selalu di potong dengan gaya Mohawk tak pernah pake sampo dan
hanya disisir dengan menggunakan tangan.
Wajahnya memang ganteng dan dompetnya lumyan tebal. Tapi
ketika melihat penampilannya, kadang aku merasa kasihan pada diriku sendiri
karena sudah mau berteman dengannya.
Bajunya selalu lusuh dan tak pernah digosok ketika berangkat
sekolah. Meskipun seragam putihnya itu sudah tampak menguning dia sama sekali
tidak mengganti seragamnya itu.
Padahal aku yakin sekali bahkan dia tidak perlu meminta uang
pada orang tuanya hanya untuk membeli seragam. Dengan mengumpulkan uang sakunya
saja dia pasti sudah bisa membeli beberapa setel seragam baru.
Bayangkan saja seorang anak SMP diberi uang 50rb sehari oleh
ayahnya. Belum terhitung uang hasil korupsi tiap kali ada bayaran sekolah. Tapi
yaah, itulah Adrian dengan segala kedekilannya.
Begitu masuk SMA, tampilannya benar-benar berubah. Taka da
lagi noda kuning pada seragam SMA nya. Segaragamnya juga selalu tampak licin
dan bersih. Aku yakin sekarang pasti ayahnya menyewa pembantu untuk menyetrika
bajunya.
Rambut Mohawknya juga sudah hilang. Tatanan rambutnya kini
sudah sangat keren. Pinggir tipis dan tengah lebat. Diberi sentuhan pomade dan
ditarik kebelakang. Yaah, dia tampak seperti artis luar negeri saat ini.
Ditambah lagi wajahnya yang memang tampan. Sudah pasti
banyak gadis yang tergila-gila padanya. Aroma tubuhnya kini juga sudah berubah.
Sepertinya dia memang benar-benar menggunakan parfum yang mahal. Aku tidak
pernah mencium aroma parfumnya. Banyak teman pria yang terang-terangan
mengatakan iri padanya.
Tapi yaaha, itulah dia dengan segala kekerenan tampilannya
yang sekarang.
Aku sendiri adalah remaja yang menurut ku berenampilan
biasa-biasa saja. Tidak banyak yang berubah dari penampilanku sejak SMP hingga
SMA.
Pernah sekali aku mencoba gaya rambut baru ketika masih SMP.
Saat itu aku mencoba merubah gaya rambut rapih ku menjadi gaya Mohawk seperti
milik Adrian.
Namun begitu melihat hasilnya, aku bahkan seperti tak
mengenali diriku lagi ketika bercermin. Begitu keluar kamar, Abang-abangku langsung
menertawakan dan mencaci ku tampa ampun.
Malu yang luar biasa aku rasakan saat itu. Kepalang
tanggung, rambut yang sduah di potong tidak bisa cepat tumbuh lagi. Dengan gaya
rambut seperti ini aku juga tidak yakin bisa percaya diri menghadapi hari-hariku
seperti biasanya.
Karena frustasi akhirnya aku memutuskan untuk memangkas
habis semua rambutku. Dan terciptalah sebuah bakso bulat indah di atas leherku.
Itulah salah satu hal paling memalukan
saat aku masih remaja.
“Shaolin..shaolin..ayo salto salto.” Itulah ejekan dari
teman-temanku yang sampai sekarang tak akan pernah aku lupakan. Dan sejak saat
itu aku tak pernah lagi berani bereksplorasi dengan gaya rambut. Cukup dengan
gaya rambut belah pinggir yang rapih dan sederhana saja aku sudah bahagia.
Di SMA, seiring dengan pertumbuhanku, rasanya aku juga sudah mulai resah dengan style
yang membosankan. Aku mencoba bertanya pad Andi-teman sebangkuku-Mengenai
tampilan apa yang harus digunakan agar terlihat keren.
Dan seolah dia adalah yang paling tahu tentang dunia fashion,
dia pun menjabarkan berbagai cara yang bisa ditempuh untuk merubah
penampilan dan berakhir menjadi cowok keren.
Salah satu hal yang paling membuat ku terpana adalah ide
mennggunakan aksesoris jam tangan. Tidak berlebihan, tapi elegan. Itulah kesan
pertama yang muncul di benakku saat Andi mendeklarasikan ide ini.
Akhirnya seperti biasa aku dan Andi pun segera mencari jam
tangan untuk kami gunakan. Kebetulan saat itu penggunaan jam tangan juga sedang
marak di SMA kami.
Jadi, Andi tidak mungkin mau menggunakan jam tangan yang
sama dengan jam tangan yang digunakan anak-anak lainnya. Kebanyakan dari mereka
membeli di pasar malem atau di toko-toko serba ada. Sama sekali tidak berseni.
“Gue punya ide cemerlang soal jam tangan ini.” Ucap Andi
dengan mata lurus menatap ke depan. Aku hanya bisa terdiam melihat bocah gila
ini. Dia pasti sebentar lagi akan mengeluarka ide gila atau konyol yang sudah
meluap-luap di kepalanya.
“Kita beli jam tangan online! Jam original keluaran pabrik terkenal,
dan berbeda dengan yang lainnya. Keren!!” Itulah ucapan Andi yang menggelegar
membahana.
Ide yang keren, tapi gila. Bagaimana mungkin remaja kampung
macam kami ini bisa membeli jam tangan online. Bahkan kami juga belum lama
kenal dengan internet. Satu-satunya hal yang kami lakukan ketika membuaka
internet juga facebook-an.
Tapi kalau sudah punya keinginan, Andi tak akan
terbantahkan. Dan aku juga tak akan pernah punya argument yang kuat untuk
membantahnya.
Layaknya saudara kembar, dia tidak akan membeli sesuatu jika aku tidak membelinya. Atau setidaknya dia akan memaksaku untuk membeli sesuatu yang sama dengannya. Dan akhirnya aku pun setuju dengan ide bodoh ini.
Layaknya saudara kembar, dia tidak akan membeli sesuatu jika aku tidak membelinya. Atau setidaknya dia akan memaksaku untuk membeli sesuatu yang sama dengannya. Dan akhirnya aku pun setuju dengan ide bodoh ini.
Sepulang sekolah aku dan Andi pergi ke rumahku. Tak ada
orang lain yang lebih tepat selain abangku untuk melangsungkan ide ini. Dial ah
satu-satunya orang yang kami kenal mengerti dunia internet dan komputer.
Sesampainya dirumahku, Andi langsung berbincang-bincang
dengan kakaku. Dan perbincangan mereka berakhir dengan sebuah jabatan tangan.
Dan itulah hal yang sampai sekarang tidak pernah aku mengerti.
Sekitar seminggu berlalu, Andi datang kerumahku dan kembali
berbincang dengan abangku. Tidak lama kami bertiga berbincang, tiba-tiba datang
tukang pos menghantarkan sebuah kotak. Yaah, dan benar saja, rencana Andi
berjalan lancar.
Aku dan dia kini sudah menggunakan jam tangan baru yang
keren dan elegan. Aku juga merasa lebih percaya diri ketika menggunakan jam
tangan ini. Kulihat Andi memberikan beberapa lembar uang pada abangku.
Kemudian abangku meminta ku untuk memberikan uang juga. Dan
sialnya aku tidak punya uang saat itu. Akhirnya, cerita pengalaman pertama beli jam, aku pun harus berhutang
padanya.
Setiap jatah uang saku sekolahku setengahnya harus dia sita untuk mencicil utang ini. Sial! Aku teenggelam dalam jeratan hutang dan terbuay hanyut dalam kekerenan jam tangan.
Setiap jatah uang saku sekolahku setengahnya harus dia sita untuk mencicil utang ini. Sial! Aku teenggelam dalam jeratan hutang dan terbuay hanyut dalam kekerenan jam tangan.
---oOo---