Cerita Hantu Rumah Bekas Makam - Hari ini adalah hari pertamaku tinggal dirumah baruku. Aku
pindah kesini karena urusan pekerjaan ayahku. Ayahku bilang memilih tempat ini
karena selain harganya yang murah, rumahnya juga bagus dan rapi.
Rumah ini memang rumah yang bagus. Design nya keren dan
penataannya bagus. Dihalaman depan ada sebuah kolam kecil dan disamping nya ada
sebuah ayunan. Di samping rumah ada sebuah garasi untuk tempat mobil.
Di teras rumah ada beberapa kursi klasik yang indah. Begitu
masuk kedalam rumah, ruang tamu nya juga lebar dan nyaman. Dapur yang rapih,
kamar mandi yang bersih dan juga halaman belakang yang luas. Rumah yang
sederhana tapi juga cukup mewah.
Aku adalah anak pertama dari
3 bersaudara, adikku yang pertama bernama Shintya. Dia masih kelas 2
SMP. Sedangkan adikku yang bungsu bernama Rendi, dia masih kelas 5 SD. Aku
sendiri masih duduk di bangku SMA kelas 11.
Dengan pindahnya rumah kami, itu artinya kami juga harus
pindah sekolah. Aku rasa ini bukanlah masalah yang berat. Lagipula aku juga
tidak memiliki banyak kenangan di SMA ku yang dulu.
Aku cukup bahagia dan nyaman dengan tempat tinggal baruku
ini. Tidak perlu waktu lama aku sudah punya banyak teman baik disekolah maupun
di lingkungan rumah. Semuanya berjalan lancar, sampai pada suatu hari aku mulai merasakan berbagai macam keanehan
dirumahku.
Sering sekali aku tiba-tiba kehilangan pasta gigi dan juga
sikatnya. Aku sudah mencoba untuk menanyakannya kepada kedua adikku yang imut
tapi mereka tidak pernah mengaku mengambil pasta gigi ku.
Bahkan mereka malah mau melaporkan ku ke pihak berwajib dengan tuduhan pencemaran
nama baik. Akhirnya aku menyerah menanyakannya pada adikku. Aku pun menanyakan
kasus hilangnya pasta gigi kepada ayah dan ibuku. Dan benar saja mereka juga
tidak tahu.
Karena takut kedua orang tuaku akan mengatakan hal yang sama
dengan adikku, akhirnya aku tidak melanjutkan pertanyaanku.
Keanehan berikutnya kurasakan lagi ketika aku mulai sering
tidur lewat tengah malam. Entah karena aku yang penakut atau karena memang
suasana dirumah ini yang mistis, aku sering merasa merinding ketika harus tetap
terjaga lewat tengah malam.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidur bersama adikku.
Alasannya simple, jika memang disini ada setan, pasti mereka lebih suka kepada
anak kecil, dan jika aku tidur dengan adikku, pasti adikku yang akan dimakan
lebih dulu. Gila memang.
Keanehan demi keanehan perlahan mulai kurasakan sampai
akhirnya pada suatu hari kenaehan paling aneh benar-benar terjadi. Bi ijah
pembantu yang sudah 2 tahun ikut keluargaku tiba-tiba kesurupan. Seluruh
penghuni rumah panik. Karena kebetulan ini hari libur, jadi semua anggota
keluarga ada dirumah.
“air..air..air..” itu lah yang keluar dari mulut bi ijah.
Aku masih belum mengerti apa maksud dari ucapan ini. Kenapa setan minta air?
“Shin ambil air cepet shin, siramin ke bi Ijah” ucap ibuku
yang sok tau. Sama sekali tidak logis. Tapi Shintya yang bodoh menurut saja,
dia pun mengambil air dan menyiramkannya ke bi Ijah.
Bi Ijah semakin meronta-ronta tidak jelas. “kak, bi ijah itu
kesurupan, bukan ulang tahun, jangan disiramin air” ucap Rendi yang sok pintar
seperti ibunya. Ayahku yang hyper active pun memegangi bi ijah yang terus
meronta-ronta.
Dengan inisiatifku sendiri aku lalu memanggil orang pintar
disekitar rumahku untuk membantu kami. Tidak lama kemudian tibalah si orang
pintar dirumahku. Dengan sekejap bi ijah yang tadi meronta-ronta langsung diam
begitu melihat orang pintar ini.
Di ambilnya setetes minyak yang berbentuk seperti darah lalu
dimasukannya kedalam gelas. Setelah itu ia semburkan ke bi Ijah. Akhirnya bi
ijah langsung lemas.
Si orang pintar itu pun bercerita tentang asal-usul rumah
baru kami ini. Ternyata beberapa tahun yang lalu sbelum rumah ini kami
tinggali, sudah ada keluarga yang pernah tinggal disini.
Salah satu anggota keluarga itu ada yang terkena penyakit
menular dan kemudian meninggal. Penyakit menular ke semua anggota keluarga
hingga semua anggota keluarga itu harus mati. Sebelum mati kepala keluarga
berpesan agar mayat mereka dimakamkan di belakang rumah.
Setelah mendengar cerita dari orang pintar kami semua
terkejut dan akhirnya kami memutuskan untuk pindah rumah lagi. Selamat tinggal
rumah angker.
---oOo---