Cinta di musim itu
menggambarkan sebuah kehidupan asmara remaja dalam mencari cinta sejati. Cerpen
remaja terbaru tersebut akan membawa pembaca dalam
suasana yang penuh warna. Sebagaimana kehidupan remaja, cinta menjadi hal yang
paling menyita perhatian.
Pada masa tumbuh menjadi manusia dewasa, remaja akan
mulai mengenal cinta yang begitu indah. Ada sisi unik, ada hal menarik
dan banyak hal-hal yang jika diperhatikan lebih dekat bisa membuat kita tertawa
atau bahkan menangis.
Cerpen remaja ini juga demikian, begitu kental dengan romansa anak sekolah yang baru mengenal cinta. Lantas, apa yang membuat cerpen berjudul “cinta di musim itu” menarik untuk dibaca.
Cerpen remaja ini juga demikian, begitu kental dengan romansa anak sekolah yang baru mengenal cinta. Lantas, apa yang membuat cerpen berjudul “cinta di musim itu” menarik untuk dibaca.
Tentu saja menarik karena
ceritanya baru, belum pernah dibagikan sebelumnya jadi mungkin anda juga belum
pernah membaca cerita ini. Akan ada banyak kejutan baik dari sisi isi maupun
dari segi bahasa.
Pokoknya bisa dijadikan tambahan referensi deh, benar deh. Sengaja dibagikan kisah menarik ini untuk menghibur rekan semua. Sia-sia juga kalau dibuat hanya untuk hiasan saja.
Supaya tidak kehilangan keindahan sengaja tidak dijelaskan alur kisah tersebut. Bagi yang sudah tidak sabar, silahkan langsung baca saja cerpen tersebut di bawah ini, mudah-mudahan berkenan.
Pokoknya bisa dijadikan tambahan referensi deh, benar deh. Sengaja dibagikan kisah menarik ini untuk menghibur rekan semua. Sia-sia juga kalau dibuat hanya untuk hiasan saja.
Supaya tidak kehilangan keindahan sengaja tidak dijelaskan alur kisah tersebut. Bagi yang sudah tidak sabar, silahkan langsung baca saja cerpen tersebut di bawah ini, mudah-mudahan berkenan.
Cinta di Musim Itu
Cerpen
Remaja Terbaru
Perasaan begitu bahagia karena
datangnya hari libur kerja, aku pun menikmati hari yang bebas ini di depan
teras rumah usai pulang kerja. Tak lama kemudian saudarku datang,”Gimana Rob,
sudah libur..?”, ungkap saudaraku.
“Iya sudah mas”, ungkapku. “Ikut
aku yok ke lampung tempat pakde, di sana sedang panen kol, tempatnya indah
banged”, ungkap saudaraku.
“Wah boleh itu, kapan mau
berangkat”, ungkapku.
“Ya besok pagi, makanya kamu
siapin sekarang apa yang mau dibawa”, ungkap sauraku.
“Iya siap komandan”, ungkapku
dan langsung berlari bergegas ke kamar untuk mengemas barang bawaan. Satu-persatu
pakaian aku masukan ke dalam tas hingga tas terisi penuh.
Malam pun datang aku duduk di
depan rumah menikmati malam. Sementara itu saudaraku datang dan duduk di sampingku.
“Mas kita mau berapa hari di
sana”, ungkapku.
“Ya paling 2 minggu”, ungkap saudaraku.
“Oke siap”, ungkapku.
“Kamu libur berapa minggu
emang”, ungkap saudaraku.
“1 bulan mas heheh”, ungkapku.
“Wah momen yang pas ini berarti
ya”, ungkap saudaraku. “Iya mas”, ungkapku.
Dingin makin menusuk hingga
bagian tulang paling dalam, hal ini membuatku merinding. “Mas mau teh anget
gak, apa kopi”, ungkapku menawarkan kepada saudarku. “Kopi aja Rob”, ungkap
saudaraku.
Aku pun pergi ke dapur dan
membuatkan kopi untuk kami berdua. Dengan racikan yang aku buat semoga kopi ini
bisa mengusir rasa dingin yang menusuk tulangku. Usai selesai membuat kopi aku
membawa kedua kopi tersebut ke depan untuk kami nikmati bersama.
“Mas ini kopinya”, ungkapku.
“Wah mantep ni Rob, sruueeep
ahhh”, ungkapnya sambil menyeruput secangkir kopi.
“Tumben banged ya malem ini
dingin”, ungkapku.
“Iya mungkin tadi abis ujan
kali jadi dingin”, ungkap saudaraku sambil menikmati kopi buatanku.
Malam semakin larut dan
secangkir kopi yang menghangatkan badan sudah selesai kami sruput, tetapi mata
belum ngantuk mungkin efek dari kopi tersebut. aku dan saudaraku memutuskan
untuk masuk ke kamar dan berbaring meskipun tidak bisa tidur. Kami hanya
menghabiskan waktu berbaring dan berbaring miring ke kanan dan miring ke kiri.
Setelah cukup lama berbaring kami
pun akhirnya memejamkan mata. Sementara itu aku masih sempat bangun di tengah
malam, aku mendengar dengkuran keras dari saudarakau, nampaknya dia sangat
menikmati tidurnya itu. Sementara itu aku tidak bisa tidur karena dengkuran
dari saudaraku.
Aku pun keluar dan tidur di
ruangan tamu, di tempat tersebut aku bisa tidur dengan lelapnya tanpa mendengar
dengkuran yang sangat menusuk kuping.
Pagipun datang aku mendengar
orang meamnggil-manggil dan membangunkanku. Setelah aku membuka mata ternyata
itu adalah saudaraku.
“Kenapa tidur di sini”, ungkap
saudaraku.
“Lah kamu mas, dengkurnya keras
banged bikin orang gak bisa tidur”, ungkapku sambil mengucek mata.
“Ah enggak ah”, ungkap
saudaraku.
“Ya mas gak mungkin kerasa lah,
kalo tidur ndengkur’, ungkapku dan langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci
muka dan kemudian mandi.
Usai mandi aku selesai mandi
kini giliran saudaraku yang bergantian mandi. Dan setelah itu kami sarapan
bersama dan kemudian kami berangkat menuju bandara.
Kami berangkat setelah
meminta ijin dengan kedua orang tua
kami, sementara itu kami naik pesawat dan tidak sampai setengah hari kami
sampai di Lampung yang merupakan propinsi tempat pakde tinggal. Setelah kami
turun dair pesawat kami melakukan perjalanan sampai ke lampung barat.
Sesampainya di Lampung Barat, aku
dan saudaraku menggigil kedinginan karena iklim di sini begitu dingin tidak
seperti cuaca di kota. aku pun mengeluarkan jaketku dan membungkuskannya di
badanku untuk melawan rasa dingin ini. Tetapi ternyata jaket tidak bisa
mengalahkan cuaca yang ada di sini, jaketku masih tembus.
Setelah melewati perjalanan
dari bandara sampailah aku di rumah pakdeku. Rumah pakdeku berada di bukit dan
benar di sini pemandangannya begitu indah dan sangat sejuk.
“Assalamualaiku pakde”, ungkap
saudaraku.
“Waalaikum salam, wah Robi sama
Angga, kalian Cuma berdua.?”, ungkap pakdeku.
“Iya pakde”, jawab saudaraku.
“Silahkan masuk, ibu..! Robi
sama Angga sudah datang..!”, ungkap pakdeku.
Bude pun datang menghampiri
kami,”Kalian Cuma berdua.?”, ungkap bude. “Iya bude”, ungkapku sambil berjabat
tangan dengan budeku. “Gimana Angga, Robi, dingin gak di sini”, ungkap pakdeku.
“Dingin banged pakde”, ungkapku
kepada pakde.
“Lama kelamaankan kalian bisa
terbiasa”, ungkap pakdeku.
Bude menghampiri kami lagi dan
membawakan minuman teh hangat dan gorengan. “Ini silahkan diminum buat
menghangatkan badan”, ungkap budeku.
“Iya terimakasih bude”,
ungkapku dan saudaraku.
“Silahkan dimakan”, ungkap
pakdeku.
Aku dan saudarkupun
menganggukan kepala dan kemudian mencoba makanan terssebut. Cuaca dingin
seperti ini memang membuat nafsu makan bertambah. Mungkin karena suasana yang
begitu tenang dan jauh dari hura-hura kendaraan yang malang melintang.
Hari sudah sore dan pakdeku
mengajaku untuk pergi ke sungai untuk mandi. Aku, saudaraku dan pakdekupun
berangkat ke sungai, jalanan begiu terjal dan aku pun berulang kali terpleset
namun beruntung tidak sampai masuk jurang. Meskipun rutenya sangat susah untuk
di lalui tetapi pemandangan di sini begitu menakjubkan.
Banyak sekali pepohonan besar
yang menjulan dengan begitu kokohnya, sementara itu suara burung menyanyipun
menambah indah suasana di sini. Setelah berhasil melewati rute yang cukup sulit
sampailah aku di sungai.
Sungai di sini begitu jernih
dan tidak ada sampah sama sekali seperti yang sering aku lihat di kota. Aku pun
berlari mendekati sungai tersebut, ku masukan tanganku ke dalam aliran air
tersebut, namun siap sangka air ini seperti air es dan sangat dingin.
Tak jauh dari aliran sungai
tersebut aku melihat gadis yang sangat cantik. Gadis tersebut memandangku
sambil membalas senyumanku.
“Pakde itu siapa pakde”,
ungkapku menanyakan gadis itu.
“Ohh itu, anak teman pakde.
Kenapa cantik ya..?, entar malam kita main ke sana sambil kenalan”, ungkap
pakde. “Yang bener pakde”, ungkapku dengan begitu girangnya.
Aku pun mandi meski cuaca
begitu dingin, aku tidak mau entar malam gadis tersebut risih karena bau
badanku ketika mengobrol denganku. Usai mandi kami pun pulang ke rumah pakde.
Malampun datang kami berangkat menuju rumah gadis yang ku temui di sungai tadi.
“Assalamualaikum”, ungkap
pakdeku.
“Walaikum salam, eh masuk pak”,
ungkap orang tua sang gadis.
Kami pun masuk ke rumah
sementara itu aku belum melihat sang gadis cantik itu. “Indri, buatkan minuman
untuk tamu kita nak”, ungkap ayah sang gadis memanggil gadis cantik tersebut.
“Iya ayah”. Tak lama kemudian
sang gadis tersebut keluar dari dapur dengan eloknya sambil membawa minuman
hangat. “Ini anaknya apa pak”, ungkapku kepada ayah sang gadis.
“O iya ini anak saya, namanya
Indri”, ungkap ayah sang gadis.
Sementara itu sang gadis
tersebut duduk di depanku dan mengulurkan tangannya sambil berkata,”Indri mas,
nama mas siapa”.
“Aku Robi, kamu yang tadi di
sungai kan”, ungkapku sambil berjabat tangan dengannya.
“Iya mas”, ungkap gadis cantik
tersebut.
Kami pun meminum, minuman
hangat tersebut, smentara itu sang gadis masuk lagi ke belakang. Setelah cukup
lama bertamu kami pun berpamitan pulang.
Keesokan harinya aku membantu
pakdeku memanen kol, smentara itu tak jauh dari kebun milik pakdeku aku melihat
indri sedang memilah-milih kol yang bagus dan yang jelek. Usai membantu pakdeku
aku menghampiri Indri.
“Wih rajin banged si”,
ungkapku.
“Iya ni biar mudah bawanya,
sudah selesai apa mas”, ungkapnya.
“Sudah, ada yang di bantu gak
ni”, ungkapku.
“Ah entar ngerepotin, udah mas
duduk saja istirahat kan abis bantuin pakde”, ungkap sang gadi.
Aku pun duduk di sampingnya
sambil mengobrol dengannya. “Hari minggu emang pacar kamu gak main ke tempat
kamu apa Ndri”, ungkapku. “Hemm ngeledek ya, aku gak punya pacar mas”, ungkap
gadis tersebut sambil tersenyum melihatku.
“Sama dong aku juga gak punya
pacara hehe”, ungkapku.
“Emang iya mas gak punya pacar,
ilang entar lo”, ungkapnya.
“Iya sumpah Ndri, aku emang
jomlo”, ungkapku.
“Iya deh percaya”, ungkapnya.
“Bentar lagi aku ke kota, aku
gak bisa ngeliat kamu lagi Ndri”, ungkapku.
“Ya mas kan bisa kapan aja
datang ke sini”, ungkapnya.
“Iya si, tapi janji ya jangan
pernah lupa sama aku, walaupun kita jarang ketemu”.
“Iya mas”.
Dua minggu berlalu dan aku
dengan Indri begitu tambah dekat namun belum ada ikatan. Aku hanya ingin
mengungkapkan ini semua di saat yang tepat.
Sementara itu aku sangat berat untuk pergi ke kota menjalani kehidupanku seperti biasa. Tetapi aku percaya aku akan bertemu lagi dengan Indri dan bisa menyatakan cinta.
Sementara itu aku sangat berat untuk pergi ke kota menjalani kehidupanku seperti biasa. Tetapi aku percaya aku akan bertemu lagi dengan Indri dan bisa menyatakan cinta.
---
oOo ---
Cinta bisa datang kapan saja,
kepada siapa saja dan dimana saja. Kadang cinta datang tak diduga, tidak
disangka sebelumnya bahwa hati kita akan terpaut pada satu sosok anggun itu.
Untuk kita yang jomblo memang harus siap kapan saja dibuat pusing oleh yang namanya cinta. Apalagi bagi yang memang sedang cari-cari.
Musim hujan, musim kemarau, musim bunga, musim panen, musim apapun bisa saja mendatangkan kebahagiaan pada seseorang.
Semoga saja, secuil kisah yang dihadirkan dalam cerpen remaja di atas bisa menjadi pengobat hati yang gundah, pelepas letih yang menumpuk. Semoga, anda bisa terhibur dengan karya sederhana tersebut.
Untuk kita yang jomblo memang harus siap kapan saja dibuat pusing oleh yang namanya cinta. Apalagi bagi yang memang sedang cari-cari.
Musim hujan, musim kemarau, musim bunga, musim panen, musim apapun bisa saja mendatangkan kebahagiaan pada seseorang.
Semoga saja, secuil kisah yang dihadirkan dalam cerpen remaja di atas bisa menjadi pengobat hati yang gundah, pelepas letih yang menumpuk. Semoga, anda bisa terhibur dengan karya sederhana tersebut.