Cerpen Remaja Jatuh Cinta, Kau Bintang Kehidupan

Cerpen tentang remaja yang jatuh cinta atau sedang jatuh cinta sangat menarik, bisa membuat terawa, terharu atau bahkan menangis bahagia. Benar kok, coba bayangkan jika pasangan anda mengucapkan kata “kau bintang kehidupanku”, bagaimana perasaan anda, sedih atau senang? 


Cerpen Remaja Jatuh Cinta, Kau Bintang Kehidupan

Pasti anda akan merasa senang dan berbunga-bunga, benar tidak? Iya dong, namanya sedang jatuh cinta, jadi ingat ada pepatah lucu yang sering diucapkan dulu yaitu “kalau cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat”, apa itu benar? 

Sepertinya begitu, karena orang yang sedang jatuh cinta biasanya akan mengesampingkan banyak hal. Yang sedang jatuh cinta tidak akan perduli kalau kekasihnya memiliki banyak kekurangan.

Orang-orang yang sedang bahagia itu seolah matanya tertutup, buta tidak bisa melihat sesuatu yang buruk dari diri sang kekasih. Padahal sebenarnya ia tahu tetapi karena kekuatan cinta yang baru saja bersemayam di hati itulah ia bisa mengabaikan berbagai hal tersebut. Ya, sejak dulu begitulah cinta.

Bagaimana menurut anda, apakah cerpen remaja kali ini berkisah seperti itu? Anda tidak bisa menebak hanya dengan membaca judulnya, karena kadang judul dibuat si penulis dengan sudut pandang berbeda. Maka dari itu lebih baik luangkan sedikit waktu, duduk sejenak dan nikmati kisah cinta berikut.

Kau Bintang Kehidupan
Cerpen Remaja Jatuh Cinta

Aku berjalan bergandengan dengan mamaku dan menuju tempat bude. Sementara jalanan begitu sepinya dari lalu lalang para pengemudi mungkin karena hari libur. Di perjalana aku melihat pemuda yang sedang marathon dia gagah, tampan, dan ramah kepada kami yang lewat disampingnya.

Dengan senyum pemuda tersebut menyapa kami berdua sambil beristirahat sejenak setelah marathon. Sementara aku terus berjlan menuju rumah bude. Tak jauh dari tempat aku bertemu dengan pemuda tampan tersebut aku melihat segerombolan anak yang sedang main sepeda di lapangan.

“Mah liyat disini rame ma ya, banyak anak-anak main sepeda”, ungkapku kepada mamaku.
“Disini memang rame Indah, kamu aja gak pernah kesini, disini juga dulu tempat bermain mama waktu masih SMA”, ungkap mama.
“Sama papa ma ya ?”.

“Ya gak lah, mama dulu belum kenal sama papa kamu, mama kenal papa kamu tu waktu kuliah”, ungkap mama sambil tetap menggandeng tanganku.

“La jadiannya kapan ma ?”, ungkap dengan rasa penasaran.
“Kita tu dulu gak jadian dan Cuma temen, dan setelah lulus kuliah tiba-tiba papa kamu neglamar mama hehe”, ungkap mama.
“Ciye mama hehe”.

Kami pun sampai di rumah bude dan langsung mengetuk pintunya. Bude membukakan pintu untuk kami.

“Eh Ela sama Linda, sini masuk”, ungkap bude. Dan kami pun masuk,”Mas Ridwan kemana mbak ?”, ungkap ibuku.

“Lagi ke tempat pak lurah”, ungkap bude.
Sementara aku pun keluar untuk melihat bunga-bunga koleksi dari budeku.
“Kamu mau kemana nak”, ungkap mama.
“Mau lihat bunga ma”.
“Ya sudah”.

Begitu banyaknya jenis bunga yang ditanam budeku, dan semuanya begitu indah. Ada yang masih menguncup dan ada pula yang sudah bermekaran.  Semua bunga-bunga indah tersebut tersusun rapi dengan pot yang berbaris di lemari-lemarinya.

Lagi sedang asyik memandangi bunga tersebut aku melihat pemuda tampan yang tadi menyapaku. Dia pun melihatku yang sedang memandangi bunga dan berhenti serta mengajaku berkenalan.

“Loh kamu di sini ?”, unngkap sang pemuda.
“Iya ini rumah budeku, rumah kamu mana ?”.
“Itu sebelah rumah bude kamu”.

“Oalah situ”, ungkapku sambil menunjuk rumahnya.
“Oh iya kita belum kenalan, namaku Imam”, sambil mengulurkan tangannya.
“Aku Linda”, menjabat tangannya.

“Rumah kamu mana ?”, ungkap Imam.
“Rumahku perumahan situ”, ungkapku.
“Aku minta pin BB kamu dong”. Imam.

“O iya  ini”, aku memberikan pinku kepadanya.
“Sudah dulu ya aku mau mandi, entar aku bm kamu”, ungkap imam.
“Iya”.

Dia pun pulang kerumahnya, sementara aku, hatiku berbunga bisa diajak berkenalan oleh pemuda setampan dia. Tak habis senyum ku keluarkan sebagai ekspresi rasa bahagia yang mendalam. Aku selalu teringat ketika dia menjabat tanganku.

“Kamu kenapa nak senyum-senyum sendiri”, ungkap ibuku keluar dari rumah budeku.
Berhenti tersenyum dan muka memerah,”Engak kok mah, mau pulang apa ?”, ungkapku.
“Iya ayok pulang”.

Aku pulang dengan penuh kebahagiaan, karena memang dialah yang selama ini kucari. Aku tidak akan berhenti tersenyum selama dia masih berada dikehidupanku. 

Meski baru mengenalnya akau percaya dia orang baik dan penuh ketulusan dan sebab itulah aku mengaguminya. Semoga tuhan memberi jalan bagi kami untuk bersatu.

--- oOo ---

Sudah ya, nanti bosan. Sekarang anda bisa istirahat dulu, biar besok bisa siap menyambut kisah cinta remaja jatuh cinta lain yang tak kalah memikat. 

Kalau cerita yang ini kurang berkenan di hati jangan marah ya, janji deh besok akan berusaha lebih baik lagi dalam menyiapkan cerpen-cerpen yang akan dibagikan. Tapi, jika berkenan, mohon bagikan juga cerpen-cerpen ini ke teman lain yang membutuhkan. 

Dengan begitu karya yang dibuat ini bisa lebih bermanfaat untuk pembaca yang lebih banyak lagi. Situs ini didedikasikan khusus untuk anda, jika anda senang maka kami pun senang. Jadi, anda adalah segalanya bagi kami. 

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top