Untuk yang memiliki kekasih, sebaiknya membaca cerpen terbaru yang berjudul "Sudah Tak Rindu Lagi" ini. Karena cerpen ini memberikan nasehat penting bagi para pasangan dalam menjaga hubungan dengan kekasih.
Cerita dalam cerpen ini memberikan nasehat yang sangat berharga dan juga memberikan ide dan tips untuk tetap langgeng dengan pacar atau pasangan. Tidak percaya?
Dari judulnya saja sudah dapat ditebak bahwa cerpen terbaru ini bercerita tentang seseorang yang akhirnya kehilangan rasa cinta dan sayangnya kepada kekasih.
Bayangkan saya, tidak rindu, itu berarti rasa sayang dan cinta yang ada di dalam hati sudah tidak ada, benar tidak? Kenapa bisa demikian?
Diceritakan, Rahmai dan Anggia adalah pasangan yang awalnya begitu romantis. Namun karena perlakuan Anggia yang sama sekali tidak sesuai dengan harapan Rahmai.
Pelan tapi pasti akhirnya rasa cinta yang ada pada Rahmai pun luntur. Bagaimana sebenarnya perlakuan Anggia terhadap pacarnya tersebut, mari kita simak selengkapnya di bawah ini.
Dari judulnya saja sudah dapat ditebak bahwa cerpen terbaru ini bercerita tentang seseorang yang akhirnya kehilangan rasa cinta dan sayangnya kepada kekasih.
Bayangkan saya, tidak rindu, itu berarti rasa sayang dan cinta yang ada di dalam hati sudah tidak ada, benar tidak? Kenapa bisa demikian?
Diceritakan, Rahmai dan Anggia adalah pasangan yang awalnya begitu romantis. Namun karena perlakuan Anggia yang sama sekali tidak sesuai dengan harapan Rahmai.
Pelan tapi pasti akhirnya rasa cinta yang ada pada Rahmai pun luntur. Bagaimana sebenarnya perlakuan Anggia terhadap pacarnya tersebut, mari kita simak selengkapnya di bawah ini.
Sudah Tak Rindu Lagi
Cerita oleh Irmajajil
Siang itu matahari begitu terik memancarkan sinarnya tepat di atas ubun-ubun, Anggia melangkahkan kakinya dengan begitu kasar.
Semua yang ada dijalan setapak itu diinjak dengan tidak beraturan, batu ditendang botol minuman pun menjadi bulan-bulanan.
Matahari yang membakar itu seolah menjadi pertanya akan kemarahan yang ada dalam hati Anggia atas apa yang telah dilakukan Rahmai kekasihnya.
Semua yang ada dijalan setapak itu diinjak dengan tidak beraturan, batu ditendang botol minuman pun menjadi bulan-bulanan.
Matahari yang membakar itu seolah menjadi pertanya akan kemarahan yang ada dalam hati Anggia atas apa yang telah dilakukan Rahmai kekasihnya.
Sebenarnya bukan mutlak salah Rahmai juga, waktu itu mereka memang sedang berencana pergi berdua.
Niatnya Anggia meminta Rahmai menemaninya belanja namun di tengah jalan sang ibu Rahmai menelpon dan meminta ia cepat pulang.
Karena urusan yang sangat penting akhirnya Rahmai pun meminta izin kepada Anggia dan berniat menghantarkannya saja ke tempat perbelanjaan.
Anggia hanya terdiam tapi ternyata ia tidak bisa menerima dan sangat kecewa karena hal itu. Bukannya belanja, akhirnya Anggia pun memutuskan untuk pulang kembali.
Niatnya Anggia meminta Rahmai menemaninya belanja namun di tengah jalan sang ibu Rahmai menelpon dan meminta ia cepat pulang.
Karena urusan yang sangat penting akhirnya Rahmai pun meminta izin kepada Anggia dan berniat menghantarkannya saja ke tempat perbelanjaan.
Anggia hanya terdiam tapi ternyata ia tidak bisa menerima dan sangat kecewa karena hal itu. Bukannya belanja, akhirnya Anggia pun memutuskan untuk pulang kembali.
“Dasar, kenapa sih selalu saja seperti ini, aku kan pacarnya tapi kenapa aku tidak pernah mendapatkan tempat yang layak di hatinya, kenapa!” teriak Anggia dalam hati seraya terus mengayunkan kakinya.
Perjalanan cinta mereka memang begitu rumit dan membingungkan. Kadang mereka begitu menyatu, romantis dan membuat semua orang iri namun terkadang mereka seperti tak mengenal satu sama lain.
Mungkin sebenarnya ada ketidakcocokan diantara mereka, mungkin mungkin ada ketidakjujuran atas perasaan masing-masing.
Itu dibuktikan dengan hubungan mereka yang tak pernah lurus mulus, selalu mudah bertengkar karena masalah apapun.
Itu dibuktikan dengan hubungan mereka yang tak pernah lurus mulus, selalu mudah bertengkar karena masalah apapun.
“Mas, besok aku titip ya, cucian belum aku ambil di laundry, gak papa kan…”
“Iya gak papa…..
Sering sekali Anggia seperti memperbudak Rahmai dengan memintanya melakukan semua hal yang seharusnya memang bisa dikerjakannya sendiri.
“Anterin aku ke mall yuk, mau beli sandal…”
“Iya…oke…”
Begitulah, memang kadang terlihat seperti ada yang mengganjal dalam hati Rahmai, sering kali ia lebih banyak diam.
Entah mungkin karena tidak mau menyingung perasaan kekasihnya atau karena ia memendam sesuatu dalam hatinya.
Entah mungkin karena tidak mau menyingung perasaan kekasihnya atau karena ia memendam sesuatu dalam hatinya.
Benar saja, ternyata di mata Rahmai, Anggia adalah sosok wanita yang sangat cantik namun tidak bisa diajak timbal balik.
Rahmai berfikir bahwa Anggia hanya akan membuatnya susah, dan pada kenyataannya memang demikian.
Rahmai berfikir bahwa Anggia hanya akan membuatnya susah, dan pada kenyataannya memang demikian.
Sedikit demi sedikit perasaan seperti itu ternyata menumpuk di hati Rahmai. Makin lama, tanpa disadari oleh Anggia, Rahmai semakin jauh dari pelukan nya.
Satu kali dua kali Rahmai mulai mengabaikannya. Sesekali rasa rindu yang ada di hatinya sudah tertutup dengan perasaan tersebut. Sampai akhirnya ia pun berkata dalam hati “aku sudah tak rindu lagi denganmu”.
Satu kali dua kali Rahmai mulai mengabaikannya. Sesekali rasa rindu yang ada di hatinya sudah tertutup dengan perasaan tersebut. Sampai akhirnya ia pun berkata dalam hati “aku sudah tak rindu lagi denganmu”.
Sayang sekali, menyesal selalu saja datang di belakang, Anggia terlambat mengetahui bahwa ada sesuatu yang membuat Rahmai tidak nyaman dengannya.
Padahal di sisi lain Anggia sudah semakin nyaman karena kekasihnya bisa selalu hadir kapanpun ia harapkan meski dengan terpaksa sekalipun.
Padahal di sisi lain Anggia sudah semakin nyaman karena kekasihnya bisa selalu hadir kapanpun ia harapkan meski dengan terpaksa sekalipun.
“Seperti ada sesuatu yang ku rasakan lain denganmu…”
“Apa, tidak ada apa-apa…”
“Sungguh..”
“Ya.. benar…”
Rahmai bukan tipe lelaki yang mengungkapkan semua perasaan yang ada di hatinya. Dan saat Anggia tahu hal itu, semua perasaan cinta yang ada dalam hati Rahmai sudah membeku.
--- Tamat ---