Ijab Kabul

Cerpen humor lucu singkat, Ijab Kabul. Masih dengan cerita pendek (cerpen) singkat, yang berikut adalah sebuah cerita bertema humor yaitu cerpen lucu berjudul "Ijab Kabul". Seperti cerita-cerita lain yang sudah kita baca, cerita ini juga merupakan cerita yang sangat sederhana namun tetap menghibur.


Cerita ini selain untuk hiburan bagi kita yang hobi membaca cerita juga bisa dijadikan bahan belajar. Di dalam Cerpen Singkat Ijab Kabul ini kita akan menikmati sebuah kisah yang berpusat pada sebuah acara sakral yaitu acara pernikahan menurut syariat islam. 

Dalam cerita ini ada kejadian-kejadian dan adegan lucu yang dikemas dalam bahasa yang sederhana dan mudah di cerna. Dalam ceritanya, tokoh utama yaitu "aku" mendapatkan pengalaman kejadian yang sangat menegangkan menjelang hari pernikahannya dengan sang kekasih. 

Kekasihnya tersebut bernama Lauran, ia sangat mencintainya. Untuk membuktikan cinta tersebut ia telah meminang atau melamar sang gadis. Lamaran telah diterima dan tiba saatnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara pernikahan mereka. 

Rupanya, acara pernikahan yang sakral membuat tokoh utama dalam cerita ini sangat merasa gugup dan minder. Ada rasa takut dan ada rasa deg-degan. Lalu terjadilah berbagai peristiwa menggelikan, apa saja kejadian tersebut?

Cerpen Lucu, Ijab Kabul
Cerita oleh: Irma

Aku adalah seorang perjaka yang sudah siap melepas masa lajang. Meski wajahku tak begitu rupawan namun aku mempunyai seorang kekasih yang siap menjadi permaisuri menemani seumur hidup. 

"Kau begitu beruntung", begitulah semua temanku selalu memujiku. Aku tidak tinggi hati dan sombong karena hal itu tapi sebaliknya.

Perjalanan kisah cinta yang kualami dengan Flowran sebenarnya tidak mulus-mulus amat, awalnya kami sering bertengkar dan berbeda pendapat. Tapi setahun terakhir ini hubungan kami semakin mesra, Flowran semakin menunjukkan rasa cinta yang begitu tulus. 

Aku pun begitu menyayangi-nya sepenuh hati. Suatu hari ia pernah mengatakan sesuatu yang begitu romantis, "seandainya tak ada lagi laki-laki lain di dunia ini, aku tetap tidak akan memberikan hatiku pada lelaki selain dirimu, meski kamu jelek tapi aku tahu dan yakin engkau dapat membahagiakan ku dengan cintamu".

Begitu romantis bukan? Saat itu aku sendiri sebenarnya ingin tertawa namun aku tahan bahkan sampai beberapa hari berlalu. Setelah beberapa hari berlalu maka aku mengatakan hal itu dan tertawa lebar.

"Masih ingat tidak saat kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan memberikan hatimu pada siapapun selain aku?" tanyaku.

"Iya, memang kenapa?" tanyanya kembali.

"Saat itu kamu membuatku melambung tinggi sekaligus membuat nyaliku ciut, apalagi saat kamu mengatakan aku jelek", jawabku sambil tersenyum.

"Hee e e... ", Flowran pun tertawa.

Banyak lagi cerita-cerita lain yang mewarnai kisah kami tapi bukan itu yang membuatku selalu tertawa. 

Ada pengalaman lain yang terus saja membuatku geli dan terbahak. Saat itu kami telah memutuskan untuk membina hubungan yang lebih serius, kami memutuskan untuk menikah secepatnya.

Di gelap malam aku mulai tenggelam
Saat kau peluk erat tubuhku sayang
Tunggu aku pulang aku pasti datang
Menemui mu tersayang

Beranikan diri bertemu orang tuamu
Bicara baik dari hati ke hati
Restuilah kami doakanlah kami
Jadi pasangan abadi
Tunggulah aku menjadi imam mu

Tak lama setelah kedekatan kami semakin mantap maka aku pun sudah bertekad untuk memilihnya menjadi pasangan yang akan menemaniku selalu. Aku menghadiahkan mimpi yang selama ini kita inginkan. 

Aku akan mengabulkan apa yang menjadi keharusan, akan aku buktikan segala yang pernah aku ucapkan dengan menemui orang tua kekasihku itu. Selain itu ada juga kisah yang lain yaitu: cerpen horor menari bersama bintang

Dan akan ku lamar anakmu di tahun ini
Restui kami, doakan kami jadi pasangan abadi
Dan akan ku tanggung jawabi kebutuhannya
Lahir batinnya, jiwa raganya, agar ia bahagia
Lirik by: Kangen Band

Dengan cara yang biasa dan dengan alat seadanya aku pun sudah melamarnya. Ia menerima lamaranku dan kita sudah mulai mempersiapkan hari pernikahan. 

Satu hari, dua hari, tiga hari kami semakin sibuk mempersiapkan acara pernikahan kami. Dan semakin hari perasaan itu pun semakin besar, rasa takut gelisah, deg-degan selalu menghantui ku sampai saatnya di hari akad nikah itu. 

Pak Penghulu: Bapak-bapak, Ibu-ibu hadirin semua. Sebentar lagi kita akan memasuki acara ijab kabul. Sudah ada disamping saya calon mempelai pria saudara –menyebutkan nama mempelai pria-. Jadi bang Joehan masih perjaka ya?? Aku hanya mengangguk. 

Pak Penghulu : Alhamdulillah, bapak-ibu Saudara Joehan masih perjaka. Jadi Insya Allah kalau kita sentil masih bisa bunyi ting-ting.
Hadirin : (tertawa)

Tidak beberapa lama setelah itu ada satu kejadian lagi yang tak akan pernah aku lupakan. Saat itu merupakan saat sesudah akad nikah, tepatnya saat penyerahan buku nikah.

Pak Penghulu : Ini saya serahkan buku nikahnya. Jadi tolong disimpan dan dijaga baik-baik. Dan ini juga bisa disebut SIM. Surat Izin Me. . . . ?? (bertanya pada ku)

Aku: (dengan suara yang lemah, maklum baru aja akad) . . . . . n i k a h.
Pak Penghulu : bukan, ini Surat Izin Me, me . . . . n i k a m .
Hadirin : (anda taulah, mereka cuman bisa tertawa termasuk saya, memang mau bunuh-bunuhan??

Tak lama setelah itu, ada satu hal yang benar-benar membuat aku sangat malu bahkan sampai seperti kehilangan muka. Saat itu adalah sesudah akad nikah.

Pak Penghulu : Alhamdulillah, proses akad telah kita lewati bersama-sama.
Aku: (tampak gugup)

Pak Penghulu : Eh, kenapa Bang Joehan kelihatannya gugup? Sebelumnya sudah pernah nikah?
Aku: (karena masih gugup, jadi cuman bisa godek – seperti isyarat mengangguk yang berarti iya, maka godek berarti tidak)

Pak Penghulu: Belum pernah nikah?? Lho tadi kita capek-capek ngapain?? Waduh, bang ****** bisa-bisanya sudah berani bohong, padahal ada istri lagi duduk dibelakang.
Hadirin : (kembali tertawa)

"Haa haa haa....haa.....", suara tertawa itu semakin lama semakin jelas dan memekakkan telingaku. Aku semakin malu tapi mereka terus saja tertawa dan tertawa lagi. "Haa.....haa..aaa.....!!!" 

Lama kelamaan suara itu benar-benar tidak dapat ku tangani. Aku berniat bangkit dan langsung berlari ke luar. Aku pun langsung berdiri, dan... "Dubrak....au.....!!!"

Aku terjatuh dari pembaringan, ternyata, semua kejadian itu adalah buah dari perasaan takut dan minder yang aku rasakan karena akan menikah.

Aku sungguh-sungguh bersyukur, semua kejadian itu hanya mimpi dan ternyata hari pernikahan kami masih satu minggu lagi.

Untungnya, setelah melalui berbagai persiapan yang sangat melelahkan akhirnya acara akad nikah ku berjalan dengan lancar. Pernikahan itu tak kurang suatu apapun, tak ada olok-olok dan tak ada tertawa yang mengejek dari pengunjung.

oOo

Bagaimana, seru bukan kisah dalam cerpen lucu singkat berjudul "Ijab Kabul" tersebut? Masih kurang, ou tenang saja masih ada banyak cerita yang lebih kocak, lebih seru dan lebih menghibur. 

Mau tahu cerita-cerita lain tersebut, kita bisa memilih langsung berbagai cerita pendek tema humor lainnya di bagian akhir tulisan ini.

Tag : Cerpen, Humor, Lucu
Back To Top