Dilihat dari pesan didalamnya, sontoh cerita storytelling tentang kejujuran yang satu ini sangat bagus. Dalam cerita ini anak diingatkan betapa pentingnya kejujuran dalam menjalankan hidup di dunia. Kejujuran akan memberikan kebaikan dan sebaliknya ketidakjujuran akan memberikan keburukan kepada yang melakukan.
Anda tentu setuju bahwa sajian informasi yang menarik adalah yang mendidik. Di sinilah anda akan disuguhkan dengan cerita sekaligus pesan nilai moral yang baik.
Cerita ini sendiri adalah cerita tentang seorang guru yang memiliki jiwa pendidik yang baik. Dalam mendidik dia tidak memarahi muridnya,
tetapi dia justru memilih untuk memberikan buku untuk muridnya belajar. Ini adalah hal yang terpuji yang bisa menjadi panutan semua guru yang ada di dunia ini.
Cerita ini sendiri adalah cerita tentang seorang guru yang memiliki jiwa pendidik yang baik. Dalam mendidik dia tidak memarahi muridnya,
tetapi dia justru memilih untuk memberikan buku untuk muridnya belajar. Ini adalah hal yang terpuji yang bisa menjadi panutan semua guru yang ada di dunia ini.
Dengan begitu, cerita yang berjudul ”To Tell The Truth”, tentu cukup memenuhi syarat untuk storytelling bahasa Inggris.
Lalu, apa sih sebenarnya arti dari judul ceritanya tersebut. Kalau dilihat dalam bahasa Indonesia judul di atas bisa diartikan menjadi ”untuk mengatakan kebenaran”.
Lalu, apa sih sebenarnya arti dari judul ceritanya tersebut. Kalau dilihat dalam bahasa Indonesia judul di atas bisa diartikan menjadi ”untuk mengatakan kebenaran”.
Pada kisah ini nanti bisa dilihat bahwa kebenaran memang mempunyai wujud yang terkadang begitu menyedihkan. Banyak orang yang tak berani jujur karena menurutnya kebenaran itu menakutkan.
Kembali ke topik, dengan teks berikut jelas sekali kita bisa belajar bahasa Inggris dengan lebih santai. Salah satunya yaitu dengan menambah vocabularies yang dikuasai.
Sebelum kita semua menyimak cerita ini kita akan hadirkan beberapa kata yang terdapat dalam kalimat cerita ini.
Sebelum kita semua menyimak cerita ini kita akan hadirkan beberapa kata yang terdapat dalam kalimat cerita ini.
Harapannya, daftar kata tersebut bisa mempermudah dalam memahami ceritanya sekaligus bisa dihafal.
Nah, berikut mari kita simak terlebih dahulu kosa kata yang terdapat dalam teks cerita ini. Dan selanjutnya baru kita menyimak isi cerita ini.
Nah, berikut mari kita simak terlebih dahulu kosa kata yang terdapat dalam teks cerita ini. Dan selanjutnya baru kita menyimak isi cerita ini.
Who did this = siapa yang melakukan ini
Thirty = tiga puluh
Teacher = guru
Once more = sekali lagi
Demanding = menuntut, meminta
Seldom = jarang
Held up = mengangkat
Broke = memecahkan
Window = jendela
Intentionally = dengan sengaja
Caused = disebabkan
My fault = salahku
Admitted = mengaku
Guilt = bersalah
Trouble = masalah
Allowance = upah, harga
force = paksaan
Skyward = menuju angkasa, keluar
hard enough = cukup sulit
Library shelves = rak perpustakaan
Strike = memukul
Feared = takut
Swatting = memukul dengan keras
not be punished = tidak dihukum
As long as you remember = selama kamu ingat
Rewarding = memberikan hadiah
Misdeed = kelakuan buruk
Truthfulness = kejujuran, sifat yang sebenarnya
Jadi, dengan bahan kata di atas maka anda bisa menyiapkan cerita ini dengan baik. Maksudnya, anda bisa menguasai benar bagaimana cerita didalamnya.
Dengan begitu anda dapat menjadikan cerita tersebut sebagai bahan dalam kegiatan storytelling yang akan dilakukan. Semakin paham maka akan semakin baik, sekarang silahkan dibaca bagaimana kisah selengkapnya.
Dengan begitu anda dapat menjadikan cerita tersebut sebagai bahan dalam kegiatan storytelling yang akan dilakukan. Semakin paham maka akan semakin baik, sekarang silahkan dibaca bagaimana kisah selengkapnya.
Ini adalah kisah suatu peristiwa di sebuah kelas yang cukup tegang. Di kala itu sang guru memperlihatkan muka sedikit kesal dan menunjuk pecahan kaca jendela dan bertanya “ulah siapa ini?”.
Takut, tentu saja, semua murid diam dan tidak mau menjawab. Sang guru bertanya kembali sambil mengacungkan jarinya ke pecahan kaca tersebut.
Anak-anak disana tidak ada yang menjawab dan terdiam semua. Itu juga yang dialami oleh salah satu murid yang ada di kelas tersebut.
Takut, tentu saja, semua murid diam dan tidak mau menjawab. Sang guru bertanya kembali sambil mengacungkan jarinya ke pecahan kaca tersebut.
Anak-anak disana tidak ada yang menjawab dan terdiam semua. Itu juga yang dialami oleh salah satu murid yang ada di kelas tersebut.
Dia merasa tidak bersalah dalam hal tersebut tetapi dia begitu terlihat panik dengan pertanyaan guru tadi. Bisikan dalam hatinya ingin agar ada anak lain yang mengaku.
Namun ucapan hatinya tak dapat dipahami oleh orang lain. Terjadi perang batin dalam diri anak tersebut. Pada dasar-nya ia tahu bahwa ia yang menyebabkan kaca tersebut pecah.
Tapi ia sangat takut, ia tidak bisa membayangkan berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk mengganti kaca tersebut jika ia mengaku.
Namun ucapan hatinya tak dapat dipahami oleh orang lain. Terjadi perang batin dalam diri anak tersebut. Pada dasar-nya ia tahu bahwa ia yang menyebabkan kaca tersebut pecah.
Tapi ia sangat takut, ia tidak bisa membayangkan berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk mengganti kaca tersebut jika ia mengaku.
Ia juga berpikir bahwa sebenarnya itu bukan salahnya. Itu adalah sebuah kecelakaan yang terjadi saat ia bermain.
Pikiran berkecamuk hingga akhirnya ada paksaan yang kuat dari dalam dirinya sehingga mendorongnya untuk tunjuk tangan.
Pikiran berkecamuk hingga akhirnya ada paksaan yang kuat dari dalam dirinya sehingga mendorongnya untuk tunjuk tangan.
Dengan mengangkat tangannya ia mengucapkan bahwa dialah yang melakukan. Dia tidak sadar apa yang sudah dia lakukan itu.
Sebenarnya dia juga sadar bahwa apa yang telah dia lakukan bisa menambah masalahnya, karena harus mengganti kaca yang pecah itu.
Sebenarnya dia juga sadar bahwa apa yang telah dia lakukan bisa menambah masalahnya, karena harus mengganti kaca yang pecah itu.
Mendapatkan jawaban tersebut, sang guru langsung keluar dan menuju ke perpustakaan. Sang guru mengambil buku besar dari perpustakaan itu dan berjalan kembali menuju kelas.
Anak tadi sudah begitu takut dengan kemungkinan yang terjadi. Dia membayangkan buku yang dibawa oleh guru akan dipukulkan ke kepalannya.
Guru selanjutya mendekati siswa itu dan memberikan buku tersebut kepadanya karena telah mengaku. Di situ, tidak ada hukuman bagi dia tetapi justru diberi hadiah buku.
“Buku ini milikmu sepanjang kamu ingat bahwa aku memberikan hadiah kepadamu bukan karena kesalahan yang sudah kamu lakukan…” ucap sang guru, “aku memberikan hadiah kepadamu untuk kejujuran yang kamu lakukan”, lanjut guru tadi.
***
Apa yang bisa kita petik dari kisah di atas? Pesan moral yang bisa diambil dari contoh cerita storytelling tentang kejujuran ini salah satunya adalah tentang perilaku sang guru.
Kisah di atas memberikan contoh yang baik bagaimana seorang guru dalam membimbing murid, tidak dengan kekerasan atau hukuman tetapi dengan kasih sayang.
Kisah di atas memberikan contoh yang baik bagaimana seorang guru dalam membimbing murid, tidak dengan kekerasan atau hukuman tetapi dengan kasih sayang.
Inti dari pembelajaran adalah murid bisa menyerap apa yang diajarkan, dalam kisah di atas sang guru mengajarkan kepada muridnya bahwa kejujuran adalah hal yang harus dimiliki semua orang.
Selain itu, dari kisah di atas juga bisa dilihat bahwa perilaku jujur akan memberikan manfaat dan kebaikan bagi orang yang melakukannya.
Digambarkan juga bahwa untuk melakukan kejujuran hendaknya kita tidak perlu takut, bahkan meski kejujuran tersebut terlihat menakutkan sekalipun.
Digambarkan juga bahwa untuk melakukan kejujuran hendaknya kita tidak perlu takut, bahkan meski kejujuran tersebut terlihat menakutkan sekalipun.