Ratapan Anak Jalanan, Puisi tentang Kemanusiaan

“Ratapan Anak Jalanan” yang merupakan salah satu puisi tentang kemanusiaan berikut ini sedikit unik dan berbeda. Tak seperti judulnya yang seolah berisi anak jalanan yang meratap tetapi berbeda.


Lumayan, rekan semua yang hobi membaca puisi tidak boleh melewatkan karya yang satu ini. Alasannya adalah karena yang pertama karya ini merupakan karya terbaru dan masih segar. 

Kedua, ada pesan moral yang dalam yang layak untuk sama-sama kita renungkan. Terlepas dari dua hal itu, kita bisa belajar menulis dengan contoh puisi ini. 

Tentu saja meski tidak sempurna karya puisi kali ini bisa menambah referensi yang sudah ada. Dari pada kurang bacaan atau malah membaca sesuatu yang tidak bermanfaat, lebih baik mengarah nurani dan jiwa kemanusiaan kita. Benar tidak. Ya sudah, mari langsung kita baca saja. 

Ratapan Anak Jalanan 
Puisi tentang Kemanusiaan oleh Irma 

Dia meratap 
Menangis dalam parau 
Bernada gitar jalanan 
Menutupi pilu 

Dia tak mau 
Kau memanggilnya gembel 
Berandalan tak tahu aturan 
Pembuat onar kriminal 

Bukan pilihnya nasib itu 
Buka niatnya mengganggu 
Ia hanya bertahan 
Jalani hidup tak diinginkan 

Sesungguhnya ia meratap 
Jujur ia menangis 
Dalam hati kecilnya iri 
Ingin seperti kita, kalian 

Senyumnya semu 
Brutal menurut lemah 
Tak sengaja mengganggu 
Kita yang berlalu 

Diamnya menjerit 
Tatapnya memohon 
Belas kasih bukan pilihan 
Bentuk harapan keputusasaan 

Dalam karya tersebut, sang tokoh “aku” dalam hal ini menempatkan dirinya sebagai pihak yang menceritakan. 

“Aku” dalam karya ini mencoba melukiskan sebuah keadaan yang sangat menyentuh hati, memilukan. Lari-larik puisi di atas terasa seperti sebuah cerita yang dituturkan oleh sang tokoh. 

Kata “kita” dalam puisi di atas mewakili tokoh “aku” sekaligus pembaca. Seolah sang “aku” disini sengaja mengajak orang lain untuk melihat pada keadaan menyedihkan yang dialami oleh anak jalanan. 

Sungguh sesuatu yang amat menyedihkan tetapi dari apa yang disampaikan, kalau kita kaji lebih jauh sepertinya ada sebuah ajakan yang disampaikan dalam karya di atas. 

Isi dari puisi tersebut seolah adalah himbauan atau bahkan mungkin teguran bagi kita yang lalai terhadap nasib orang lain. 

Kalau dilihat dari pesan yang disampaikan sih cukup lumayan. Kalau masalah kebahasaan tentu saja ini akan tergantung juga dengan selera pembaca. 

Yang pasti, kami sangat berharap karya di atas bisa berkenan dan bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga saja dengan adanya satu tambahan puisi tersebut kita bisa menjadi lebih bersemangat dalam belajar. 

Back To Top