Menjelang Azal Menjemput, Puisi 5 Bait

Puisi berjudul “Menjelang Azal Menjemput” ini merupakan salah satu koleksi puisi 5 bait yang bisa rekan nikmati di situs contohcerita.com ini. Karya tersebut sengaja disiapkan secara khusus untuk rekan pelajar yang ingin belajar membuat puisi.


Kalau dilihat dari judulnya, puisi kita kali ini mengambil tema tentang kehidupan keagamaan atau religi. Tentu nuansa yang dirasakan nantinya akan jauh berbeda dengan karya-karya lain dengan tema berbeda. 

Kali ini kita akan sedikit lebih serius dari biasanya. Apalagi dengan pembahasan tentang azal atau kematian. Mendengar kata “mati” mungkin biasa tetapi merenungkan tentang kematian itu sangat luar biasa. 

Apa yang ada dalam pikiran anda ketika mendengar kata tersebut? Takut, sudah pasti. Siapa yang tidak takut mati, semua takut. Lalu, seperti apa isi karya kita kali ini. Yuk langsung disimak saja. 

Menjelang Azal Menjemput
Puisi 5 Bait oleh Irma 

Beribu kata tak terucap 
Tolong tolong tolong 
Mungkin teriak sekuatnya 
Lisan terkunci 

Lidah membatu mulut terkatup 
Tajam sorot mata pasrah 
Peluh bercucur meronta 
Jemari mengepal, erat 

Isak tangis tak terdengar 
Doa dan doa hambar 
Sekujur tubuh meregang 
Siapa kuasa menahan tangis 

Mengerikan, menakutkan 
Tak mungkin menahan sedih 
Genggaman tangan erat 
Detik-detik begitu lambat 

Jelas terlihat gurat sakit 
Di matamu, dikulitmu 
Di rambutmu di keningmu 
Ketika kau pergi tak kembali 

Merinding, mengatakan, mendengarkan atau membayangkan kata “mati” itu menakutkan sekali. Apalagi jika direnungkan dalam-dalam, keringat dingin mungkin akan segera keluar dari setiap pori-pori. 

Tua muda, besar atau kecil, kaya atau pun miskin pasti semua akan mengalami hal itu. Semua tahu tapi banyak yang tak memikirkan atau memusingkannya. 

Tentu saja, hal seperti yang diungkapkan dalam puisi di atas bisa menjadi renungan sekaligus pembelajaran bagi kita semua. Kita mesti ingat bahwa hidup tak akan kekal. 

Kita meski ingat bahwa seperti apapun hidup kita saat ini nantinya pasti akan berakhir. Untuk itulah, kita tidak boleh berhenti berusaha menjadi yang lebih baik, berbuat baik untuk diri sendiri dan orang lain. 

Kami harap karya sederhana nan singkat di atas bisa bermanfaat bagi pembaca semua. Lain waktu kita akan sambung lagi dengan karya-karya serupa yang tak kalah menyentuh dan mengesankan.

Back To Top