“Hadiah Kecil dari Sahabat Lama”, itulah puisi sederhana tentang persahabatan dengan teman yang akan kita sajikan untuk rekan semua. Kali ini kita akan santai dengan menikmati aroma kebersamaan dan kebahagiaan.
Bukan dengan pacar saja, dengan teman dekat pun berlaku saling memberi hadiah. Saat ulang tahun, kita tentu tidak akan membiarkan momen berharga seperti itu bukan?
Di masa sekolah, dulu biasanya saat ultah akan dijahil-i atau dikerjai. Kadang kala sudah menginjak dewasa pun masih seperti itu. Bahkan ada juga saat sudah tua dan berkeluarga masih sering melakukan hal konyol seperti itu untuk teman dekat.
Perayaan seperti itu bisa dirayakan dengan banyak cara. Ada yang memberikan perlakuan khusus dan ada juga yang memberikan bingkisan istimewa. Lalu, yang ada di puisi ini seperti apa? Mari kita baca bersama.
Hadiah Kecil dari Sahabat Lama
Puisi Sederhana tentang Persahabatan dengan Teman
Mata berkaca-kaca
Butir bening menetes
Kedua tangan memegang erat
Kotak kardus berlapis bungkus
Pita menyimpul bunga
Merah, kuning, pink
Dada naik turun teratur
Senyum tipis menyungging
Tak kuasa ku
Tahan haru dan bahagia
Hadiahmu bunga
Terima kasih sahabat lama
Kau satu
Aku bangga, bahagia
Jarak tak memisahkan jiwa
Persahabatan tertali lama
Kau lama rindu ku
Datang khusus ku
Kau kadang ku lupa
Bahagia tak terkira
Bahagia rasanya ya? Jelas sekali. Bayangkan saja, sahabat lama yang sudah jarang bertemu datang dan memberikan sebuah kado pada hari ulang tahun kita. Siapa yang tidak senang.
Pertama, saat itu adalah saat bahagia karena kita bertemu dengan teman lama yang tentu saja sudah kita rindukan. Kedua, kita merasa sangat senang karena teman kita itu, meski lama tidak bertemu, masih ingat hari spesial kita. Bahkan sampai memberikan kado segala.
Dua kebahagiaan melebur menjadi satu. Pasti senang dan bangga mempunyai teman semacam itu. Meski tidak semua teman seperti itu, benar tidak?
Puisi 5 bait di atas dibuka dengan suatu perasaan yang sangat haru. Digambarkan matanya sampai berkaca-kaca. Bahkan air mata sampai menetes, menangis.
Perasaan haru tersebut tak lain disebabkan karena sebuah pemberian yang sangat spesial, “kotak kardus berlapis bungkus”. Larik tersebut kurang lebih menggambarkan atau melambangkan sebuah kado.
Bait berikutnya mendukung bait pertama. Dua larik pertama mendeskripsikan “kado” yang dimaksud pada bait sebelumnya. Selanjutnya dua larik berikutnya kembali menggambarkan bagaimana perasaan yang dirasakan oleh sang tokoh utama.
Ini sangat menyentuh, apalagi jika kita mengikutinya sampai pada larik terakhir bait kelima dalam puisi di atas. Rekan semua bisa menelusuri lebih jauh bagaimana isi dan pesan yang ingin disampaikan penulis.
Sedikit saja penjelasan kita untuk karya terakhir kita hari ini. Mudah-mudahan bisa menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan berkenan bagi rekan pembaca semua. Jangan lupa untuk lanjut ke beberapa karya lain dibagian bawah.