Puisi Singkat Tentang Teman, Masa Kecil yang Penuh Kenangan – entah perbedaannya seperti apa, yang jelas saya pribadi membedakan beberapa istilah mengenai hal ini. Sahabat merujuk kepada anak remaja sekolah menengah atas dan dewasa sementara teman lebih ke masa kanak-kanak.
Meski sebenarnya tidak demikian tetapi disini kita akan mengungkapkan teman dalam masa kecil yaitu masa ketika masih anak-anak. Tentu saja lagi-lagi karya ini merupakan karya amatir yang tidak sempurna.
Karya ini hanya untuk sebagai bahan belajar kita dalam menuangkan ide dan gagasan dari pikiran kita. Mungkin akan lebih cocok untuk adik-adik pelajar yang masih sekolah baik itu untuk sekedar hiburan maupun bahan latihan.
Karya kita kali ini akan terdiri dari dua judul sekaligus mengingat kita akan menghadirkan yang bisa cepat selesai di baca. Tema yang diambil adalah tentang pertemanan.
Tentu ini akan sangat menarik bukan? Yuk kita simak langsung seperti apa puisinya. Tapi jangan dicela ya kalau kurang bagus atau tidak sesuai keinginan. Namanya juga belajar, benar tidak?
Bermandikan Air Hujan
Puisi tentang Teman
Hujan, luar biasa
Butiran air menghujam
Menghantam keras jalanan
Setapak terkoyak
Pelataran menggenang
Luapan air mata langit
Menantang beku
Berkejaran,
Becek, sekejap
Arena lumpur cipta
Luluhan molen, latar peperangan
Kami, berpacu dibawah kristal putih
Menyenangkan, gembira
Tak peduli mata mengawas
Ah, kami terima
Cubitan, bunda
Lumayan, judul yang pertama sudah cukup bagus sih meski sangat sederhana sekali. Bahasa yang digunakan sangat umum. Pilihan katanya tidak membingungkan, apalagi hanya terdiri dari 4 bait.
Singkat bukan puisi pertama di atas? Nah, untuk rekan yang ingin melanjutkan membaca puisi bisa langsung di pembahasan ini.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, kali ini kita akan menghadirkan dua puisi sekaligus. Puisi pertama sudah didepan mata, sekarang lebih baik kita nikmati yang kedua. Jangan bosan ya, yang kedua juga kurang lebih sama.
Bolang, Hobi Kami Dulu
Puisi Teman Masa Kecil Oleh Irma
Berpunggung tas sekolah melangkah
Bantaran kami susuri
Memulai kembara
Menyusuri alam desa
Melintas pagar hidup, melompat
Berbaris di galengan irigasi
Mata terus memandang, tajam
Mengawasi kegembiraan
Nomaden, tualang
Mencari hal baru
Merajut kesenangan
Kami tak lelah
Burung, ikan
Binatang melata
Tak terlewatkan
Seru, selalu ada baru
Sama dengan judul yang pertama ya, hanya terdiri dari empat bait yang pende-pendek. Tentu tidak akan membuat kita pusing atau malas untuk membacanya bukan? Bagaimana?
Bagus tidaknya ya tergantung bagaimana kita pembaca. Satu yang pasti, karya ini ditujukan sebagai salah satu bahan bacaan yang menghibur, sekaligus untuk sarana belajar.
Meski tidak sempurna tetapi jika kita sering membaca maka kita akan lebih peka lagi dengan karya-karya seperti ini. Kita akan terbiasa dan akan lebih sensitif dengan kata per kata.
Semakin sering maka kita akan terlatih. Tidak akan sulit untuk menentukan tema, mengetahui pesan moral dan unsur – unsur puisi lainnya. Disitulah kelebihannya, sembari bersantai kita bisa tetap belajar.
Menarik bukan? Makanya jangan lewatkan berbagai karya lain yang sudah kami siapkan untuk rekan semua. Silahkan dilanjutkan ke beberapa puisi tentang teman lainnya dibagian akhir. Masih banyak koleksinya.
Bagi yang ingin nimbrung, rekan bisa mengirimkan puisi karya sendiri untuk diterbitkan disitus ini. Siapa tahu banyak yang suka. Ya sudah, kali ini itu saja. Salam hangat dari kami admin situs contohcerita.com. sampai bertemu lagi!