Contohcerita.com - Masih dengan puisi religi yang akan mengajak kita semua merenung, kali ini karya yang akan kita baca adalah berjudul "postulat pemikiran". Entah, kadang diksi dalam judul tersebut memang seperti sangat tinggi, tapi pasti akan jelas nantinya.
Untuk gambaran saja, puisi yang terdiri dari 6 bait ini menceritakan tentang ketidakseimbangan antara hati dan pikiran, antara agama dan kenyataan. Jelas sekali bahwa ini merupakan bahan yang cukup untuk menjadi renungan.
Postulat Pemikiran
Puisi oleh Gunarto
Pikiran yang tak terkendali dan terlalu dini
Ingin ku gapai sebuah keniscayaan dan ku lompati tanpa dasar
Selalu ku mencari kebenaran, keberatan dan ke egoisan
Berdasar memang dengan rasa, tapi tak tentu arah.
Banyak sudah buku yang telah ku baca dengan angan
Tindakan rasa ini tak mewujudkan hasrat ini.
Goresan doktrinasi melumpuhkan agama bagi dia
Mimpi yang seolah semakin terlupa jauh dengan khayalan.
Apakah ketika manusia mengadu pada logika itu salah
Ketika agama semakin kalah dengan kenyataan.
Rasa rindu akan peradaban pikiran manusia
Membuat semakin jauh pemikiran ini.
Terlalu banyak riba wahai hati
Sadarkan temanmu dalam kepergiannya.
Jauh sudah ia melangkah tak tentu arah
Mau kemana, dan akan kemana.
Engkau memang penghasut yang ulung wahai hati
Jangan kau biarkan pikiranmu terkontaminasi.
Engkau penetral jemari pembuka buku kehidupan
Yang tak selalu dianggap remeh manusia.
Mimpinya tinggi bagai revolusi tanpa dahi
Padahal keningnya harus tunduk seperti padi .
Ia tak sadar logika dan materialisme sudah melumpuhkannya
Ketika tuhan tak mau dibela.
Tentu saja, hal-hal yang berbau atau berhubungan dengan keyakinan dalam diri seseorang memang sangat pribadi. Namun begitu hal seperti ini, antara apa yang ada di hati dan apa yang ada dipikiran harus sesuai jalur keyakinan.
Ah sudahlah, pembaca tentu bisa menafsirkan dan mengapresiasikan sendiri makna dan pesan yang ada dalam puisi religi di atas. Sekarang, silahkan lanjut ke beberapa karya lain yang sudah disiapkan dibagian bawah.
Tentu saja, hal-hal yang berbau atau berhubungan dengan keyakinan dalam diri seseorang memang sangat pribadi. Namun begitu hal seperti ini, antara apa yang ada di hati dan apa yang ada dipikiran harus sesuai jalur keyakinan.
Ah sudahlah, pembaca tentu bisa menafsirkan dan mengapresiasikan sendiri makna dan pesan yang ada dalam puisi religi di atas. Sekarang, silahkan lanjut ke beberapa karya lain yang sudah disiapkan dibagian bawah.