Contoh Cerita 3 Sahabat yang Singkat – bisa dua orang, atau bahkan
bisa sampai satu geng yang terdiri dari 5 sampai 10 orang, persahabatan memang
tumbuh dengan sendirinya. Tiga orang dengan satu kesamaan bisa menjadi dekat
dan bisa menjadi sahabat. Cerita cerpen berikut ini salah satu contoh ikatan
persahabatan itu.
Cerpen singkat berikut mengangkat
tema perselisihan diantara dua orang sahabat. Singkatnya, ada tiga orang
sahabat. Salah satu dari mereka meminta bantuan sahabat lainnya untuk mengambil
gambar, memfoto momen pertemuannya dengan seorang gadis yang disukai.
Sayang, hasil foto yang diambil
kurang memuaskan. Akhirnya sahabat itu pun kecewa, bahkan sempat marah dan
berkata – kata kurang sopan. Seperti apa kejadian sebenarnya? Dari pada
penasaran lebih baik kita langsung ke ceritanya.
Sahabat yang Tak Pernah Akur
Cerita 3 Sahabat
“Bodo benar kamu sih Jeck, di
suruh ngambil foto hasilnya kayak gini. Sini-lah…” Luwis segera mengambil
kamera dari tangan Jecky sahabatnya sambil menunjukkan raut muka kecewa. Jecky
hanya bisa terdiam melihat kekecewaan yang sahabatnya rasakan. Ia melepas Luwis
dengan pandangan menyesal. “Sabar Jeck, jangan diambil hati ya”, hibur Roland.
Kemudian, selang beberapa waktu
Jecky pun berlalu dari pantai itu bersama Roland. Pergi menuju rumah masing-masing. Di jalan
masih saja terbayang tingkah laku sahabatnya yang tampak begitu kecewa atas apa
yang sudah terjadi.
Luwis sampai di rumah dengan muka
manyun. Ia sangat menyesal kehilangan momen berharga ketika ia berkenalan
dengan seorang gadis yang sudah lama ia dekati. Saat itu ia berharap sahabatnya
Jecky bisa mengabadikan momen pertemuannya.
Namun sayang, Jecky mengambil
gambar tidak sempurna. Sampai di dalam rumah Luwis masih saja mengomel dan
kesal dengan Jecky.
“Orang suruh ngambil foto malah
angong aja… dasar bodoh!”
“Kamu ini ada apa sih Dek,
perasaan dari tadi kakak perhatikan mengomel sendiri…”
“Iya kak… sebel sama Jecky!”
“Emang kenapa dengan Jecky sih?”
“Biasalah, bodo banget dia kak.
Masak suruh ngambil gambar aja enggak becus!”
“Ya udah, mungkin dia emang
enggak pintar fotografi…”
“Ya masak seperti itu aja enggak
bisa…”
“Iya sudah… lagi pula dia kan
sahabat kamu… kalau enggak ada dia juga kamu kan repot juga”
“Repot apa…!”
“Bukan cuma repot tapi kangen
juga… kemarin siapa yang sewot nanyain jecky terus…. Sudah, sudah, lebih baik
kamu mandi dan makan dulu. Kakak sudah buat masakan kesukaan kamu tuh…”
Dengan mulut yang masih mengomel
Luwis kemudian masuk ke kamarnya. Ia pun segera ke kamar mandi untuk
membersihkan badan.
***
Hari itu seharian di sekolah
Luwis tidak bertemu dengan Jecky. Meski sahabatan, Luwis dan Jecky memang tidak
satu kelas tetapi beda kelas.
Biasanya saat istirahat mereka berdua selalu menghabiskan waktu berdua di kantin. Hari itu, Jecky tak terlihat di kantin sekolah. Sampai pulang sekolah, Luwis sama sekali tidak bertemu dengan sahabatnya. “Kemana tuh bedul, tumben amat enggak muncul…”
Biasanya saat istirahat mereka berdua selalu menghabiskan waktu berdua di kantin. Hari itu, Jecky tak terlihat di kantin sekolah. Sampai pulang sekolah, Luwis sama sekali tidak bertemu dengan sahabatnya. “Kemana tuh bedul, tumben amat enggak muncul…”
Jam pelajaran sekolah selesai.
Tengah hari lebih anak sekolah pulang. Hari itu Luwis langsung pulang karena
tidak menemukan Jecky atau pun Roland. Di perjalanan hatinya sempat
bertanya-tanya kemana para sahabatnya menghilang.
Di depan pintu rumah, ia langsung
meletakkan tasnya di lantai. Ia pun menghempaskan tubuhnya di lantai. Di teras.
Ia tidak segera masuk. Matanya melihat ke sana ke mari, seolah menantikan
seseorang.
“Sudah pulang kamu Dek…”
“Udah kak…”
“Ya ngapain di depan, makan
dulu…”
“Iya nanti kak, masih panas…”
Hampir setengah jam Luwis duduk
lesehan di teras depan. Di tangannya ia bolak-balik memainkan ponsel. Setelah
sedikit bosan, ia langsung masuk ke kamar. Tanpa mengganti baju, ia langsung menghempaskan
tubuhnya di kasur. Tidur.
Jam 3 sore, tiba-tiba Luwis kaget
pintu kamarnya di gedor oleh sang kakak. “Wis, Luwis…. Bangun Dek, ada teman
kamu di luar tuh…” “Dek… bangun…!” “Iya kak… siapa sih…” “Enggak tahu di
depan…”
Luwis segera bangun dan menuju ke
depan. Ia segera membuka pintu dan didapatinya Jecky sudah duduk di kursi
teras.
“Sudah lama Jeck… Roland”
“Belum… baru aja… Eh, kamu lagi
istirahat ya, sori ya…”
“Enggak, udah dari tadi juga
tidur….”
“Em… eh, sori ya Wis kemarin. Gue
memang enggak pintar fotografi…”
“Iya, udahlah enggak usah di
bahas lagi….”
“Iya benar, kita bertiga kan
sahabat jadi tidak usah diperpanjang lagi…”
“Iya, sori banget ya Wis, lain
kali enggak kayak gitu lagi geh, janji….”
“Iya, iya…
“Sebagai permintaan maaf, gue
udah bawain hadiah nih buat loe…?”
“Apaan tuh…?”
“Cacing….”
“Maksud loe….?”
“Sore ini kita mancing aja yuk….”
“Dimana?”
“Ada pemancingan seru, bukan di
kolam tapi di sungai. Katanya banyak ikan disana. Yuk…”
“Yaudah, loe yang di depan…”
“Oke….”
Luwis dan Jecky akhirnya pergi ke
sungai memancing, Contoh Cerita 3 Sahabat yang Singkat. Dua sahabat sering marahan dan tak pernah akur itu akhirnya
baikan.