Kisah Bu Em yang Membuat Geger Sebuah Sekolah

Kalau lagi ada orang marah, lebih baik jauh-jauh deh. Sama saja dengan kalau ada orang yang otaknya miring, sinting, lebih baik pergi menjauh dari pada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Meski otaknya waras sekalipun, tapi kalau lagi emosi maka ia akan menjadi budak dan diperalat oleh setan.


Hal seperti ini sudah tidak perlu dijabarkan panjang lebar. Anda mungkin sudah sering mendengar, atau bahkan melihat dan menyaksikan sendiri kejadian-kejadian buruk yang diakibatkan oleh emosi, amarah dan pikiran yang tidak waras.

Bisa jadi ada kisah dari temannya teman kita, atau tetangga jauh atau kenalan dan sebagainya. Tapi semoga saja hal buruk bisa jauh dan tidak pernah menimpa anda semua yang menikmati kisah lucu hiburan ini.

Ceritanya, di sebuah sekolah dasar di pinggiran kota, seorang guru meminta para murid mengerjakan satu tugas. Ia memberikan tugas muridnya untuk bertanya pada orang tua mereka satu cerita yang ada pesan moral atau nilai moralnya.

Keesokan harinya, sang guru meminta satu per satu muridnya untuk menceritakan cerita yang didapat dari orang tua mereka secara bergiliran. Seorang murid bernama Ana pun mulai bercerita.

Orang tuaku adalah seorang peternak ayam. Suatu hari, kami hendak membawa telur-telur ayam kami ke pasar untuk di jual. Kami mengangkut telur-telur itu dengan keranjang. Saat sedang membawa keranjang ke mobil, tak sengaja keranjang itu terjatuh dan semua telur hancur di tanah.

Sang guru pun tersenyum, “lalu apa pesan moralnya Ana?”, tanya sang guru. “Pesan moralnya adalah jangan letakkan semua telur di satu keranjang”, ucap Ana. “Bagus…”, jawab sang guru.

Berikutnya adalah Paijem, ia langsung mulai bercerita. Keluargaku juga peternak ayam. Tapi kami beternak ayam pedaging. Suatu ketika kami memiliki selusin telur ayam yang akan ditetaskan. Tetapi ketika menetas, kami hanya mendapatkan 10 anak ayam yang hidup.

“Pesan moralnya apa Jem?”, tanya sang guru. “Pesannya, jangan hitung ayam sebelum menetas”, jawab Paijem dengan percaya diri.

Paijem pun mendapatkan pujian dari sang guru karena telah membawakan sebuah cerita menarik dan bagus. Setelah itu, sang guru mengalihkan pandangannya ke murid lain dan menunjuk satu murid dibagian pojok belakang, “bagaimana dengan kamu Kirun, apa ceritamu?”, tanya sang guru.

Kirun pun mulai bercerita. Bapakku bercerita tentang Bu Em. Kata bapak, Bu Em ini awalnya seorang teknisi pesawat. Ia pernah terlibat dalam perang dunia dua. Saat itu ia dan tim dalam pesawat yang sangat ia cintai. Tiba-tiba pesawat tertembak, ia pun harus jatuh ke wilayah musuh.

Dengan emosi yang meluap-luap ibu Em mampu mengalahkan ratusan musuh sampai bisa selamat. Kemudian, setelah kejadian itu, Bu Em memutuskan pensiun dan menjadi guru. Suatu ketika rumahnya di rampok, guci kesayangannya pecah dan ia sangat marah.

Karena sangat emosi, 10 perampok di rumahnya pun bisa dilibas habis. Padahal perampoknya bertubuh kekar dan dia seorang wanita. Begitulah panjang lebar murid yang bernama Kirun itu bercerita.

Sang guru menanggapi dengan sangat antusias, “Ya Tuhan, sungguh mengerikan. Lalu apa pesan moral cerita tersebut Run?”, tanya sang guru. “Pesan moralnya adalah jauh-jauh dari Bu Em kalau dia sedang marah”, ucap Kirun.

Back To Top