Hujan Deras, Anak Ini Nekad Berangkat Sekolah Berpayung Daun Pisang demi Masa Depan

Sebut saja namanya Andi. Ia adalah anak kecil yang masih sekolah kelas 1 SMP. Ia adalah anak pertama dari keluarga petani miskin yang ingin pintar dan berpendidikan tinggi. Selama sekolah, ia sama sekali tidak pernah membolos atau tidak berangkat. Bahkan dalam keadaan sakit sekalipun ia selalu memaksakan diri berangkat sekolah.

Foto: Ilustrasi

Seperti nasehat sang ayah, ia bercita-cita untuk jadi anak yang pandai. Ia ingin pintar, mendapatkan beasiswa dan bisa sekolah sampai perguruan tinggi. Ia ingin menjadi yang terbaik di kelas dan di sekolahnya.

Cita-cita dan impian itu sama sekali tidak mudah ia jalani. Jarak dari rumah ke sekolah yang lebih dari 1 kilometer harus ia tempuh dengan jalan kaki. Baginya, dari pada naik angkot lebih baik uangnya ia tabung untuk biaya sekolah.

Ia tidak mau jadi seperti orang tuanya yang selalu kekurangan dan dianggap rendah oleh tetangganya. Karena itu ia selalu bersemangat dan rajin ke sekolah.

Bagi Andi, perjuangan itu sama sekali tak mudah. Pagi buta ia harus bangun untuk belajar dan membantu ibunya di dapur. Mencuci piring, membersihkan halaman, semua itu ia lakukan agar ibunya bisa cepat selesai dan bisa segera pergi ke sawah.

Setelah beres, berbekal sarapan apa adanya, lebih sering sarapan dengan beberapa potong singkong rebus, ia harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk pergi sekolah.

Pagi itu cuaca tidak mendukung, dari jam 5 pagi sudah hujan dan sampai waktunya Andi berangkat sekolah masih hujan deras.

Anda tak kurang akal. Ia memakai kaos dan celana pendek, baju sekolahnya ia masukkan ke dalam plastik keresek warna hitam.

Sepatu ia pakai, ia juga melindungi sepatunya dengan plastik hitam agar tidak basah. Ia juga tak lupa memasukkan buku miliknya ke dalam plastik yang lebih besar.

Kakinya ia masukkan ke plastik keresek warna hitam, plastik itu ia ikat di atas mata kaki hingga menutupi seluruh sepatu dan kaus kaki yang digunakan. Setelah siap ia segera mengambil selembar daun pisang yang sudah disiapkan sebelumnya.

Dengan berlari kecil, Andi berangkat ke sekolah berpayung daun pisang. Di jalan, ia sempat jatuh ke dalam kubangan yang berisi air. Maklum, jalan cukup licin apalagi Andi melangkah di atas sepatu yang dilapisi plastik keresek.

Sesampainya di gerbang sekolah, ternyata perjuangan Andi belum selesai. Sebelum selesai mengganti baju, tiba-tiba ia merasa kepalanya sedikit pusing dan jatuh ke lantai.

Akhirnya ia harus dipapah oleh satpam sekolah menuju UKS. Disana baru diketahui ada luka lecet di belakang kepalanya yang mengeluarkan darah, akibat jatuh di jalan.

Meski dengan basah kuyup dan darah bercucuran, Andi bisa sampai sekolah tepat waktu dan tidak ketinggalan pelajaran apapun.

Di jam pertama ia mendapatkan apreasiasi atas perjuangannya berangkat ke sekolah. “Bapak yakin, Andi adalah sosok murid teladan yang kelak akan menjadi orang sukses”, ucap bapak guru di depan kelas setelah menceritakan apa yang dilakukan oleh Andi.

Back To Top