Enggak semua yang dekat di hati dekat di mata, begitu juga sebaliknya. Ranny kini merasakan sesuatu yang selalu saja membuat ia bimbang, ragu bahkan sedih tak terkira. Sudah setahun terakhir ia memendam rindu pada mantan sahabat yang telah menjadi kekasihnya.
Dekat di hati namun nyatanya jauh di mata, Rizal terpaksa meninggalkan Ranny untuk menggapai cita-cita. “Jalani hidup ini dengan baik Ran, jangan jadikan perpisahan kita sebagai penghalang kesuksesan”.
Pesan terakhir Rizal selalu menghiasi malam-malam sepi Ranny. Bahkan, ketika ada seseorang yang coba mendekati Ranny, ia selalu saja tertahan dengan wajah imut mantan sahabatnya yang jauh disana.
Meski selalu berkomunikasi, rutin, bagi Ranny itu semua menjadi sangat membosankan ketika ia tak bisa menatap langsung wajah Rizal.
Apalagi minggu-minggu ini, setelah kemarin berjibaku dengan ulangan mid semester, ia sama sekali tak bisa lepas dari bayangan Rizal.
Hari ulang tahun jadian mereka tinggal beberapa hari lagi, itu yang membuat Ranny tak tenang. Ada kerinduan yang begitu besar di dadanya. “Akankah aku bisa bertahan dengan semua ini?”