Pasti Bisa, itu yang dikatakan oleh Penyanyi Bondan & Fade 2 Black dalam salah satu lagunya yang cukup terkenal. Tapi sepertinya hal seperti itu tak berlaku pada kehidupan Iwan. Buktinya, kehidupan dia sudah dari dulu seperti itu dan masih seperti itu juga, seolah tak bergulir sedikitpun.
Iwan sebenarnya adalah sosok pemuda yang cerdas meski ia tak seberuntung orang lain yang bisa mengenyam pendidikan tinggi. Terlahir di keluarga miskin membuat Iwan harus mau menelan segala kegetiran.
Sejak usia 10 tahun ia sudah terbiasa dengan kehidupan yang sulit, hidup yang bengis. Di usia remaja ia sudah mulai berani bermimpi, meski dengan caranya sendiri.
Usia Iwan kita sudah cukup tua bagi kehidupannya. Dua puluh lima tahun, dalam kehidupannya merupakan umur yang sudah cukup bangkotan, cukup tua untuk berdiri sendiri.
Namun begitu ia belum bisa lepas dari keluarga, keluarga yang masih selalu setia dalam kelaparan. Kesana kemari, peras keringat menjadi peyangga tulang punggung yang sudah mulai letih memanggul beban kehidupan.
Bak seekor kerbau, ia hanya bisa menggunakan tenaga untuk mengais hidup. Tapi ia punya mimpi, mimpi yang terbungkus dalam kotak sepatu usang yang ia dapatkan di pinggir jalan.
Tinggal menunggu waktu, kotak impian usang itu sudah ia jejali dengan segala harapan dan rencana. “Satu celah kecil mungkin bisa segera mengubah duniaku”, tekad-nya dalam hati, “aku pasti bisa”.