Cerita cerpen cinta
yang indah caraku menaklukkan hati si wanita cuek dan sombong – Salah satu hal yang selalu di lakukan oleh remaja SMA
adalah mencari seorang gadis cantik yang bisa dijadikan gebetan atau pacar.
Dengan gebetan atau pacar yang cantik, remaja SMA tidak hanya bisa mendapatkan
kebahagiaan, tapi juga harga diri yang mengesankan.
Dengan pacar yang cantik, remaja SMA akan jadi lebih percaya
diri di hadapan teman-temannya. Karena pacar yang cantik adalah salah satu hal
paling mewah yang bisa di sombongkan oleh para remaja SMA.
Hal ini benar-benar terjadi padaku dan juga teman-temanku.
Kami, remaja SMA NEGERI SATU SAJA yang kini sedang duduk di kelas sebelas,
sedang sibuk dan gencar mencari seorang
gadis cantik untuk dijadikan kekasih. Memanjakan dan membahagiakannya dalam
mahligai kehidupan remaja yang begitu indah.
“Temen-teman liat tu, si Novita. Kakak kelas yang super cantik itu.” Ucap Roni saat kami sedang duduk di depan kelas.
“Temen-teman liat tu, si Novita. Kakak kelas yang super cantik itu.” Ucap Roni saat kami sedang duduk di depan kelas.
“Aduuuh.. gila, cakep bener coeg.” Timpal Ikhsan.
“Iya, seksi banget.” Ujar Roni lagi. Sedangkan aku hanya
bisa diam tanpa kata, karena memang aku tidak begitu tertarik dengan gadis bernama
Novita itu.
“Tapi sayang, dia itu cuek dan sombong banget.” Ujar Roni.
“Iya si, kalo engga udah gue pacarin tuh cewek.”
“Haha, kagak bakalan mau di sama lo.” Kami bertiga tertawa
bersama.
Yah, Novita memang salah satu idola di sekolah kami. Dia adalah
gadis yang begitu populer. Selain karena kecantikannya, dia juga sangat cerdas
dan berprestasi. Jadi, wajar saja jika dia menjadi idola para pria di sekolah.
Hanya saja, berdasarkan rumor, dia adalah gadis yang begitu
cuek dan sombong. Katanya, dia tidak sembarangan memilih teman, apa lagi pacar.
Dia hanya mau berteman dengan siswa-siswa yang se-level dengannya.
Dia juga hanya mau berpacaran dengan pria yang berotak
cerdas.
Aku sendiri sama sekali tidak tertarik dengan gadis itu.
Selain karena bukan tipe ku, aku juga bukan orang yang cerdas di sekolah. Jadi,
mustahil bagiku untuk bisa mendapatkan gadis secantik, secuek, dan sesombong
dia.
***
“Tett… tet… tet…” bel
istirahat sudah berbunyi dan aku sama sekali belum menyelesaikan tugasku.
Sialan. Beruntung, Bu Mus sedang baik hari ini. Jadi, kami di beri izin untuk
mengerjakan tugasnya di luar jam pelajaran.
Tapi, tugas tetaplah tugas. Dan jika aku mengumpulkannya
lebih dari deadline yang dia tentukan, bisa-bisa habis sudah nilaiku. Ah, guru
yang satu ini selalu bisa menyulitkanku.
Karena aku belum menyelesaikan tugasku, akhirnya aku
memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Di sana aku bisa menyelesaikan tugas
dengan lebih cepat dan mudah. Meski resikonya, aku harus merelakan waktu
nongkrong bersama teman-temanku di jam istirahat.
Aku berjalan menyusuri koridor perpustakaan. Ku pindai
satu-persatu buku yang ada di sana. Mencari buku terbaik yang bisa membantuku
untuk mempercepat menyelesaikan tugasku. Setelah lama mencari, akhirnya aku
menemukan buku yang aku inginkan.
Dengan sigap aku segera mengambil buku itu. tapi, saat aku
menariknya, ternyata buku itu terasa sedikit aneh. Buku itu sulit untuk di
ambil. Aku memperkuat tarikanku pada buku itu, tapi karena memang sulit,
akhirnya aku segera melepaskan buku itu.
Betapa terkejutnya aku, saat aku melepas buku itu, ternyata
di sisi lain rak buku ada seorang gadis yang juga menarik buku itu. ah, kurasa
bukan gadis, dia lebih mirip seperti seorang malaikat walau tanpa sayap.
Ku lihat gadis itu terpental dan sedikit kesakitan karena
menghantam rak buku yang ada di belakangnya. Aku pun segera menghampiri gadis
itu dan meminta maaf padanya. Dan ternyata, gadis itu adalah Novita. Aku tau
karena aku melihat tag nama yang ada di seragamnya.
“Aduh sori-sori... gue ngga tau kalo lo juga pengen buku
ini.” ucapku padanya. Dia masih sedikit kesakitan sembari menatap ku tajam.
Sial, dia tampak begitu cantik saat sedang marah begini. Dan tanpa bicara
apa-apa, dia segera pergi meninggalkanku.
Setelah kejadian itu, aku merasa Novita benar-benar cantik.
Kurasa dia memang gadis yang cerdas. Matanya begitu sayu, dan bibirnya tampak
begitu sensual. Kurasa aku sudah jatuh cinta padanya. Meski aku tidak yakin
bisa mendapatkan hatinya, aku tetap akan bertekad untuk mengejar cintanya.
Di lain hari, saat jam istirahat tiba, aku kembali pergi ke
perpustakaan. Tentu saja kali ini bukan karena ingin mengerjakan tugas, atau
pun ingin membaca buku. Tapi, kali ini aku hanya ingin bertemu Novita.
Saat aku sudah sampai di perpus, kudapati dia sedang duduk
sendirian. Dia tampak sedang asik membaca buku. Hah, dia benar-benar manis.
Dengan tekad yang bulat dan keberanian yang matang, akhirnya
aku beranjak menghampirinya.
“Hey… gue minta maaf ya soal yang kemaren.” Ucapku padanya.
Dia menatap kearahku dengan tatapan yang aneh. Sama sekali tak berucap. Lalu
kembali menatap ke arah bukunya.
“Yeee… ngga dimaafin nih gue?” tanya ku lagi. Dia masih tak
bersuara dan tetap saja sibuk dengan bukunya.
“Yaudah deh kalo ngga boleh minta maaf, gue minta pin BBM lo
aja. Hehe.” Ucapku lagi. Dia sedikit tersenyum setelah aku mengucapkannya. Tapi
dia masih belum menoleh ke arahku. Aneh sekali.
“Kok lo senyum-senyum sendiri si. Aneh banget.”
“Haha, nggapapa, ini bukunya lucu.” Akhirnya dia bersuara.
“Oh, tapi gimana? Gue boleh minta pin BBM lo engga?”
“Enggak.” Jawabnya singkat lalu beranjak pergi meninggalkanku. Sialan.
Tapi, aku masih belum menyerah. Dimana ada kemauan di situ
ada jalan. Dengan sedikit bantuan dari Roni dan Ikhsan, akhirny aku bisa
mendapatkan apa yang aku inginkan. Pin BBM Novita. Dan dengan sigap aku pun
segera menghubunginya.
Benar saja, dia ternyata gadis yang benar-benar cuek. Dia
hanya membalas setiap pesan panjangku dengan sedikit karakter. Bahkan sesekali
dia juga sama sekali tak membalas pesanku. Tapi, aku percaya, batu yang keras
pasti akan luluh juga jika terus-terusan di timpa air hujan.
Sama halnya dengan Novita. Dengan penuh kesabaran dan
perjuangan, akhirnya aku bisa meluluhkan hatinya. Memang tidak spontan. Semuanya
berjalan perlahan-lahan. Dari yang tidak mau membalas pesan, jadi mau membalas.
Dari yang pesannya singkat-singkat, sampai ke pesan yang
panjang-panjang. Perlahan tapi pasti akhirnya dia mulai merasa nyaman denganku.
Dan hari ini, di perpustakaan, tempat pertama aku jatuh
cinta padanya. Aku teleh berhasil meresmikan hubunganku denganya.
Yah, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selama masih
ada kemauan. Termasuk, bisa menjadi pacar dari Novita yang terkenal dengan
kecuekan dan kesombongannya.
---oOo---